Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Sang Raja dan Ahli Pemuji - Dongeng Asia

Tersebutlah seorang Raja yang sangat arip dan bijaksana dalam menjalakan pemerintahan kerajaannya, rakyat sangat bahagia dan sangat mencintai sang Raja mereka.

Hans Yang Bodoh - Dongeng Belanda

Tersebutlah seorang pengawal tua yang berkeinginan menikahkan salah satu orang putranya dengan putri sang Raja, lalu dia mendidik dua orang putranya yang akan mengatakan kata-kata terbaik untuk syarat yang harus dipenuhinya.

Putusan Sang Karakoush - Dongeng Mesir

Dikala malam yang sunyi sepi dan sangat dingin ini, semua orang memanfaatkan untuk tidur istirahat dengan tenang diperaduan masing-masing dengan selimut tebalnya setelah siang harinya beraktifitas yang sangat melelahkan.

Friday, June 12, 2015

Angsa Berbulu Emas - Dongeng India

Gambar dari: www.tzuchi.or.id
Dongeng Anak Dunia - Pada zaman dahulu, ada seekor angsa berbulu emas yang hidup di sebuah kolam. Angsa berbulu emas itu hidup di sebuah kolam yang dekat dengan rumah seorang wanita tua bersama dua puterinya yang hidup miskin. Keadaan mereka sangatlah menyedihkan, hidup susah dan menderita. Angsa pun mengetahui keadaan wanita tua dan kedua puterinya yang sedang dalam masalah.

Kemudian angsa berfikir untuk bisa membantu mereka, "Aku akan membantu mereka dengan memberikan satu persatu bulu emasku, agar ibu tua itu bisa menjualnya. Dan semoga mereka dapat hidup lebih baik dari bulu emasku yang dijualnya nanti.”

Si angsa pun langsung terbang kerumah wanita tua itu.

“Kenapa kau datang kerumahku, kami tidak memiliki apa pun untuk diberikan kepadamu angsa.” kata ibu tua itu.

“Maaf ibu, aku tidak ingin meminta sesuatu dari ibu dan kedatanganku kesini ingin membantumu dengan memberikan bulu emasku satu persatu. Kemudian, juallah bulu emasku. Semoga dengan bulu emasku, kalian tidak akan menderita lagi." sahut angsa.

Dicabutlah selembar bulu dari tubuhnya dan kemudian ia pergi. Dari hari ke hari angsa selalu mendatangi rumah ibu tua itu untuk memberikan selembar emas yang ada di tubunya.

Dengan mejual buu-bulu emas itu, akhirnya ibu dan kedua puterinya hidup berkecukupan.

Tetapi wanita tua itu memiliki niat yang tidak baik kepada angsa. Dirinya ingin sekali mengambil semua bulu emas yang dimiliki si angsa. Pada suatu ketika si ibu berbicara kepada kedua puterinya, "Lebih baik kita jangan percaya kepada si angsa itu, dia hanya sebuah binatang. Dengan melihat keadaan kita sekarang, mungkin saja angsa itu tidak mau datang lagi untuk membantu kita. Kalaupun hal itu terjadi, hidup kita akan kembali miskin lagi. Bagaimana kalau besok angsa itu datang, lebih baik kita ambil saja semua bulunya."

Kedua puterinya menjawab dengan polos, "Ibu, niat ibu seperti itu akan menyakiti angsa itu dan kami tidak ingi melukainya. Angsa itu sudah baik kepada kita." Tetapi sang ibu tetap dengan niatnya.

Tiba saatnya yang dinantikan telah tiba, angsa itu datang lagi kerumahnya. Dengan cepat wanita itu menangkap angsa tersebut dan langsung mencabuti bulu emas yang ada di tubuhnya. Tetapi semua bulu-bulu emas itu berubah menjadi bulu yang sangat kasar dan aneh sekali. Melihat bulu-bulu tersebut berubah, si ibu sangat kaget.

Dengan sedih angsa itu berkata, “Wahai ibu yang amat sangat malang. Kenapa kau melakukan ini kepadaku, padahal aku datang kepadamu dengan niat ingin membantumu keluar dari kemiskinan. Tetapi kau malah ingin membunuhku. Baiklah, aku akan pergi dan tinggal akan pernah kembali lagi. Semua pertolonganku sudah kau balas dengan niat jahatmu.”

Kemudian sang ibu meminta maaf kepada angsa dengan penuh rasa penyesalan.

Angsa berkata, “Jangan rakus dan haus akan harta.”

Angsa pun terbang dan meninggalkan rumah wanita tua itu sampai hari-hari berikutnya tidak pernah datang lagi.

Sumber: India
Advertising - Baca Juga :
Kencan Buta, Bagaimana Nih?!
Makhluk Asing Menculik Kami
Share:

Wednesday, June 10, 2015

Kabar Buruk - Dongeng India

Gambar dari: www.hendriansyah.16mb.com
Dongeng Anak Dunia - Pada suatu ketika, dibawah pohon beringin ada seekor kelinci kelabu yang lagi guling-gulingan. Kelinci itu sedang memikirkan sesuatu, "Kalau bumi ini hancur kiamatlah sudah dan apa yang akan terjadi pada diriku?

http://robust-chemical.com/lemari-asam-fume-hood-based-on-wooden-structure/ .adv - Dengan lari yang sangat cepat dan sampailah di hutan, ada seekor kelinci lainnya yang melihatnya da bertanya "Kau mau kemana?, larimu sangat cepat sekali. Bumi akan pecah! sebaiknya kau pun juga lari! Jawab si kelinci kelabu. Kedua kelinci itu berlari dengan cepat dan sambil berteriak dengan tujuan memberitahukan kepada kelinci-kelinci lainnya. "Bumi pecah. Bumi akan pecah dan sebentar lagi akan kiamat." Dan seketika semua kelinci yang ada dihutan ikut berlari kesana kesini di dalam hutan.

Semua hewan yang ada di hutan ikut berlari ketakutan saat melihat banyaknya kelinci-kelinci yeng sedang berlari kencang. Dengan cepat berita pun menjadi buah bibir yang memberitakan akan terjadinya kiamat. Dari jenis hewan reptil, unggas, serangga sampai hewan berkaki empat semua ikut berlari untuk menyelamatkan dirinya masing-masing. Jeritan-jeritan dan ketakutan mereka membuat keadaan hutan menjadi gaduh.

Ada seekor singa yang sedang berdiri di atas bukit. Melihat semua penghuni hutan berlari-lari cepat, ia pun langsung turun dari bukit dan mencoba memberhentikan mereka. "heii stop! stop! teriak dirinya untuk daapat memberhentikan mereka semua, serentakpun berhenti dan saling bertabrakan sehingga mereka saling menginjak hewan lainnya. Singa pun tertabrak oleh beberapa kelinci yang mencoba berhenti dari teriakan yang diberikannya.

“Kalian kenapa harus berlari-lari seperti ini? Dan apa yang sedang terjadi??” tanya singa.

“Bumi pecah dan akan segera kiamat,” jawab seekor kakak tua.

“Berita dari siapa?” tanya singa lagi.

“Aku mendengar dari seekor monyet.”

Singa langsung bertanya kepada monyet, ketika ditanya monyet pun menjawab kalau berita yang ia dengar dari dari harimau. Kemudian harimau pun menjawab kalau beritanya dari si gajah. Lalu gajah menjawab berita yang di dapatnya dari banteng. Dan setelah itu semua hewan langsung bertanya lagi kepada para kelinci, para kelinci itu saling menunjuk dan sampaillah ke ujung sumber berita buruk itu tersebar.

Kemudian setelah mengetahui siapa yang membawa berita buruk itu, singa langsung menhampiri kelinci kelabu dan langsung bertanya. "Heiii kelinci kelabu, kenapa kau memberitakan kalau bumi ini akan pecah dan akan segera terjadinya kiamat?” Dengan keadaan lelah, kelinci kelabu menjawab dengan suara terengap-engap. "Maaf baginda, terdengar langsung ditelingaku suara gemuruh bumi pecah."

Setelah mendengar penjelasan dari kelinci kelabu, singa langsung mencari sumber suara yang di dengar oleh kelinci kelabu. Ketemulah penyebab suara yang membuat keadaan menjadi gaduh, suaranya itu adalah dari sebuah kelapa besar yang jatuh dari pohonnya dan mengenai tumpukan batu-batu yang ada dibawahnya sehingga terjadilah longsor.

“Tuh kan, kalian semua lihat sendiri sekarang suara gemuruh itu dari mana.” kata singa. “Semua akan aman dan bumi kita pun akan aman. Dan sekarang pulanglah kalian semua.”

“Dan lain kali, misalkan ada berita apapun. Sebaiknya di cari tahu dulu sumbernya sebelum melakukan tindakan.”
Semua para hewan saling melihat satu sama lain dengan perasaan malu. Kemudian satu persatu mereka pergi dan pulang ke habitatnya masing-masing.

Sumber: India
" Ia terkejut dan badannya melonjak ketika mendengar suara yang keras. "Wahh kiamat,sebentar lagi bumi akan pecah" kelinci pun langsung lari terbirit-birit tanpa melihat keadaan sekitarnya.
Share:

Tuesday, June 9, 2015

Kisah Empat Boneka - Dongeng Myanmar

Gambar dari: adhiva.com
Dongeng Anak Dunia - Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang pembuat boneka, ia tinggal bersama puteranya yang bernama Aung. Sang ayah sangat menginginkan anaknya bisa seperti ayahnya yang seorang pembuat boneka, tetapi bagi anaknya menjadi seorang pembuat boneka ialah pekerjaan yang sangat membosankan.

Pada suatu ketika Aung berbicara kepada ayahnya, "Ayah, aku tidak ingin menjadi seperti ayah dan aku ingin mencoba mencari keberuntunganku diluar sana.”

“Nak, asal kamu tahu membuat boneka ialah suatu pekerjaan yang mulia. Dan ayah sangat senang kau tinggal bersama ayah disini.” jawab sang ayah. “Tetapi kalau kau masih ingin memaksa untuk pergi dan meninggalkan ayah, tolong bawalah ini untuk menemanimu selama diperjalanan dan tolong jaga baik-baik pemberian ayah ini."
Diberikannya empat buah boneka oleh ayahnya yang sudah dipahat, diberi cat dan dipakaikannya baju yang indah sehingga saat dilihat sangat bagus.

“Beberapa boneka yang diberikan ayahnya memiliki keistimewaan dan makna tersendiiri.”

"Pada boneka pertama disebut raja dewa. Sang pembuat boneka menerangkan bahwa pada boneka yang disebut raja dewa memiliki kelebihan yang kebijaksanaan.”

Berikutnya untuk boneka kedua ialah raksasa berwajah hijau. Yang mempunyai arti Raksasa yang menyimpan kekuatan.

Dan untuk boneka yang ketiga ialah boneka peramal. Dengan memiliki arti peramal yang akan memberikan pengetahuan.

Dan untuk pemberian boneka yang terakhir kepada Aung ialah pertapa suci, yang memiliki arti bahwa boneka itu akan membawa kebaikan.

Sang ayah juga memberikan pesan kepada Aung, “Kau harus inget, semua boneka ini bisa membantumu di dalam perjalanan. Namun didalam diri kamu harus didasari kebijakan dan kebaikan yang tulus karena  setiap kekuatan dan pengetahuan.

Keesokan harinya Aung pergi dan ia membawa sebatang tongkat bambu, yang pada satu ujung bambunya ia ikat dengan bungkusan yang berisi pakaian dan makanan. Kemudian di ujung yang satu lagi digantungkan boneka-boneka yang diberikan dari sang ayah.

Malam pun telah tiba dan Aung sudah sampai di tengah hutan, kemudian dirinya berhenti di bawah sebatang pohon. Sambil berkata dalam hati, “Wah tempat ini sangat nyaman untuk bermalam disini, namun apakah tempat ini cukup aman untukku bermalam disini?", baiklah untuk lebih meyakinkan lagi, aku akan bertanya kepada salah satu boneka yang diberikan ayah.“

Sambil tersenyum dan berkata kepada boneka dewa, "Tolong katakan dan beritahu aku, apakah tempat ini aman untukku bermalam disini?"
Setelah Aung berkata dan tiba-tiba boneka tersebut hidup, kemudian lompat dari tongkat bambu dan berubah menjadi besar sehingga berukuran seperti manusia.

Boneka dewa itu menjawab, “Aung, cobalah kau buka mata serta lihat di sekitarmu. Karena seperti itulah yang akan menjadi langkah pertamamu dalam kebijaksanaan. Apabila sekitarmu tidak ada yang tepat maka yang lainya akan menyesatkannmu.”

Pada hitungan detik, boneka tersebut kembali kebentuk semula dan tergantung pada tongkat bambu yang Aung bawa.

Setelah boneka dewa itu kembali kebentuk semula, kemudian Aung melihat dan mengamati disekelilingnya. Terlihat jejak harimau pada tanah yang lembek. Dan akhirnya pada malam itu Aung menaiki pohon dan tidur di atas cabang pohon tersebut. Pada saat tengah malamnya, tiba-tiba datang seekor harimau yang sedang berkeliaraan dibawah pohon. Dimana pohon tersebut menjadi tempat tidurnya.

Ketika matahari tenggelam di barat keesokan harinya, Agung telah tiba di lereng pegunungan, dan ia pun segera mendirikan kemah. Esok harinya ketika matahari terbit di sebelah timur, ia  melihat iring-iringan kereta sewaktu terbangun dari tidurnya di jalan tepat dibagian bawah dimana kemahnya berdiri. Kereta itu dipenuhi dengan barang-barang yang tak ternilah, dan dia melihat ada 12 kereta.

“Seorang juragan pedagang kaya raya sepertinya memiliki kereta-kereta ini,” demikian batin Aung pada berkata dengan hati kecilnya sediri. “Jika saja aku memiliki harta yang melimpah seperti itu.”

Ia pun mengajukan pertanyaan kepada seorang raksasa berwajah hijau. “Bagaimana caranya agar aku bisa memiliki barang berharga sebanyak itu?”

Raksasa itu berubah wujud menjadi seukuran manusia ketika turun dari tongkat.  “Jika kamu mampu, kamu bisa mengambil harta apapun yang kau harapkan bila mempunyai cukup kekuatan seperti ku. Cobalah lihat apa yang kuperbuat” katanya. Kakinya ia hentakkan ke muka bumi, dan tanah pun berguncang.

"Tahan dulu!" Aung berteriak, namun teriakannya terlambat. Tanah dan batu-batu berjatuhan menyusuri gunung dan jalanan dibagian bawah tertutup karenanya. Kereta-kereta itu ditinggalkanoleh para kusir yang ketakutan dan melarikan diri tunggang langgang.

“Coba kau lihat?” kata raksasa.

“Apakah itu semua terlihat mudah?” kata Aung dengan terkesima.

Aung langsung mendatangi kereta-kereta tersebut dan didalam kereta itu berisi tumpukan kain-kain yang sangat mahal dan logam mulia, sehingga Aung terkagum-kagum melihat itu semua dan berkata " Apakah semua ini milikku?"

Terdengarlah suara tangisan didalam salah satu kereta itu, saat Aung mencoba melihatnya kedalam. Aung sangat kaget, ternyata ada seorang wanita cantik yang seumuran dengan dirinya. Wanita itu tersedu-sedu mengeluarkan air mata dan tubuhnya menggigil ketakutan.

“Tenang, aku tidak akan melukaimu. Siapa kamu?” kata Aung

“Aku Mala,” jawab wanita itu dengan suara yang lirih. “Dan aku sedang melakukan perjalanan untuk bisa bertemu dengan ayahku, ayahku yang mempunyai kereta ini loh.”

Kemudian jatuh cintalah Aung kepada wanita tersebut. “Tidak usah khawatir, aku akan menajagamu dan kamu akan ikut bersamaku.”

Tetapi Mala hanya terduduk dengan rasa marah dan berkata, "Kau pencuri, kau sudah mengambil semuanya dan sekarang kau ingin mengambilku. Aku tidak ingin berbicara denganmu apalagi harus ikut bersamamu!"

Raksasa itu berkata setelah mendengar wanita tersebut berbicara, “Tenang Aung, wanita itu sebentar lagi akan berubah pikirannya. Yang terpenting saat ini, kau sudah mendapatkan semua apa yang kau inginkan. Lebih baik searang kita pergi dari sini.”

Pergilah mereka meninggalkan pegunungan dan sampai di ibu kota. Selama perjalan raksasa itu pun membersihkan jalanan dari longsoran dan juga membantu Aung untuk memimpin kereta tersebut.

"Dengan harta sebanyak ini, apa yang mesti aku perbuat?" Aung bertanya kepada raksasa.

“Aku pun tidak tahu, coba kau bertanya kepada si peramal" jawab si raksasa.

Dengan cepat Aung langsung bertanya kepada peramal, “Apakah kau bisa memberitahuku untuk apa harta sebanyak ini?”

Seperti boneka-boneka lainnya saat diperlukan berubah menjadi hidup. Mala sangat kaget melihat boneka peramal itu bisa hidup. “Kalau kau masih menginginkan harta-hartamu meningkat, kau wajib belajar ilmu rahasia alam,” kata peramal.

Diketuklah Aung dengan tongkat ajaib miliknya dan membawa terbang ke udara. Dipandanya dari atas udara oleh Aung untuk bisa melihat tanah manakah yang subur untk bertani, serta gunung manakah yang terlihat mengandung emas dan perak.

“Wahh hebat sekali ini,, dan aku lagi membayangkan seandainya aku bisa menolong semuanya dengan apa yang sekarang aku miliki” kata Aung.

“Sangat bisalah kau melakukan dengan apa yang sekarang kau miliki, tapi kenapa kau tidak simpan sendiri saja rahasia ini?" jawab peramal.

Akhirnya mereka pun langsung pergi ke ibu kota. Saat berada di kota, Aung menjadi pedagang yang berhasil berkat bantuan dari raksasa dan peramal itu. Semua kekayaan miliknya bertambah menjadi bertlipat ganda. Setelah itu Aung membuat istana yang megah untuk mala dan dirinya tinggal. Tetapi Aung tidak merasakan kebahagiaan, sebab sampai saat ini mala masih tidak ingin berbicara dengannya.

Pada suatu ketika dibelikanlah sebuah mahkota yang sangat indah dan malah untuk mala. Terbuat dari emas dan dihiasi batu-batu permata sehingga terlihat indah. Tetapi yang dilakukan oleh Mala hanya acuh kepada mahkota tersebut.

Seperti jatuh dari atas gunung apa yang dirasakan oleh Aung mendapatkan sikap dari Mala dan Aung berkata kepadanya, "Apakah kamu benar-benar tidak tahu kalau diriku sangat mencintaimu?." Lagi-lagi Mala hanya terdiam, tak ada satu kata yang keluar dari mulutnya.

Keesokan harinya Aung berkata kepada raksasa dan peramal. "Sampai sekarang Mala masih belum ingin berbicara kepada ku. Dan sekarang keadaan ku kan lebih kaya tidak seperti ayahnya yang miskin. Mala sangat kehilangan ayahnya, dan aku berniat akan membantunya untuk bertemu dengan ayahnya karena ini semua juga kesalahan sudah mengambil semua yang dia punya. Semoga dengan niat baikku, dia akan luluh untuk berbicara kepada ku dan akan belajar mencintaiku."

“Heiii Aung, itu bukan ide yang bagus untuk kamu lakukan. Dan tidak boleh ada satupun yang harus kamu serahkan dengan harta yang kamu miliki sekarang,” kata raksasa.

“Kau sudah terlambat Aung,” kata peramal. “Semalam Mala sudah pergi untuk meninggalkanmu.”

Aung terkaget-kaget, kemudian dirinya langsung mencari ke semua ruang rumah tetapi Mala tetap tidak ada.

Setelah ia mencari Mala, Aung datang lagi ke raksasa dan peramal. “Semua kekayaanku tidak ada artinya kalau aku harus kehilangan orang yang paling aku cintai!!” katanya putus asa.

Raksasa dan peramal kali ini hanya terdiam, tidak dapat berbicara sedikitpun.

Masih ada boneka yang belum pernah di panggilnya, kemudian Aung memanggil dan berkata kepadanya. Hai boneka pertapa suci, aku ingin bertanya kepadamu dan tolong katakan kepadaku "kenapa semuanya berakhir seperti ini, aku mendapatan kekayaan tetapi aku harus kehilangan orang yang sangat berarti untukku?"

“Aung, Kau menginginkan banya harta selalu menghadirkan kebahagiaan. Yang perlu kau tahu ialah, suatu kebahagiaan tidak dapat di lihat dari banyaknya harta yang kau miliki tetapi kebahagiaan yang sesungguhnya ialah sesuatu yang kau lakukan dengan tulus.”

Raja dewa boneka yang ada di samping pertapa datang dan berkata kepada Aung, "Ada yang kau lupakan dari pesan yang diberikan ayahmu. Harusnya kau ingat pesannya, tidak hanya kekuatan dan pengetahuan saja yang berguna melainkan kau harus dapat di imbangi dengan kebijakan dan kebaikan dengan begitu kau akan mendapatkan kebahagian yang sesungguhnya."

"Baiklah aku tidak akan melupakan hal itu.”

Setelah kejadian yang telah menimpa, Aung memanfaatkan kekayaan dan bakatnya untuk perllakuan yang baik. Kemudian Aung membangun sebuah pagoda suci yang sangat luas dan menyediakan suatu tempat makan dan istirahat bagi orang-orang yang datang tempat suci tersebut.

Pada siang hari di antara banyaknya para pengunjug, Aung melihat sesosok wanita muda cantik yang sudah dikenalnya dan seorang pria yang sudah tua. Mereka berdua memakai baju yang sangat sederhana.
“Mala, Aung pun berlari mendatangi wanita muda cantik tersebut dan sesampai di hadapannya Aung langsung bersujud dan ayahnya mala pun melihatnya dengan terkejut.”

“Aku minta maaf kepada tuan, aku sudah melakukan kesalahan kepadamu yang sudah merebut semua yang tuan miliki. Dan sekarang aku ingin mengembalikannya kepadamu, kemudian aku akan pulang ke kampung halamanku dan membantu ayahku membuat boneka.”

“Ayah, dia Aung. Dia sudah meminta maaf dan mengakui kesalahannya kepada kita” Mala berbicara pelan kepada ayahnya.

“Nak, bagaimana dia bekerja untuk kita dan hidup bersama kita" kata ayah.

Akhirnya Aung menjadi orang kepercayaan sang pedagang dan menjadi teman bisnisnya. Dengan kegigihan dan kesabarannya Aung untuk mengambil hati anaknya sang pedagang, Mala pun akhirnya jatuh cinta kepadanya.

Tetapi dengan keberhasilannya Aung saat ini, ia tidak melupakan boneka-boneka pemberian dari ayahnya. Meskipun, Aung masih meminta bantuan kekuatan dan pengetahuan para bonekanya, Aung juga tidak lupa mengimbangi dengan kebijaksanaan dan kebaikan.

Sumber: Myanmar
Share:

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...