Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Friday, February 5, 2016

Anak Dan Ibu Gagak - Dongeng Yunani Kuno

Courtesy of ceritakokok.blogspot.com
dongeng anak dunia - Pulanglah seekor sang Anak Gagak dengan membawa makanan, sepotong roti segar untuk dipersembahkan kepada sang Ibu Gagak. "Dari mana kamu dapatkan makanan roti ini anakku?" bertanya sang ibu dengan matanya yang tajam menatap sang anak.

"Aku tadi mencuri dari rumah bapak petani dikampung, ibu!" menjawab sang anak.

"Bagus, kamu hebat anakku!" sang Ibu Gagak bukannya marah malah sebaliknya, sang ibu sangat senang dengan kelakuan sang Anak Gagak yang telah berani mencuri bukan menasehatinya.

Dan sang Ibu Gagak inipun malah menyuruh sang Anak Gagak untuk mengambil yang lebih banyak lagi seperti daging atau makanan lain yang lebih mahal dan lebih enak dari yang sekarang dia dapatkan.

"Kamu sekarang sudah menjadi anak yang hebat dan pintar. Tetapi hati-hatilah, cari lengahnya sang tuan ketika akan mencuri sesuatu, nak!"

"Tentu saja Ibu, aku tahu semua yang Ibu katakan dan aku bisa melakukan yang terbaik lagi," sang Anak Gagak ini bangga sekali atas pujiaan dari sang Ibunya.

Hari berikutnya sang Anak Gagak ini telah berjalan lagi pergi kekampung para petani untuk mencuri apa saja yang sekiranya dapat dia ambil, dan tentu saja dia akan mendapat pujian yang lain dari sang ibunya.

Hari itu sang Anak Gagak mendapatkan sebuah pisau yang berkilat-kilat ketika ada cahaya yang menyinari pisau tajam tersebut.

Hari berikutnya sang Anak Gagak pergi lagi, dia sekarang semakin berani saja dengan ulah mencurinya, maka sang Anak Gagak itu masuk kerumah Bapak Tani. Dan diatas meja makan sang Bapak Tani dia menemukan sebuah garpu putih yang terbuat dari perak yang berkilau ketika ada cahaya yang menerpanya.

Hari berikutnya dan hari berikutnya yang lain, sang Anak Gagak lebih hebat dan hebat lagi dalam soal mencuri.

Sehingga dirumahnya sang Gagak telah terkumpul bermacam-macam perhiasan, cincin emas, gelang emas dan perak, peniti emas dan perak, segala macam bros juga terbuat dari berbagai macam emas yang mahal harganya. Seperti sebuah galeri saja rumah sang Gagak yang anaknya pandai mencuri ini.

Serta-merta dengan rasa bangga sang Ibu Gagak itupun bercerita kepada kawan-kawannya, tentang apa yang telah didapatkan sang Anak yang sangat pintar mencuri. Dan Juga barang-barangnya yang begitu banyak ada dirumah mereka berdua.

Itulah sang Anak Gagak yang telah lupa daratan karena pujian sang Ibu Gagak yang menyesatkan jalan pikirannya.

Bosan juga sang Anak Gagak itu mencuri didalam rumah penduduk kampung terlalu mudah baginya. Sehingga kini sang Anak Gagak beralih sasaran kerumah burung atau sarang burung lain yang menjadi sasarannya. Merasa akulah burung Gagak terbaik yang pernah terlahir kedunia ini.

Perbuatan yang penuh resiko sekali, sang Anak Gagak berlaku sangat hati-hati dan harus benar-benar pandai menghitung siasat. Namun nasib sial lagi menimpahnya, sang Anak Gagak inipun tertangkap basah ketika mencuri disebuah sarang burung lain.

Dikawal dua ekor elang yang sangat kuat, menunggu akan di adili dan hukuman apa yang pantas untuknya. Sang Anak Gagak ini telah pasrah tentang hukuman yang jatuh kepadanya adalah hukuman yang sangat berat sekali.

Sebab tindakkan mencuri dari sarang sesama burung telah dia lakukan, pastilah dia akan dibenci sesama burung karena telah mencoreng nama baik mereka.

Hampir seluruh penduduk hutan berkumpul untuk menyaksikan keputusan apa yuang akan dijatuhkan kepada sang Anak Gagak. Dan pembelaan pun dilakukan dari pihak bangsa burung Gagak untuk membela sang Anak Burung Gagak tersebut namun tetap saja tidak mengurangi pengaruh hukuman.

Setelah dijatuhkan hukuman, sang Anak Gagak inipun mengajukkan permintaan untuk bertemu dulu dengan Ibunya sebelum menjalani hukuman.

Sang hakim kala itu setuju, maka dipanggillah sang Ibu Gagak. Setelah bertemu sang Anak Gagak inipun mengamuknya serta merta sang Ibu di cakar-cakarnya dan dipatuk-patuk dengan paruhnya, dia sangat jengkel sekali terhadap Ibunya. Sang Ibu tidak pernah memberi nasehat yang baik terhadapnya malah sebaliknya sang Ibu menyuruhnya untuk berbuat perbuatan yang sangat jahat untuk mencuri.

Ibu selalu menyuruh untuk mencuri dan Ibu akan bangga kalau saya berhasil mencuri bukan menasehati anaknya untuk berbuat baik.

"Aku telah bertemu ibuku yang telah menyuruhku untuk mencuri dan aku telah puas mencakarnya, silahkan hukum aku sekarang juga."

"Kalian jangan terlalu menyalahkanku, sebab ketika aku sangat kecil sekali Ibuku menyuruhku untuk berbuat tidak baik, aku menurut saja sebab aku kira itu perbuatan baik."

"Aku tidak tahu perbuatan jahat diputar balikkan sama Ibuku menjadi seolah-olah itu perbuatan baik."

"Tidak mungkin aku akan sejahat ini kalau saja aku tidak diajari oleh Ibuku perbutan jahat" sang Anak Gagak inipun berhenti menutup pidatonya.

Diapun dihukum disebuah pohon elm, diikatkanlah dia dibatang pohon tersebut, inilah hukuman yang akan menjadi contoh kepada siapa saja yang melanggar hukum dihutan rimba itu.

Tingkah dan perlakuan kita akan dipengaruhi lingkungan tempat kita berada saat ini, yang pertama adalah lingkungan paling dekat yaitu keluarga. Tanamkan rasa tanggung jawab pada anak kita dan berbuat baiklah untuk menjadi contoh teladan anak kita. Sekian.

Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih

Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...