Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Monday, August 15, 2016

Sang Tukang Batu Part 2 - Dongeng Cina

Courtesy of www.indexmuslim.com
dongeng anak dunia - Suatu hari beberapa rainclouds atau awan hitam besar datang terhanyut oleh angin, dan menempatkan diri antara matahari dan bumi, menghentikan panasnya sengatan yang terpancar ke bumi. Mendapati semua itu, sang tukang batu itu pun menjadi marah, karena awan mendung tersebut berani mengganggu pekerjaannya yang sedang memanaskan bumi, Ia menyadari bahwa awan gelap memiliki kekuatan besar yang sanggup menghalangi sengatan sang matahari ke bumi. Jadi rainclouds atau awan hitam besar lebih kuat dari matahari dan saya yakin kau bisa menebak sekarang, raincloud atau awan gelap perkasa begitu besar dan gelap, bahkan orang-orang di bumi yang melihatnya pada ketakutan dan berkata, "Ada badai datang, kita harus lebih cepat berlindung dari gelapnya bumi akibat awan gelap yang hampir menutupi seluruh bumi!" teriakkan mereka ketakutan sekali saat itu.

Dan angin besar datang bergulir melalui langit, mendorong awan dengan cara ini dan itu, merobeknya  terpisah, melemparkannya ke bawah bumi. Tukang batu yang melihatnyadari jarak dekat, membuatnya terpesona. "Saya ingin menjadi awan raksasa besar yang sangat gelap dan ditakuti banyak manusia, tetapi badai masih merobek dan menghancurkannya" "Siapa yang mampu bersembunyi dari badai yang perkasa. Itulah hal yang harus aku pikirkan untuk menjadikan diriku badai!" serunya. Rohnya selalu dekat, dan segera tukang batu itu berubah menjadi badai dahsyat, yang dicambuk di ladang dan bukit-bukit, meneror petani, orang-orang kaya, PNS dan administrator yang berkuasa. Dia berhenti melabrak pohon-pohon, dia meniup ke bawah gubuk dan rumah-rumah, ia meniup ubin dari atap, ia meniup air dari sungai ke darat, segalanya telah menyenangkannya! Kemudian ia menemukan sebuah gunung berbatu, dan ia meniupnya dan terus meniup, tetapi gunung batu tidak bergeming pindah dari tempatnya. Gunung batu tetap berdiri tegak di tempatnya, tak tersentuh dan tak tergoyahkan. Itu tidak membuatnya hancur maupun pindah tempat, tukang batu berfikir, "gunung batulah yang bahkan lebih kuat dari badai sengit dan menguncang dunia. Aku ingin menjadi batu!" serunya.

Semangat mendengarnya, sang roh pun mengabulkan permintaannya, tukang batu kembali menjadi batu abu-abu perkasa di sisi gunung, sekokoh bumi itu sendiri. "Sungguh indah menjadi yang terkuat kini," pikirnya begitu damai. Dari posisinya diatas gunung yang tinggi dia bisa mengamati langit, ia bisa melihat bidang di bawah, dan petani-petani yang sedang sibuk berusaha di bawah terik matahari. Tapi dia, hanya duduk diatas gunung dengan tenang, tidak berubah, tahan terhadap elemen alam penghancur seperti badai tadi yang mengguncangnya.

Suatu hari ia menyadari beberapa suara yang tidak biasa dia dengar, membuatnya terkejut. Tetapi akhirnya dia menyadari bahwa apa yang ia dengar adalah suara manusia-manusia yang berjalan ke arahnya! Dia tidak bisa ingat kapan terakhir kali ia mendengar suara manusia, pada kenyataannya selama keberadaannya menjadi batu, waktu telah menjadi tidak berarti baginya. Suara-suara milik beberapa tukang batu lokal datang, dan mereka telah naik ke atas gunung mencari beberapa batuan padat yang baik untuk dijadikan patung dan ornamen-ornamen lainnya.

Mereka mengetuk permukaan batu dengan palu dan picks mereka, sampai mereka menemukan banyak batu yang kualitasnya sangat bagus. Mereka mencari dan kemudian mulai menghujami pukulan di atas batu untuk memisahkannya dari gunung. Melihat tukang batu datang, rasa ngeri timbul pada awal dalam pikirannya. "Beraninya orang-orang ini datang ke sini dan mengganggu perdamaianku!." Tapi kemudian ia sadar karena bagaimanapun perkasanya dan solidnya dia menjadi batu, tukang batu selalu bisa menemukan cara untuk memisahkan dia dari gunung. Dia berteriak minta tolong, dan rohnya mendengarnya, ketika ia membuka matanya, ia menemukan dirinya kembali bekerja di bengkel pahatnya dan salah satu tangannya memegang sebuah palu. Selama satu menit dia pikir dia bisa melihat rohnya yang meninggakan dirinya dan mengedipkan matanya sebagai tanda perpisahan, dan dia tersenyum saat dia menyadari betapa indahnya untuk tetap menjadi seorang tukang batu yang handal.

Jadilah dirimu sendiri dan nikmati apa yang telah menjadi milikmu serta bersyukurlah atas apa yang telah di karuniakan Tuhan sang pencipta kepada dirimu serta nikmati semua dengan tenang dan damai.

Sekian dan terima kasih, semoga cerita dongeng diatas bermanfaat bagi kita semua.

Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...