Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Friday, February 5, 2016

Sang Keledai Yang Ingin Bernyanyi - Dongeng India

Courtesy of dongeia.blogspot.com
dongeng anak dunia - Matahari pagi itu bersinar alangkah indahnya dengan udara yang sangat sejuk. Rerumputan masih dibalut embun pagi yang begitu indah. Ketika sang surya itu menyinari embun, berkilauanlah sang embun bagaikan mutiara-mutiara indah.

Sang keledai itu menjulurkan lidahnya keluar dan hidungnyapun ikut basah oleh embun pagi yang menempel diatas hidungnya.

Terus dan terus sang keledai itu menjilati embun pagi yang ada disekitar tempat itu seperti tidak ada puasnya saja. Dilihat dari penampilannya sang keledai ini begitu kurus sekali seperti kurang makan saja, aneh nian padahal ditempat itu terdapat begitu banyak rumput hijau muda yang biasanya menjadi makanan kesukaan sang keledai.

Dari tubuhnya yang super kurus itu kelihatan sekali tonjolan tulang iganya yang nampak keluar menggambarkan hidupnya.

Betapa ironis sekali ditempat yang subur makmur itu terdapat sang keledai yang kelaparan dan seperti kurang makan saja.

Keempat dari kaki sang keledai itu seperti gemetar menahan berat beban badannya, sesekali dia mau jatuh kedepan dan mau terjerebag kebelakang. Namun tetap saja sang keledai ini dengan gigih berusaha untuk menjilati sang embun dipucuk rerumputan.

Pada kondisi yang begitu parah inilah sang keledai ditemukan sang petani yang baik hati.

"Kasihan sekali kamu sang keledai!" bisik sang petani itu yang merasa iba, melihat keadaan sang keledai yang sedemikian rupa sakit parahnya.

"Hanya karena sang musiklah aku menjadi demikian," berkata sang keledai itu kepada sang bapak tani yang baik hati itu.

"Apa, musik. Ada apakah dengan musik yang kamu maksud?"

"Pernahkan kamu mendengarkan sang jangkrik bersenandung lagu yang sangat indah sehingga kamu bisa terbuai nyanyian tersebut?" sang keledai meneruskan pembicaraannya.

"Dan tahukah kamu hai bapak tani sang jangkrik hanya menjilati embun pagi saja tetapi bisa bersuara begitu indah untuk didengar siapa saja!" serunya sangat bersemangat sekali.

"Namun aku sudah seminggu ini hanya menjilati embun masih belum bisa bernyanyi seperti sang jangkrik itu!" serunya kembali. "Hanya bisa meringkik saja tetap dari dulu!" sang keledai begitu sedih menutup bicaranya.

"Ya ampun, betapa bodohnya kamu keledai, mungkin kamu bodoh sekali!" bapak tani yang baik hati itu tertawa.

Lantas saja sang petani itupun mencari tunas rerumputan muda yang hijau empuk untuk segera dimakan sang keledai.

"Hai kamu pikir setelah aku makan rumput aku akan bisa meringkik seperti kamu!"

Semua orang hidup dengan bakat dan kemampuan berbeda, asahlah kemampuan yang kamu punya biar lebih mahir dan akan menjadi modal dalam perjalanan hidupmu nanti kedepan. Sekian.

Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...