Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Friday, March 11, 2016

Sang Bapak Gembala dan Lautan - Dongeng Yunani

Courtesy of yesmaya.blogspot.com
dongeng anak dunia - Tersebutlah pada zaman dahulu kala ada seorang bapak gembala yang mempunyai banyak kambing ternak peliharaannya.

Pada suatu hari, tidak seperti biasanya dia membawa kambing-kambing peliharaan untuk digembalanya ke tempat yang jauh di pesisir pantai. Musim melaut yang tenang, ombok menyapu dari lautan lepas yang menghantam batu karang menimbulkan suara deburan yang di terpa angin yang tidak begitu kencang.

Angin yang tidak begitu kencang bersahabat membawa kapal-kapal layar hilir mudik di tengah lautan yang damai, betapa indah pemandangan yang terlihat dari atas batu karang dibawah sebuah pohon yang menaungi sang bapak gembala.

Sang bapak gembala hatinya sangat senang sekali, sambil sekali-kali matanya memandang kelautan lepas serta jari tangannya dengan lincah dimainkan menutup membuka lubang-lubang yang terdapat dalam serulingnya maka terciptalah sebuah irama mengalun merdu sekali.

Lantunan lagu merdu dari seluringnya yang diiring gemuruh sepoi angin dan deburan ombak yang memecah batu karang dimana sang bapak gembala duduk diatas.

Kambing-kambing sedang asyik merumput tidak jauh dari tempat sang bapak gembala menikmati keindahan pantai, yang membawa banyak khayalan yang membuat mata seperti mengantuk merem melek, sungguh sang bapak gembala terbawa suasana alam pantai yang mempesona.

Keindahan alam yang diciptakan Tuhan yang maha kuasa, yang harus kita pelihara bersama sebagai harta yang tidak ternilai harganya.

"Aku akan pergi ke negeri seberang dan sebagai bekal perjalanan, aku akan berdagang!" sang bapak gembala berkhayal, "Aku akan menjual kambing-kambingku dan membeli sebuah kapal layar." bisiknya lagi.

"Terus kapal layar itu aku isi penuh dagangan kurma, maka aku akan berpetualangan menikmati lautan bebas dan sebagai bekalnya menjual habis kurma di negeri-negeri yang aku singgahi."

"Dan kapal layarku akan aku isi kembali dagangan dari negeri yang aku singgahi dan aku akan menjual kembali dinegeri berikutnya yang aku singgahi." pikiran sang bapak gembala menerangan jauh.

Pada akhirnya sang bapak gembala menjual semua kambing ternaknya dan membeli sebuah kapal layar untuk berniaga, kapal telah terisi penuh kurma.

Sang gembala telah menjelma menjadi seorang pelayar dan kapal layar sudah menarik jangkar dan siap untuk berlayar membawa muatan barang dagangan kurma.

Saat berlayar angin begitu tenang, suasana alam begitu mendukung dengan angin yang bertiup dengan lembut. Sang bapak gembala duduk diburitan kapal dengan gagahnya bak seorang kapten kapal yang siap untuk mengatur arah tujuan kapal, betapa bahagia sang kapten saat itu.

Lengkaplah sudah keinginannya untuk berpetualang dengan kapal layar yang menjadi cita-citanya.

Namun alam berbicara lain, laut yang begitu tenang berubah dengan seketika saja, tiba-tiba badai dan hujan deras mendera lautan alam yang berubah begitu ganas.

Ombak besar menerjang kapal layar sang bapak gembala, bapak gembala sangat ketakutan dia tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah terombang-ambing ombak dan badai hujan ditengah lautan. Dalam sekejap air telah memenuhi kapal yang ditimbulkan hujan hampir saja menenggelamkan kapal tersebut, dengan sukarela semua kurma yang menjadi barang dagangannya dibuang kelaut. Dan dengan rasa ketakutannya sang bapak gembala berusaha membuang air yang memenuhi kapal layarnya dengan alat seadanya yang tersedia dikapal layarnya.

Sang bapak gembala berusaha keluar dari bencana yang menerpa dengan kemampuan yang begitu kurang sempurna, dia hanyalah seorang pengembala bukan pelayar yang telah berpengalaman.

Laut dengan sekejap mata berubah kembali menjadi tenang, alam dengan sempurna berubah keadaan menjadi indah kembali. Sang bapak gembala kembali dengan selamat ketepi pantai, "laut indah dan tenang namun laut pun akan berubah menjadi ganas dan mengamuk pula," hatinya berkata.

Dan ketika turun dari kapal setelah melepas sauh, sang bapak gembala bertemu dengan kawan-kawannya serta mereka berkata kepadanya.

"Laut yang begitu tenang mengapa kamu melepas sauh dan merapatkan kapal?, bukankah laut setenang ini saat yang tepat untuk berlayar." kawan-kawannya berteriak dengan kata-katanya, sambil memandangi lautan yang indah dan tenang.

"Tentu saja lautan tenang! sebab lautan sedang ingin makan buah kurma yang banyak!" sang bapak gembala menjawab pertanyaan kawan-kawannya.

Matanya kembali menatap lautan sambil terseyum pahit mengenang kejadian yang menimpa dirinya. Semua kawannya saling pandang-memandang mendengar jawaban yang terucap dari sang bapak gembala, mereka tidak mengerti arah tujuan dari kalimat kata-kata sang bapak gembala tersebut.

Penampilan yang indah dan mempesona bisa saja menipumu. Namun bisa saja orang yang berpenampilan biasa dan pendiam seperti tidak mengerti apa-apa, padahal dialah ahlinya dalam segala hal.

Makanya anda jangan mudah tergoda oleh penampilan luarnya saja, sebab orang yang bijak dan berilmu tinggi pun bisa saja bergaya sangat sederhana sekali. Sekian.

Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih
Advertising - Baca Juga :
Printer Problem
Tentara Lebanon Bentrok dengan ISIS
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...