Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Thursday, April 23, 2015

Anak Melon - Dongeng Cina

Gambar dari: bacadongengsedunia.blogspot.com
Dongeng Anak Dunia - Pada zaman dahulu disebuah desa hiduplah sepasang suami isteri yang sebagai petani. Mereka sudah berumur dan hidup saling mencintai, namun nyatanya mereka tetap merasa kesepian dikarenakan tidak adanya anak-anak yang bercanda ria dan tertawa ria di dalam rumahnya.

Saat tiba musim dingin, sepasang petani itu selalu berkerja keras tetapi hasil dari ladang mereka hanya sebuah melon. Di bawalah melon itu pulang oleh pak tani. Keluhan datang dari sang isteri dengan hasil panen mereka pada musim tersebut yang tidak baik.

Tiba-tiba melon itu berbicara sehingga membuat sepasang petani terkejut, "Bagaimana kalau kalian menganggap aku sebagai anak?"

“Kau kan hanya sebuah melon dan bagaimana caranya kamu bisa menjadi anak kami? jawab pasangan petani itu.

“Aku telah menjadi anak kalian, setelah kalian menanam dan merawatu dengan baik.”

Anak Melon sebutan dari mereka. Tumbuhlah dengan cepat sehingga menjadi seorang pemuda yang rajin dan hebat. Anak Melon itu dapat mengerjakan semua pekerjaan yang ada di ladang kecil milik mereka sendiri, dari pekerjaan membajak, menanam, menyirami sampai membersihkan ladang. Yang akhirnya, Bapak dan Ibu tani sudah tidak perlu memikirkan kebutuhan makanannya sehari-hari karena dengan adanya Anak Melon semua kebutuhannya selalu terpenuhi.

Tiga tahun kemudian terjadilah perang. Para orang tua menangisi anak laki-laki mereka yang akan dipaksa untuk dijadikan tentara dan mengikuti perang. Para pemuda-pemuda itu banyak yang tidak bisa kembali kerumah mereka masing-masing.

raja mengutus beberapa pengawal kerajaan untuk mnecari semua pemuda yang ada di desa tersebut. Pada suatu ketika, didatangilah rumah pak tani oleh pengawal kerajaan dan ingin membawa si Anak Melon itu.

“Kami minta tolong dan mohon kepada tuan, jangan kalian bawa anak kami. Dia hanya berasal dari sebuah melon, dan bukan anak manusia biasa yang seperti lainnya." Bapak dan Ibu tani itu berkata kepada pengawal kerajaan.

“Alah, kami tidak peduli mau anakmu melon,labu atau yang lainnya. Dia tetap harus ikut kami." jawab pengawal kerajaan itu.

Memohon-mohonlah si bapak dan ibu tadi itu kepada pengawal kerajaan. Dengan tertawa para pengawal kerajaan berkata, " Kalian masih tidak ingin menyerahkan anakmu kepada kami.  Baiklah, kami akan memberitahu kepada kalian agar anakmu tidak usah megikuti perang."

Dengan penuh harap, ibu tadi itu bertanya "Bagaimana caranya, tuan?"

"Kalian harus bisa mengumpulkan emas.”

“Emas.... Berapa banyak yang harus dikumpulkan. Tuan?”

“Tidak terlalu banyak, namun bisa dipakai untuk menutupi jalan dari rumahmu sampai gerbang istana.” Jawab pengawal kerajaan itu.

Sepasang petani itu hampir saja pingsan. Jumlahnya itu sangat banya, "Bagaimana caranya aku untuk mendapatkannya, bahkan melihat emas sebanyak itu pun aku belum pernah apalagi mempunyainya."

“Yasudahlah pilihan yang harus kalian pilih ialah menyerahkan anakmu untuk ikut bersama kami,” kata pengawal kerajaan sambil tersenyum.

“Heiii tunggu!! baiklah aku mampu untuk menyediakan emas-emas itu untuk raja” munculah dari dalam rumah si Anak Melon itu dan berkata.

“Apakah kau bisa dan mampu?” kata pengawal kerajaan. “Kami akan memberi mu jangka waktu dua hari, apabila kamu tidak bisa memenuhinya. Dengan suka rela, kamu harus ikut bersama kami."

“Baiklah, dua hari lebih cukup bagiku” jawab Anak Melon.

"Bagus, nak,” kata pengawal kerajaan. “Kamu tidak akan ku ajak serta ke depan raja jika aku bisa berjalan di atas emas dari pintu rumah orang tua mu hingga ke gerbang istana raja, kau dan berikut kedua orang tuamu akan kubebaskan.”

Pengawal kerajaan itu akhirnya meninggalkan tempat tersebut dengan menarik beberapa pemuda yang telah diikat dengan rantai yang kuat.

Bu Tani menangis tersedu-sedu, dia kemudian bertanya kepada sang anak, “Emas sebanyak itu bisa kau dapatkan darimana??", ujar sang ibu sambil bersedu sedan.

“Ibu kau harus percaya padaku,” demikian si Anak Melon berkata. “Aku akan memiliki emas itu. Ibu dan bapak tidak usah banyak pikiran.”

“Tapi bagaimana caraya nak?! Mengingat waktu kita yang sangat sedikit?" tanya bu tani.

Anak Melon kemudian berkata, “Ibu dan bapak segeralah dapatkan seekor anjing betina yang kakinya hanya ada 3 buah saja.”

“Dan seekor ikan yang warna tubuhnya merah semuanya, juga seekor ikan yang semua tubuhnya putih bersih tanpa sedikit bercak.”

Orang tuanya bertanya dengan penuh kebingungan, “Di wilayah manakah kami bisa mendapatkan hewan seaneh itu?”

"Hewan tersebut akan Bapak dan Ibu temukan dengan cara mencari di tepi sungai dan di pegunungan", kata Anak Melon.

Ketika hari menjelang sore, kedua petani tersebut membawa seekor anjing betina yang mempunyai kaki tiga buah, seekor ikan dengan warna merah seluruh tubuhnya dan seekor ikan lagi dengan warna putih.

Anjing betina berkaki tiga akhirnya memakan kedua ekor ikan tersebut setelah sang Anak Melon memasak kedua ekor ikan itu. Ia kemudian mendapatkan sebatang bambu yang mungil dan keras yang berada di rumpun bambu.

“Bapak”, Anak Melon berkata, "Keesokan pagi, anjing itu engkau bawalah pergi ke istana. Getok lah anjing itu dengan kayu bambu ini sampai anjing itu melet-melet. Dan getoklah terus anjing tersebut dari sejak keluar dari gubuk kita, sampai ke gerbang istana."

Keesokan harinya, anjing berkaki tiga itu keluar dari rumah pak tani diiringi oleh pak tani yang terus menerus memukul anjing tersebut dengan bambu. Dan secara ajaib, setiap anjing itu digetok, maka keluar kotoran dari anjing tersebut yang berupa sebongkah kecil emas.

Jadi terjadilah keadaan tersebut sampai si anjing dan si pak tani tiba ke gerbang istana. Sepanjang jalan yang dilaluinya telah tertutupi oleh emas.

Demi mendengar laporan tersebut, raja langsung pergi untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri.

Pak tani memberikan penjelasan kepada sang raja bila dia melakukan itu demi memenuhi syarat yang di ajukan pengawal kerajaan supaya anaknya tidak maju ke medan perang.

“Oke” raja menjawab. “Aku dengan ini menyatakan bila anakmu tak lagi mempunyai kewajiban untuk pergi berperang".

Setelah itu sang raja menyuruh para pengawalnya untuk segera membawa semua emas yang telah dikumpulkan ke gudang harta kerajaan.

Emas itu akhirnya dikumpulkan oleh ribuan pengawal kerajaan. Berkarung-karung emas dibawa oleh para pengawal dan dimasukan kedalam gudang sang raja.

Pak tani kembali ke rumah dengan diiringi perasaan lega lantaran Anak Melon tidak perlu untuk pergi berperang dan meninggalkan mereka. Akhirnya mereka bisa hidup dengan tenang sebagai petani seperti dahulu kembali.

Bertahun-tahun kemudian, terciumlah bau yang sangat tidak enak di sekitar istana. Bau semakin hari semakin menyengat sehingga orang-orang yang berada di sekitara istana tak lagi bisa bernafas, beberapa dari mereka muntah-muntah bahkan ada yang langsung jatuh sakit.

Para pengawal kerajaan akhirnya diperintahkan sang raja untuk mencari tahu sumber bau tersebut.

Akhirya mereka mendapatkan sumber dari bau menyengat tersebut yang ternyata berasal dari gudang harta sang Raja. Ketika mereka membuka gudang tersebut, mereka melihat bukan lagi emas yang ada disitu, tapi telah berubah menjadi kotoran-kotoran anjing yang sangat banyak dan bau juga dikerubungi oleh lalat!

Raja menjadi murka, ia memberikan perintah kepada para pengawal untuk mencari keluarga pak tani tersebut. Namun keluarga pak tani tersebut tidak dapat ditemukan oleh para pengawal meskipun telah mencari ke seluruh wilayah kerajaan.

Sumber: Cina
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...