Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Monday, February 29, 2016

Sang Singa Dan Sang Babi Hutan - Dongeng Yunani

Courtesy of fasabbih.blogspot.com
dongeng anak dunia - Hanya sumur itulah satu-satunya sumber mata air yang masih sanggup mengeluarkan air didaerah tersebut. Musim panas kali ini begitu panjang sehingga begitu berat kehidupan yang harus dijalani. Semua binatang dibelantara hutan sudah banyak yang mati kehausan dan kelaparan, alam tidak bersahabat musim panas yang kering kala ini.

Padang rumput yang biasa terlihat hijau kini tinggal gundul dengan debu yang beterbangan menjadi lautan tanah yang gersang dan tandus. Pohon-pohon sudah banyak yang mati kekeringan dan sebagian lagi masih bertahan hidup dengan daunnya yang hampir layu menguning. Sang bumi menanti sang hujan turun membasahi seluruh alam yang kering kerontang.

Terlihat seekor singa sang raja hutan telah sampai disumur yang menjadi sumber mata air, tatkala bersama dengan itu datang juga sang babi hutan ditempat tersebut.

"Baiklah karena akulah yang pertama datang ditempat ini, jadi akulah yang berhak atas sumur itu!" sang raja hutan mengaum, sambil berjalan mendekati sumur air. Seperti bergetar tempat itu ketika sang raja hutan mengaum.

"Tidak bisa begitulah, hai sang singa! aku pun telah dari tadi sampai ditempat ini, jadi akulah yang berhak atas sumur itu!" sang babi hutan tidak kalah garangnya ketika berbicara dengan teriakkannya.

Meraka berdua akhirnya bertengkar adu mulut tidak ada yang mau mengalah dan sampai pada titik klimaks-nya mereka siap untuk berkelahi.

Mengalah bukanlah satu-satunya dari sikap mereka, sang singa harus mempertahankan harga dirinya dan sang babi hutan adalah seekor binatang yang sangat tangguh dia pun tidak akan mengalah kepada siapa pun.

Mereka berdua sekarang sudah terpancing amarah emosi yang meluap-luap, harga diri akan dipertaruhkan untuk saat ini, berkelahi adalah jalan satu-satunya.

Masalah air dan haus, mereka kesampingkan dulu untuk sementara, siapa nanti yang berhak minum pertama dari sumur itu dialah sang pemenang yang telah membunuh lawannya.

Perkelahian sampai mati pun kini akan terjadi antara sang raja hutan singa melawan sang babi hutan yang telah siap mati demi harga diri.

Namun disaat perkalahian tidak akan terelakkan lagi, ketika itu terdengar dari kejauhan sayup-sayup lagu kematian dari para burung bangkai. Makin lama makin jelas saja nyanyian itu terdengar dan semankin dekat saja suara itu terdengar berkelebat puluhan burung bangkai hinggap didahan-dahan pohon tempat acara duel satu lawan satu akan berlangsung.

Gerombolan burung bangkai ini telah tahu akan ada perkelahian yang akan memakan korban.

Sang raja hutan singa telah siap dengan ancang-ancangnya menekuk kaki depannya dan dari jari-jari kaki itu telah keluar kuku-kuku tajamnya siap mengoyak badan musuh yang menjadi lawannya.

Sang babi hutan yang gagah berani pun telah siap dengan kepalanya telah menunduk, siap menyeruduk dengan taringnya yang panjang dan tajam siap mengoyak perut sang raja hutan singa yang menjadi lawannya.

"Sebentar sang babi hutan, aku punya firasat yang kurang baik!, jangan kita teruskan perkelahian ini!

"Baiklah aku pun mengerti dengan semua ini, kalau kita berkelahi sampai mati hanya kita yang rugi saja!" sambil matanya melihat keatas dahan-dahan yang telah penuh dengan kehadiran sang burung bangkai yang sedang bertengger.

Mereka berdua sadar bahwa sebaiknya berbagi air saja dari pada menjadi santapan sang burung bangkai yang akan memakan bangkai siapa saja yang kalah dalam perkelahian ini.

Saling menghancurkan satu sama yang lainnya belum tentu bagus, malah akan dimanfaatkan orang ketiga yang tidak berniat baik terhadap kita. Berdamai satu-satunya jalan terbaik. Sekian.

Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih
Advertising - Baca Juga :
Berpikir Positif, Bagaimana Hal Itu Membantu Anda?
Oposisi Suriah: Pemerintah Merusak Kesepakatan Gencatan Senjata
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...