blog-ansyari.blogspot.com |
Ameena : “Ibu, ibu,, buuuu! Dimana sisirku?”
Ibu : “Sebentar ya nak.. Ada disini sayang…”
Ameena : (sambil menggerutu) “Kerjanya lama amat sih tuh orang”
Ibu : “ini nak, sisirnya…”
Ameena : “Lama banget sih lo kalau kerja. Yaudah mending sekarang lo siapkan makanan deh sana!”
Ibu : “Baik nak. Tapi uang kita habis, jadi untuk hari ini kita makan dengan lauk ikan goreng dan nasi..”
Ameena : “yaelahh bu, nggak bosen apa tiap hari makannya itu terus! Kan kita dekat dengan laut, kenapa sih nggak cari udang atau apa gitu yang bisa dimakan selain ikan. Seberapa jauhnya sih laut dari rumah kita? Apa susah buat jalan sampai kesana, hah??""
Ibu : “iya… tapiii kan nak…”
Ameena : “udah udah udah ahhh sana, lebih baik lo siapin aja makanannya! Capek gua dengar ocehan lo terus!”
Ibu : (hmpft…)
Kemudian Ameena dan ibunya makan bersama, tetapi ta ada satu pun yang berbicara. Keadaan saat mereka makan sangatlah hening.
Ameena : “Ini apa-apaan sih kucing ada disini! bu, ibuuu usir dong kucingnya!” (sambil pergi keluar rumah)
Kucing : “Meong meong meong ~ ~”
Ibu : “hussh hussh pergi sana…”
Kucing : “myaa nggak mau pergi myaaaaa”
Ibu : “terus apa yang kamu mau? ikan?”
Kucing : “Aku ingin tinggal disini bersama mu myaaaa”
Ibu : “baiklah, tapi aku bisa mengizinkan kamu untuk tinggal disini di gudang belakang rumah kami”
Kucing : “myaa myaa myaa!!”
Tak lama kemudian, Ameena pun pulang ke rumah
Ameena : “Pasti kamar gue belum lo rapikan deh? Cepat sana rapikan dulu kamar gua, sekalian ambilin minum buat gua!”
Ibu : “baik nak!” (mengambilkan minum)
Kucing : “lebih baik ibu ambil air minum saja dan langsung istirahat. Untuk kamar, biar aku saja yang merapikannya”
Ibu : “terimakah ya kucing”
Kucing : “sama-sama dengan senang hati aku bisa membantu ibu”
Ibu : “(dengan tersenyum si ibu berjalan menuju kamarnya), baiklah ibu masuk kamar dulu ya”
Dengan tinggal dirumah Ameena, kucing tidak lupa untuk selalu membantu si ibu setiap harinya. . .
Ameena : “aarrgggghhh ada kucing ini lagi! Ibuuuuuuu, ibuuuuuuuu, ibuuuuuuu!
Kucing : “myaaa myaa myaaa!”
Ameena : hushh hushh sana PERGI!!!
Kucing : “myaa myaa tidak mau pergi, aku mau tetap disini myaa”
Ameena : “heiiii! Lo pikit ini kamar siapa, berani-beraninya lo mau tinggal disini? sekarang lo pergi dari sini,, PERGI! (sambil menendang kucing itu)
Kucing : “MYA! Blee! (mati),, kucing itu pun akhirnya mati setelah ditendang oleh Ameena
Ameena : “rasain lo sekarang mati,, makanya jangan belagu ganggu-ganggu gua!”
Saat melihat kucing yang tergeletak tak berdaya, si ibu sangat kaget melihat kucing kesayangannya sudah mati. Dengan perasaan bersedih si ibu langsung menguburkan kucing tersebut di halaman belakang rumahnya. Ketika malam hari tiba. . .
Hantu kucing : “hihihihihihihihihihihihihiii”
Ameena : “aaaaaarrrrrgggghhhh!!!!!!! Ada setaaan!”
Hantu kucing : “hihihihihihihihihihihiiii”
Ameena : (memberanikan diri bangun dari tempat tidur) si..si..siapa kamu?”
Hantu kucing : “aku adalah kucing yang kamu tendang hingga akhirnya aku mati”
Ameena : “aaalah dia sudah mati!! tidak mungkin dia bisa hidup lagi!”
Hantu kucing : “bisa saja, dan mungkin sekarang dia sudah berubah menjadi hantu yang sedang berbicara kepadamu!”
Ameena : “aaaarrgghh! tidak mungkin.. Pergiii!! (langsung melempar sendal)
Hantu kucing : “TIdak akan kena kau melempari aku dengan sendal!”
Amena : “aaaaaaarrrgggghhhh”
Setiap hari hantu itu terus menakuti dan mengganggu Ameena hingga ia menemukan cara untuk menyingkirkan hantu itu.
Ameena : “ok sekarang aku menyerah sama kamu. Mau kamu apa sekarang?”
Hantu kucing : “Pokoknya mulai sekarang kamu harus bersikap baik sama ibumu. Perlakukanlah seperti anak dan ibu, jangan kamu jadikan ibumu seperti babu. Apa kamu mengerti dengan ucapanku?”
Ameena : “oohh. Cuma seperti itu? Gampanglah! Sebelum kamu omong juga aku emang ada niat baik seperti itu!”
Hantu kucing : “baguslah kalau kamu mengerti dan memang punya niat seperti itu. DAn sekarang aku mau kembali ke alam sana. Ingat pesanku!!”
Ameena : “Ok. Baiklah, lebih baik kau kembali kesana dengan tenang”
Setelah kucing itu pergi, tetapi Ameena mengingakari janjinya kepada kucing tersebut. Ameena tetap memperlakukan ibunya seperti seorang babu yang seenaknya ia suruh dan marahi. 2 bulan kemudian kucing itu kembali dengan keadaan yang sangat marah.
Hantu kucing : “heiii Ameena, kenapa kamu tidak menepati janjimu kepadaku?”
Ameena : “hah janji? Emang lo pikir, gua pernah janji apa sama lo hah?”
Hantu kucing : (sudah benar-benar marah hingga akhirnya ia mengutuk Ameena)
Ameena : (tak menghiraukan kemarahan sang kucing, dengan memasang wajah sombong)
Hantu kucing : “akan ku kutuk kau menjadi BATU!”
Dan akhirnya Ameena berubah menjadi sebuah batu besar berwarna hitam yang sampai sekarang masih ada di benua afrika.
Sumber : Afrika Selatan