Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Friday, July 29, 2016

Sang Kancil Dan Sang Gajah - Dongeng Yunani

Courtesy of budaya-jatidiri.blogspot.com
dongeng anak dunia - Pada zaman dahulu kala disebuah hutan yang seluruh penghuninya selalu berteman baik dan mereka hidup damai jauh dari segala bentuk keributan.

Namun dari sekian banyak binatang yang tinggal di hutan tersebut, ada satu binatang yang kadangkala selalu usil dengan segala akal cerdiknya, dialah sang kancil yang sudah terkenal dengan kecerdikkannya.

Seperti biasa setiap harinya sang kancil selalu ceria dengan mencari makan rumput-rumput hijau kesukaannya sampai merasa perutnya kenyang, lalu dia pun akan kembali ke kandangnya ketika hari menjelang sore untuk istirahat ditempat tinggalnya.

Dari hari ke hari dia selalu melakukan kegiatan atau rutinitas yang tidak pernah terlewatkan dan selalu saja hatinya ceria tidak pernah sehari pun terlihat murung, seperti hari itu saat dia sedang merumput dia berjumpa dengan sahabat lama sang kelinci yang juga selalu ceria.

"Hai! sahabatku kelinci, kamu mau mencari makan didaerah mana? Kalau tidak keberatan sebaiknya kita bersama-sama saja mencari didaerah selatan yang udaranya tidak terlalu dingin?" sang kancil bertanya sambil mengajak sang kelinci teman lamanya untuk mencari makan bersama-sama.

"Baiklah sahabatku sang kancil, aku ikut saja denganmu kali ini," Sang kelinci menjawabnya.

Maka kedua sahabat lama ini pun pergi mencari makan bersama-sama kedaerah selatan yang udaranya sedikit hangat, namun dalam perjalanan mereka bertemu dengan sahabat yang lain, dialah sang keledai yang sedang mencari makan juga.

"Wah!wah! kebetulan kita bisa bertiga mencari makan didaerah selatan yang udaranya lumayan hangat," ajak sang kancil kepada sang keledai kala itu.

Dan mereka bertiga akhirnya bersama-sama pergi keselatan hutan tempat tinggalnya yang tidak terlalu lebat ditumbuhi pohon-pohon kayu besar, yang tentu saja matahari akan tembus menghangatkan tanah dibawahnya sehingga udara cukup lumayan hangat.

Hari itu mereka bertiga sang kancil, sang kelinci dan sang keledai dapat makanan enak-enak yang tumbuh didaerah selatan.

Namun hari pun tidak terasa telah menjelang sore, untuk itu mereka semua harus segera pulang ketempat tinggalnya masing-masing jangan sampai kemalaman dijalan, bisa berabe urusan nantinya.

Akhirnya mereka bertiga berpencar pulang dan sebelumnya mereka berjanji akan pergi lagi bersama ke hutan daerah selatan besok pagi atau lusa nanti bila waktu mengizinkan katanya.

"Baiklah teman hati-hati dijalan, aku tidak bisa mengantar pulang sampai rumahmu," kata sang kancil kepada sang keledai, mereka berpisah dipersimpangan jalan yang ada didalam hutan.

"Terima kasih temanku sang kancil dan sang kelinci," sahut keledai lalu berbelok menuju arah kandang rumahnya.

Tinggallah kini berdua sang kancil dan keledai mereka berdua jalan dengan santai saja menuju rumahnya masing-masing kebetulan satu arah jalan.

Tetap saja ketika sang kelinci akan berbelok kearah rumahnya yang tidak terlalu jauh dari persimpangan jalan kerumah sang keledai, sang kancil kini tingggal berjalan sendirian.

"Hati-hatilah engkau dijalan, Hai sang kancil!" berkata sang kelinci ketika dia berbelok menuju rumahnya.

"Sama-sama temanku, jangan lupa besok pagi atau lusa pagi kita bermain lagi dihutan sebelah selatan," katanya dan langsung saja sang kancil berlari kecil mempercepat jalannya.

Seperti hari itu, sang kancil sedang berjalan-jalan didalam hutan tempatnya bermain dan mencari makan, namun secara tiba-tiba langit kala itu menjadi sangatlah teduh dengan mendung awan tebal menyelimuti langit biru diatas hutan tersebut.

Melihat perubahan alam yang secara mendadak tersebut dengan cepat sang kancil berlari pulang menuju kerumahnya, dia sangat takut kehujanan, gerakkan larinya begitu bersemangat sekali.

Namun kali ini sang kancil sangatlah tidak berhati-hati, dia tidak melihat ada lubang besar menganga didepannya, dengan sendirinya dia langsung jatuh kedalam lubang tersebut.

"Plunngg,,,,,,!! sang kancil terperosok masuk kedalam lubang yang cukup dalam dan besar, dia tidak bisa naik walaupun sudah mencari selah untuk segera naik.

"Sial,  mengapa aku tidak berhati-hati," gumannya marah-marah sendiri.

Tidak selang beberapa lama dia mendengar suara langkah kaki yang sangat dia kenal, "tidak salah lagi langkah berat seperti itu kalau bukan temanku sang gajah siapa lagi," pikirnya dalam hati.

"Kebetulan sekali aku punya ide untuk masalah ini," katanya dalam hatinya kembali berbicara.

"Jah,,,,.Gajah temanku yang baik hati, mau kemana kamu?" sang kancil berteriak memanggil sang gajah temannya dari dalam lubang.

Sang gajah yang sedang berjalan santai mendadak kaget ketika ada suara yang memanggil namanya, kepalanya melirik kiri dan kanan jalanan yang sedang dilaluinya namun tidak ada siapa pun ditempat tersebut.

"Gajah temanku, aku ada didepan dalam sebuah lubang, tengoklah kesini." Kata sang kancil dari dalam lubang.

"Ya, aku tahu ada lubang didepanku," kata sang gajah dan langsung saja dia melihat kedalam lubang yang cukup dalam tersebut.

"Siapakah engkau didalam sana?" tanya sang gajah.

"Aku kancil, sengaja aku berada disini karena langit akan runtuh, aku takut tertiban oleh pecahannya yang tentu saja akan membuatku mati bila tertiban reruntuhannya," berkata sang kancil.

"Kamu lihat saja sendiri langit sudah begitu dekat dengan kita apakah engkau tidak melihatnya?" berkata lagi sang kancil kepada sang gajah.

Gajah pun dengan cepat mendongakkan mukanya melihat kelangit yang memang sudah dekat dengan pandangan matanya, yang dimaksud sang kancil adalah awan mendung yang sangat tebal yang akan segera turun hujan kebumi.

"Kalau engkau pun mau ikut bersembunyi denganku, silahkan saja engkau turun kesini biar kita berdua saja yang ada ditempat ini," berkata kembali sang kancil.

"Baiklah aku ikut bersembunyi denganmu," berkata sang gajah sambil kaki sudah siap-siap akan meloncat.

Namun sang kancil dengan cepat berteriak, "Nanti, nanti jangan turun dulu, aku bisa hancur badanku terinjak kaki dan badanmu yang berat seperti itu," teriak sang kancil dengan suara keras sekali.

"Biarlah aku naik dulu baru kemudian engkau loncat, lalu kemudian akau menyusul kembali loncat kelubang, mengerti kaga engkau!" teriak sang kancil seperti marah melihat sang gajah buru-buru mau meloncat kedalam lubang.

Sang gajah mangut-mangut tanda mengerti. "Sekarang cepat ulurkan belalaimu aku segera naik." Berkata sang kancil memerintah sang gajah.,

Setelah belalai terpegang, akhirnya sang kancil dapat keluar juga dari lubang besar tersebut dan kemudian sang gajah loncat ke dalam lubang besar tersebut.

"Blluuugg,,,,!" suara badan dan kaki gajah ketika mengahantam tanah dibawah lubang besar.

"Kancil! cil,,,,cil,,,,aku sudah didalam sekarang giliranmu," berkata sang gajah kepada sang kancil.

"Sebentar temanku gajah, aku mau mencari dulu air minum takut nanti kita kehausan didalam lubang kalau menunggu terlalu lama," kancil pun berlalu dari tempat tersebut, pulang menuju rumahnya dengan berlari cepat karena takut hujanan.

Dan waktu pun berlalu terus, sudah hampir tiga jam lebih semenjak sang kancil mau mencari air minum, namun sekarang tidak kembali.

Sadarlah kini sang gajah, dia telah menjadi korban kecerdikkan dari sang kancil yang menipu dirinya, "teman macam apa berani-beraninya berbuat jahat kepadaku. Baiklah kancil, nanti kita bertemu kembali dan rasakan pembalasanku," sang gajah mengancam sang kancil karena telah mengerjainnya.

Pergunakan akal cerdikmu untuk perbuatan yang baik-baik saja, janganlah sekali-kali dipergunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan orang lain, apalagi merugikan khalayak ramai.

Sekian.

Wasalam,
oleh : mamang
edit  : galih
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...