Gambar dari: cikotourdjogja.blogspot.com |
Pada suatu ketika raja Pengging ingin sekali memperlebar wilayah kerajaannya, dengan merebut wilayah perbatasan dari kerajaan Boko. Kemudian raja Pengging pun memerintahkan puteranya yang bernama Bandung Bondowoso untuk menyerang kerajaan Prambanan yang dipimpin oleh Raja Boko. Nasib kerajaan Boko pun berhasil direbut, bahkan pasukan Bandung Bondowoso juga membunuh raja Boko.
Setelah berhasil direbut, Bandung Bondowoso tinggal di dalam istana Prambanan. Dirinya jatuh cinta kepada Roro Jonggrang, dan memohon pada gadis itu agar menjadi pendampingnya.
Karena ayahnya telah dibunuh oleh Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang tidak mau menerima lamarannya apalagi harus menjadi isterinya. Berbagai cara Roro Jonggrang mencari ide supaya dapat menolak lamaran pangeran Pengging secara halus.
Beberapa hari kemudian, Roro Jonggrang menemui Bandung Bondowoso dan berbicara, “Baiklah, aku akan menerima lamaranmu. Namun, sebelum aku menjadi isterimu. Aku ingin memberikan syarat kepadamu, aku ingin sekali dibuatkan dua sumur dan seribu candi dalam waktu satu malam."
Mungkin untuk orang lain syarat yang diberikan oleh Roro Jonggrang sangat mustahil untuk dikerjakan, tetapi Bandung Bondowoso tanpa mikir panjang langsung menyanggupinya. Dikumpulkanlah makhluk-makhluk halus oleh Bandung Bondowoso yang telah menjadi anak buahnya selama ini. Beberapa saat kemudian makhluk-makhluk halus tersebut langsung mengerjakan apa yang telah diperintahkan oleh majikannya. Bekerja sangat cepat sekali yang dilakukan Bandung Bondowoso beserta anak buahnya. Sebuah sumur dan ratusan candi sudah dapat dikerjakan dengan waktu yang sangat singkat.
Dari kejauhan Roro Jonggrang mengamati dengan rasa khawatir. Dengan rasa khawatirnya, Roro Jonggrang terus berusaha mencari ide untuk menggalkan usaha yang dilakukan Bandung Bondowoso. Kemudian Roro Jonggrang segera memanggil seluruh dayang-dayangnya dan langsung memberi perintah agar membakar jerami dan menabuh lesung saat ini juga. Cahaya api dari jerami yang telah dibakar membuat keadaan menjadi terang serta suara tabuhan lesung yang berisik membuat kaget para makhluk-makhluk halus itu. Para makhluk-makhluk halus itu mengira pagi telah datang dengan adanya cahaya api dan suara tabuhan lesung. Akhirnya mereka pun langsung pergi meninggalkan Bandung Bondowoso dan sumur serta candi yang belum terselesaikan. Mereka tetap pergi meski Bandung Bondowoso memanggilnya kembali.
Beberapa saat kemudian, Roro Jonggrang menghampiri Bandung Bondowoso dan berkata, “Bandung, waktumu sudah lewat. Bagaimana dengan candi yang aku minta sudah selesai?”
Saat itu Bandung Bondowoso sangat murka, sebab Roro Jonggrang sudah berusaha menggagalkan usahanya. Tetapi Bandung Bondowoso berusaha untuk tenang dan dengan santai berbicara, "Wah tentu saja candi yang kau minta sudah selesai. Ku persilahkan kau untuk menghitungnya, agar kau percaya."
Tanpa ragu Roro Jonggrang beserta dayang-dayangnya mulai menghitung satu persatu candi yang sudah dibuat oleh Bandung Bondowoso. Setelah semuanya dihitung, ternyata hanya sembilan ratus sembilan puluh sembilan candi yang baru diselesaikannya.
“Haii Bandung, ternyata kau tidak berhasil. Dari candi yang aku minta, kau masih kurang satu lagi membuatnya,” kata Roro Jonggrang.
Bandung Bondowoso sangat murka sekali dan berkata, " Kau curang. Kalau saja kau tidak main curang, pastinya aku dapat membuatkan seribu candi untukmu."
“Okelah, karena kau menginginkan seribu candi dan aku hanya kurang satu membuatnya. Aku akan penuhi kemauanmu, berubahlah kau menjadi candi yang keseribu, Jonggrang!” teriak kutukan yang diberikan oleh Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang.
Tak lama kemudian, Roro Jonggrang pun berubah menjelma menjadi patung batu yang amat sangat cantik dan ajaib, batu-batu itupun tersusun dengan rapi sehingga menjadi sebuah candi yang mengelilingi patung tersebut.
Dan sampai saat ini patu batu Roro Jonggrang yang amat sangat cantik yang berada di dalam ruangan candi utama di Prambanan dapat bisa kita lihat.
Sumber: Nusantara