Courtesy of MajalahPraise.com |
Sang Raja pun lalu bersiap-siap untuk menemui sang ahli memuji tersebut, lalu beliau berjalan dengan gagah penuh kharisma ke ruang istana yang biasa untuk menyambut tamu kerajaan.
"Prestasi orang ini sungguh sangat hebat diberbagai negeri tetangga sebagai orang terbaik dalam ahli memuji sehingga telah banyak orang yang termakan pujiannya dan mereka semua membayar dengan sangat mahal pujian tersebut, mereka akhirnya telah banyak kehilangan harta bendanya dan juga tanahnya," kata sang penasihat memperingatkan sang Raja tercintanya.
"Engkau tidak perlu khawatir tentang semua ini. Sebab Aku pun, tidak sedikit pun khawatir," Raja berkata dengan bersikap sombong kala itu.
Aku dijuluki orang-orang dengan sebutan kepala batu atau orang yang sangat keras kepala, tak ada seorang pun yang bisa menipuku dengan mudah, tenang saja Aku ingin tahu maksud kedatanganya," menjawab lagi sang Raja tanpa peduli semua nasihat dari sang penasihat setianya.
Lalu Raja telah siap ada di ruangan khusus yang akan dipakai pertemuan dengan sang ahli memuji yang sangat terkenal tersebut. Kemudian datanglah sang ahli memuji diantar sang pengawal yang ditugaskan mengantar tamu khusus Raja yang akan bertemu langsung sang Raja mereka. Si ahli memuji langsung bersimpuh kepalanya hampir menyentuh karpet yang terdapat di ruang pertemuan seraya berkata, "Ampun paduka Raja yang terhormat, hamba sepertinya sangat tersanjung dapat bertemu langsung dengan Tuanku Raja yang sangat terkenal akan kebijaksanaannya yang termasyur jauh sampai semua orang yang ada di muka bumi ini, mengenal nama anda dengan baik walaupun mereka semua belum melihat atau bertemu secara langsung dengan sang paduka terhormat," katanya sangat mambanggakan sang Raja dengan pujian yang belum keluar semua dari mulutnya yang sangat pandai bersilat lidah.
"Mata hamba telah disilaukan oleh sinar keagungan sang paduka Raja, hamba telah disilaukan oleh kharismatik seorang pemimpin yang mulia dan hamba telah disilaukan oleh kabaikan hati dari seorang tokoh dunia yang sangat bermurah hati terhadap rakyat-rakyat kecil dan peduli terhadap siapa pun yang mambutuhkan kebaikkan hati Paduka dan seterusnya dan seterusnya,,,,,,,,,,, " katanya lagi nyerocos keluar kata-kata pujiannya begitu lancar tanpa berhenti, mempengaruhi hati sang Paduka Raja yang telah termakan dengan pujian menghasutnya.
Semua pujian yang keluar dari mulutnya sangatlah enak didengar ditelinga sang Raja yang saat itu telah terhasut rayuannya. Sejenak sang ahli memuji berhenti untuk menarik napas dari bicaranya yang terus terlontar dengan gencar bagaikan peluru senapan laras panjang yang melancarkan tembakkan dengan memberondong sasaran tembaknya dan berhenti untuk mengisi pelurunya dengan mengganti magazin yang baru dan penuh dengan isi peluru.
Seorang penasihat setia tidak menunggu kesempatan emas itu untuk segera memperingati sang Raja dari tipu daya sang ahli memuji.
"Yang mulia Paduka Raja berhati-hatilah, dia telah melancarkan serangan tipu muslihatnya dengan gencar, berhati-hatilah dalam bertindak," kata sang penasihat memberitahukan sang Raja.
"Kekhawatiran kalian sangat tidak beralasan, tenang saja Aku bukan orang yang dapat ditipu dengan mudah apalagi oleh orang seperti dia," katanya tidak peduli dengan kata-kata penasihat lagi.
Seluruh penasihat yang hadir disitu tentu telah tahu bahwa Raja mereka telah termakan tipu daya sang ahli penipu yang berakal bulus sangat pintar.Mereka semua penasihat-penasihat kerajaan yang hadir di tempat tersebut telah dapat menerka bahwa Rajanya telah masuk dalam perangkapnya yang sangat halus dari seorang ahli dalam memuji yang sudah biasa bersilat lidah dengan sangat pandainya. Akhirnya dari pertemuan tersebut sang Raja telah kehilangan setengah kekuasaannya dan kini telah terbagi dua kerajaan, Raja sangat menyesal tidak mendengar nasihat yang selalu diberikan sang penasihat-penasihat kepercayaannya selama ini.
"Raja kita yang sangat terkenal bijak dan dicintai rakyat banyak masih bisa tertipu, apalagi kita yang tidak terkenal bijak," kata salah satu penasihat kerajaan.
"Ya! hanya orang yang selalu rendah hatilah yang tidak gila pujian yang tidak akan tertipu sang ahli memuji, sebab orang tersebut tidak akan sombong," kata seorang penasihat lainnya.
"Jelas sudah Raja kita bukanlah seorang yang rendah hati tetapi Raja yang sombong walaupun arif bijaksana menurut rakyatnya," berkata penasihat yang lainnya.
Sekian ceritanya, mudah-mudahan kita bukan termasuk orang yang mudah terhasut berbagai macam pujian yang pada akhirnya akan menjerumuskan kita pada kesengsaraan dan penyesalan. Hanya bersyukur kepada Tuhanlah yang akan membuat kita tidak akan terlena oleh pujian dari manapun, sebab semua yang telah engkau capai dalam usahamu sesukses apapun itu adalah kehendak Tuhan.
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih