Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Monday, December 8, 2014

Chin Chin Kobakama - Dongeng Jepang

Courtesy of google image
Pada dahulu kala di Jepang hiduplah seorang wanita yang menikah dengan lelaki kaya. Menurut kisah rakyat Jepang dikabarkan bahwa sang wanita dipastikan mendapatkan apa yang diharapkannya. Oleh karenanya dia tak pernah merasakan repot. Dengan kelebihan itu dan karena terus dimanja oleh suaminya, dia menjadi semaunya sendiri. Sampai-sampai dia malas sekali mengangkat tubuhnya hanya untuk membuang tusuk gigi sekalipun. Padahal dia yang telah memakainya.

http://robust-chemical.com/lemari-asam-fume-hood-based-on-wooden-structure/ .adv - Lelaki yang dicintai oleh wanita itu sangat sibuk mengurusi kekayaannya sehingga tak mempunyai waktu untuk mendidik istrinya. Meskipun demikian, lelaki itu tak pernah sekalipun itu meninggalkan sang istrinya walaupun hanya semalam. Sayangnya, pekerjaannya sebagai pedagang mau tidak mau memaksanya untuk pergi meninggalkan istrinya selama beberapa hari.

Suatu ketika si lelaki ini harus meninggalkan istrinya di rumah disebabkan adanya kesalahan dari anak buahnya yang tak becus dalam bekerja. Dia pun dikomplain kliennya. Dengan berat hati wanita itu merelakan kepergian sang suami dari sisinya.

Pada malam hari ketika ditinggal suaminya, si perempuan ini sangat sulit untuk memejamkan mata. Dia gelisah. Inilah kali pertama si wanita ditinggal suami sendirian. Pada saat yang sama, muncullah sekawanan manusia kerdil. Sekelompok manusia kerdil ini memiliki muka yang menyeramkan, mengenakan pakaian seperti suaminya seraya membawa sebuah pedang sepanjang lima sentimeter. Lucunya, para manusia kerdil ini hanya menari-nari mengelilinginya, sambil mengatakan, "Kami chin chin kobakama. Kami chin chin kobakama. Malam sudah larut, tidurlah tuan putri". Justru oleh sebab nyanyian itu si wanita harus terjaga semalaman. Baru ketika waktu menjelang pagi, dia akhirnya bisa tertidur. Itu pun disebabkan manusia kerdil itu sudah menghilang.

Siatuasi seperti ini rupanya tak hanya sekali dialaminya. Selama suaminya pergi, para manusia kerdil ini selalu kembali, menari-nari, dan meneriakkan kalimat yang sama berulang-ulang. Dia tak mengabarkannya kepada siapapun termasuk para pelayannya. Dia khawatir menjadi bahan tertawaan. Baru setelah suaminya pulang, dia mengabarkannya. Itu pun setelah dia dipaksa untuk cerita.

"Kamu belum tidur?" tanya si lelaki ketika melihat istri tercintanya belum juga memejamkan mata.

"Belum bisa tertidur", sahutnya.

"Kenapa? Apa penyebabnya?"

"Tidak ah. Kamu pasti tertawa mendengar ceritaku."

"Oh, ayolah, aku takkan tertawa. Apa ceritamu sejenis cerita lucu?"

Istrinya itu menggelengkan wajahnya, lalu melihat suaminya. Diwaktu awal dia ragu-ragu untuk bisa menceritakannya, tapi akhirnya dia memutuskan untuk menceritakannya. "Tapi, berjanjilah tidak menertawakannya."

"Ya, aku berjanji."

"Setiap malam, saat kau pergi, ada sekelompok manusia kerdil masuk ke kamar ini. Mereka menggodaku dan meneriakkan, 'Kami chin chin kobakama. Kami chin chin kobakawa. Malam sudah larut, tuan putri tidurlah.' Begitulah, aku tidak tertidur sampai pagi menjelang".

Si suami sama sekali tidak tertawa mendengar penjelasan istrinya. Yang terjadi justru, dia mendengarkan dengan seksama. "Jangan khawatir sayang, aku akan memberi mereka pelajaran."

Malam keesokan harinya, pedagang itu berpura-pura pergi lagi untuk menarik chin chin kobakama keluar. Dan, benar saja, mereka pun datang kembali pada malam hari. Si pedagang kemudian mengintip dari luar. Bukannya emosi, si pedagang justru tersenyum. Lalu, dia masuk kamarnya dan mengusir kelompok manusia kerdil itu. Dalam sekejap, mereka langsung sirna. Yang tersisa hanyalah pedang yang tak lain adalah tusuk gigi bekas yang belum dibuang oleh si istri.

Si pedagang pun memperlihatkan pada istrinya. "Mungkin akibat kamu malas membersihkan semua ini. Manusia-manusia kerdil itu kembali datang untuk menggodamu".

Cerita ini memberikan pelajaran kepada orang-orang untuk sadar akan kebersihan.

dari: Jepang/dongenganakdunia.com
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...