Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Sang Raja dan Ahli Pemuji - Dongeng Asia

Tersebutlah seorang Raja yang sangat arip dan bijaksana dalam menjalakan pemerintahan kerajaannya, rakyat sangat bahagia dan sangat mencintai sang Raja mereka.

Hans Yang Bodoh - Dongeng Belanda

Tersebutlah seorang pengawal tua yang berkeinginan menikahkan salah satu orang putranya dengan putri sang Raja, lalu dia mendidik dua orang putranya yang akan mengatakan kata-kata terbaik untuk syarat yang harus dipenuhinya.

Putusan Sang Karakoush - Dongeng Mesir

Dikala malam yang sunyi sepi dan sangat dingin ini, semua orang memanfaatkan untuk tidur istirahat dengan tenang diperaduan masing-masing dengan selimut tebalnya setelah siang harinya beraktifitas yang sangat melelahkan.

Monday, April 22, 2019

Singa, Hyena, dan Kelinci - Dongeng Tanzania

courtesy of haiafrika.com
Dongeng Anak Dunia - Pada suatu ketika, adalah seorang singa yang bernama Simba, seekor hyena bernama Feesee dan seekor kelinci bernama Keeteetee. Mereka memutuskan untuk membuat sebuah pertanian kecil. Jadi pergilah mereka ke desa, membuat kebun, menanam semua jenis benih, dan kemudian pulang dan meninggalkan pertanian itu cukup lama.

Kemudian, ketika saatnya tiba untuk panen dan buah-buahan itu seharusnya sudah matang dan siap untuk dipanen, mereka mulai berkata satu sama lain, "Mari kita pergi ke pertanian dan melihat bagaimana panen kita."

Maka pada suatu pagi dini hari, mulailah mereka melakukan perjalanan dan karena kebun itu jauh, Keeteetee, sang kelinci, membuat usul ini, “Ketika kita pergi ke pertanian, janganlah kita berhenti di jalan; dan jika ada yang berhenti, maka dia harus dimakan.” Teman-temannya, yang tidak begitu cerdik seperti dirinya, dan tahu mereka bisa mengalahkannya, dengan segera menyetujui usulan ini.

Nah pergilah mereka; tetapi mereka tidak melangkah terlalu jauh ketika tiba-tiba kelinci berhenti.

"Nah lo!" Kata Feesee, hyena; "Keeteetee telah berhenti. Dia harus dimakan."

"Benar, itu peraturannya," kata Simba, sang singa.

"Yah," kata kelinci itu, "aku kebetulan sedang berpikir," dengan mimik muka yang benar-benar seperti memikirkan sesuatu.

"Apa yang kamu pikirkan?" Seru mitranya, dengan rasa ingin tahu yang besar.

"Aku sedang berpikir," katanya, dengan suasana filosofis, "tentang dua batu itu lho, satu besar dan satu kecil; si kecil kok tidak bisa naik, juga si besar tidak bisa turun.”

Singa dan hyena, setelah berhenti untuk melihat batu-batu itu, hanya bisa berkata, “Kenapa, sungguh mengherankan; tetapi seperti yang kamu katakan sih;" dan setelah itu mereka semua melanjutkan kembali perjalanan mereka, namun kelinci akhirnya bisa beristirahat dengan baik.

Ketika mereka sudah agak jauh kelinci itu kembali berhenti lagi.

"Aha!" Kata Feesee; "Keeteetee telah berhenti lagi. Sekarang dia harus dimakan."

"Kurasa begitu," Simba menyetujui.

"Yah," kata kelinci itu dengan mimik muka benar-benar sedang memikirkan sesuatu, "aku berpikir lagi."

Keingintahuan mereka sekali lagi timbul, rekan-rekannya memohon padanya untuk memberi tahu mereka apa yang dipikirkan sang kelinci.

"Kenapa," katanya, "Aku sedang memikirkan ini: Ketika orang-orang seperti kita mengenakan mantel baru, kemana mantel yang lama pergi?"

Baik Simba dan Feesee, setelah berhenti sejenak untuk memikirkan masalah ini, berseru bersama, “Ya, saya juga bertanya-tanya!” Dan ketiganya melanjutkan perjalanan. Namun, kelinci itu kembali beristirahat dengan baik.

Setelah beberapa saat hyena setelah berpikir sejenak, berusaha memamerkan sedikit filosofinya juga, tiba-tiba dia berhenti.

"Hei!" geram Simba, "ini tidak bisa; Saya kira kita harus memakanmu Feesee."

"Oh, tidak," kata hyena; "Saya sedang berpikir." dengan mimik berusaha seperti kelinci.

"Apa yang kamu pikirkan?" Mereka bertanya.

"Aku sama sekali tidak memikirkan apa-apa," katanya, sambil membayangkan betapa dirinya sangat cerdas dan jenaka.

"Ah, kamu!" Seru Keeteetee; "Kami tidak akan tertipu seperti itu."

Jadi dia dan Simba akhirnya memakan hyena.

Ketika mereka selesai memakan teman mereka, singa dan kelinci melanjutkan perjalanan mereka, dan mereka tiba di tempat di mana ada gua. Di sini kelinci berhenti.

"Hm!" mengeram Simba; "Aku sangat lapar! Kurasa aku harus memakan kamu Keeteetee kecil karena kamu telah berhenti."

"Oh, aku tidak percaya," jawab Keeteetee; "Aku sedang berpikir lagi."

"Yah," kata singa, "ada apa kali ini?"

Kelinci berkata, "Aku sedang berpikir tentang gua itu. Di masa lalu nenek moyang kita dulu masuk ke sini, dan keluar di sana, dan aku pikir aku akan mencoba dan mengikuti jejak mereka."

Kemudian kelinci masuk di ujung yang satu dan keluar di ujung lain beberapa kali.

Kemudian dia berkata kepada singa, "Simba, orang tua, mari kita coba lakukan itu;" dan singa mencoba masuk ke dalam gua, tetapi dia berlari terlalu cepat, dan akhirnya tersangkut, tidak bisa maju dan tidak bisa mundur.

Dalam beberapa saat Keeteetee telah ada di punggung Simba, dan mulai memakannya.

Setelah beberapa saat singa itu berseru, “Oh, saudara, bersikap yang adil lah kamu; kemari dan makan beberapa bagian di depan saya."

Tetapi kelinci itu cerdik dan menjawab, "Memang harus adil, tapi aku tidak bisa datang ke depan; Saya malu melihat wajah kamu," demikian katanya.

Akhirnya, setelah memakan sedapat yang dia bisa, kelinci meninggalkan singa di sana, dan pergi dan menjadi pemilik tunggal pertanian dan hasil panennya.

Sumber: click disini
Share:

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...