Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Tuesday, February 2, 2016

Sang Kura-Kura Dan Sang Kelinci - Yunani kuno

Courtesy of www.anakcemerlang.com
dongeng anak dunia - Dizaman dahulu kala para binatang disuatu hutan sedang mengadakan pertandingan lomba lari. Banyak sekali para penonton yang menyaksikan pertandingan saat itu, walaupun hari itu yang akan bertanding hanyalah seekor kura-kura yang berlari lamban dan sang kelinci yang berlari cepat dan lincah. Semua sudah tahu pertandingan akan dimenangkan oleh sang kelinci, namun semua penonton masih tetap memeriahkan jalannya perlombaan ini dengan ikut menonton pertandingan lari yang tidak seimbang ini. Itulah Sifat kebersamaan mereka untuk menjujung tinggi nilai persatuan antar penduduk hutan tersebut.

Seorang wasit yang akan memimpin pertandingan sudah siap ditengah lapangan pertandingan. Dialah sang burung gagak yang gagah dengan setelan hitamnya. Sang juri menyuruh dua peserta untuk berjabatan tangan sebagai tanda persahabatan dan akan dimulai lomba, dan selanjutnya sang juripun berteriak maka larilah mereka. virtual office jakarta pusat - Sang kura-kura lari dengan mengerahkan semua tenaganya sementara sang kelinci dengan santai dan gaya konyolnya meloncat-loncat disamping sang kura-kura yang sangat kecapaian dengan berat badannya.

Terkadang dengan sengaja sang kelinci meledeknya, dia berjalan sambil sekali-kali dia makan tunas daun segar yang menjadi makanan kesukaannya. Dengan demikian perutnya menjadi kenyang dan rasa kantukpun menyerangnya.

Bukannya tidak tahu sang kura-kura diledek demikian, tetapi bapak kura-kura ini tetap fokus saja dengan larinya yang menguras seluruh tenaganya.

"Paling cepat nanti siang bapak kura-kura itu sampai digaris finish fikirnya, baiklah aku tiduran dulu." sang Kelinci berkata dalam hati.

Dipilihlah tempat yang nyaman untuk tiduran, pohon kemangi yang harum baunya dan sang kelinci inipun tertidur pulas.

Selangkah demi selangkah sang bapak kura-kura dengan napasnya yang memburu kecapaian berlari menuju garis finish.

Akhirnya garis finish itupun sudah kelihatan dari kejauhan, sementara para penonton yang menyaksikan menjadi semakin penasaran dengan tingkah sang kelinci yang masih tertidur pulas. Dari kejauhan para penonton pertandingan itu hanya melihat warna coklat bulunya sang kelinci yang diam saja.

Benar-benar sang kelinci ini meremehkan sekali kemampuan sang bapak kura-kura yang sebentar lagi akan sampai digaris finish.

Beberapa meter lagi bapak kura-kura menjelang garis finish, barulah sang kelinci bangun dari tidurnya.

Dan diapun berlari dengan memacu seluruh kekuatan dan kecepatannya, bagaikan terbang saja larinya sang kelinci ini. Diapun mengejar sang bapak kura-kura dari belakangnya dan hampir tersusul.

Riuh rendah suara penonton yang menyaksikan pertandingan lari itu, mereka memberi semangat kepada bapak kura-kura.  Juga kepada sang kelinci yang memang telah datang menyusul sang bapak kura-kura dari belakangnya.

"Ayolah bapak kura-kura sedikit lagi sampai!" teriak para penonton memberi semangat. Dan bangkitlah kembali semangat dan tenaganya setelah banyak penonton yang memberi semangat kepadanya. Dipacu terus kecepatan larinya, dengan sisa tenaganya untuk mencapai garis finish.

Detik penentuan akan terjadi, sang kelinci telah sejajar dengan sang bapak kura-kura sedikit lagi digaris finish. Namun pada saat yang bersamaan sang bapak kura-kura itu menjulurkan leher kepalanya yang panjang keluar dari batok rumah untuk mencapai garis finish.

Dan sang bapak kura-kura ini lebih dahulu menyentuh garis finish dengan bantuan leher panjangnya.

Sang bapak kura-kura yang duluan sampai digaris finish, karena leher panjangnya telah lebih dulu menyentuh garis akhir.

Pertandingan itu telah mendapat pemenangnya, "pertandingan hari ini dimenangkan oleh sang bapak kura-kura!" teriak sang gagak yang bertugas Sebagai juri pertandingan kepada seluruh penonton sekalian.

Dan disambut para penonton dengan tepukkan tangan yang begitu meriah sekali. Bapak kura-kura sungguh bahagia sekali hari itu.

Sementara sang kelinci hanya diam terpaku seperti tidak percaya dengan kenyataan ini, dia terlalu meremehkan kemampuan sang lawan.

"Memang sang kelinci itu terlalu yakin dengan dirinya, sehingga lawannya dipandang sebelah mata," berkata sang burung elang kepada temannya sang burung perkutut, yang sama-sama menonton pertandingan itu.

Dan akhirnya para penonton itupun satu-persatu pada membubarkan diri, dari lapangan dengan cerita dan celoteh mereka tentang pertandingan yang barusan mereka tonton. Meraka semua tidak menyangka sama sekali tontonan itu akan menjadi seru dan sangat ramai.

Yakinkanlah dengan kemampuan diri sendiri, tetapi jangan menjadi sombong dengan kemampuan itu, sebab siapa saja yang berlaku sombong, tidak akan disenangi setiapa orang. Fokus saja dalam segala tindakkan. Sekian.

Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...