Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Sang Raja dan Ahli Pemuji - Dongeng Asia

Tersebutlah seorang Raja yang sangat arip dan bijaksana dalam menjalakan pemerintahan kerajaannya, rakyat sangat bahagia dan sangat mencintai sang Raja mereka.

Hans Yang Bodoh - Dongeng Belanda

Tersebutlah seorang pengawal tua yang berkeinginan menikahkan salah satu orang putranya dengan putri sang Raja, lalu dia mendidik dua orang putranya yang akan mengatakan kata-kata terbaik untuk syarat yang harus dipenuhinya.

Putusan Sang Karakoush - Dongeng Mesir

Dikala malam yang sunyi sepi dan sangat dingin ini, semua orang memanfaatkan untuk tidur istirahat dengan tenang diperaduan masing-masing dengan selimut tebalnya setelah siang harinya beraktifitas yang sangat melelahkan.

Friday, September 24, 2021

Kisah Boots dan Saudara-saudaranya - Dongeng Inggris

 

courtesy of storiestogrowby.org

Dongeng Anak Dunia - Alkisah ada seorang ayah yang tinggal bersama ketiga anaknya. Nama mereka adalah Peter, Paul, dan Boots. Mereka sangat miskin, mereka tidak memiliki uang sepersenpun.

Suatu hari, sang ayah tahu apa yang harus dia lakukan. Dia memanggil putra-putranya untuk menghampirinya.

Lalu sang ayah berkata, "Makanan yang tersedia tinggal sedikit dan tidak akan cukup untuk kita semua." Sang ayah berfikir, mungkin sudah saatnya bagi mereka berkelana atau merantau untuk memenuhi kebutuhan mereka.

"Anak-anakku, mungkin inilah saatnya bagi kalian untuk hidup mandiri, agar kalian dapat melanjutkan hidup yang lebih baik lagi."

Di daerah tempat mereka tinggal, terdapat sebuah istana besar yang dipimpin oleh sang Raja. Sang Raja tinggal di sebuah istana di atas sebuah bukit yang sangat besar. Dia suka melihat keluar dan melihat ke bawah ke daratan. Tapi pandangannya terhalang pohon ek yang besar dan tumbuh sangat cepat sehingga menutupi jendela kamar tidurnya. Pohon tersebut sangat lebar sehingga menghalangi semua sinar matahari masuk ke dalam. Hal tersebut membuat sang Raja tidak senang dengan pemandangan itu!

Sang Raja berkata, dia akan memberikan hadiah kepada siapa saja yang bisa menebang pohon ek. Tapi tidak ada yang bisa melakukannya. Karena begitu satu batang pohon ditebang, tumbuh dua batang pohon lagi.

Kalian tahu bahwa bukit di bawah istana Raja terbuat dari batu yang kokoh. Tidak ada air sumur yang bisa naik melalui batu yang kokoh itu. Jadi Raja tidak memiliki air sumur segar untuk diminum. Dia tidak bisa mengerti mengapa semua orang di kerajaan lain memiliki air sumur yang bersih dan segar untuk diminum, sedangkan di kerajaannya tidak ada sama sekali!

Kemudian sang Raja membuat pengumuman. Siapa pun yang bisa menebang pohon ek dan menggali sumur air bersih di istana, akan mendapatkan setengah harta dari kerajaan.

Bisa dibayangkan ada banyak orang yang datang untuk mencoba peruntungannya! Tetapi untuk semua penebang dan untuk semua penggalian tidak ada yang bisa berhasil. Pohon ek malah menjadi lebih lebar dan lebih tinggi di setiap tebangan. Dan batu di bawah istana bahkan tidak pecah.

Ketika Peter, Paul dan Boots mendengar pengumuman sang Raja, mereka melompat kegirangan. Mereka juga akan mencoba! Sang ayah senang - bahkan jika putranya tidak memenangkan setengah kerajaan, mereka mungkin bertemu seseorang di jalan yang bisa memberi mereka pekerjaan. Dan setidaknya mereka bisa makan enak. Jadi sang ayah mengucapkan selamat tinggal kepada putra-putranya dan berharap mereka baik-baik saja. Dan ketiga bersaudara itupun berangkat.

Di sepanjang satu sisi jalan hutan muncul sebuah bukit yang curam. Saat mereka berjalan, mereka mendengar sesuatu memotong dan memotong di sisi bukit lainnya.

"Aku ingin tahu apa yang dipotong di atas bukit itu?" kata Boots.

"Sejak kapan seorang penebang kayu menebang di atas bukit?" kata Petrus dan Paulus.

"Yang ini terdengar berbeda," kata Boots. "Aku ingin mencari tahu apa itu."

Boots mendaki bukit yang curam untuk melihat dari mana suara itu berasal. Ketika dia sampai di tempat itu, dia sangat terkejut saat melihat ada kapak yang berdiri di sana memotong pohon dengan sendirinya tanpa ada seorangpun yang memegangnya, di batang pohon cemara.

"Selamat siang! mengapa kamu berdiri di sini sendirian dan memotong pohon?"

"Ya. aku telah lama berdiri disini sendirian memotong pohon sambil menunggu dirimu, " kata sang Kapak.

"Kini, aku telah berada disini untukmu," kata Boots. Dia mengambil Kapak itu dan menyelipkannya di bawah ikat pinggangnya. Kemudian dia bergegas mengejar saudara-saudaranya.

Mereka semua kembali melanjutkan perjalanan. Lalu, mereka berjalan di bawah tebing berbatu yang curam. Di atas bebatuan, mereka mendengar suara yang terdengar seperti menggali.

"Aku ingin tahu apa yang digali di atas batu itu."

"Apa yang kau pikirkan!. Apakah kamu tidak pernah mendengar burung pelatuk?" Kata Peter dan Paul sambil tertawa. 

"Tapi ini terdengar berbeda, aku akan pergi untuk melihat suara apa itu." kata Boots.

Maka berangkatlah dia untuk memanjat batu. Saudara-saudaranya hanya tertawa dan mengolok-oloknya.

Ketika Boots mendekati puncak bebatuan, dia melihat dengan sangat heran karena sekop yang berdiri di sana menggali dengan sendirinya.

"Selamat siang!, mengapa kamu berdiri di sini sambil menggali dan menyekop sendirian!"

"Aku sudah lama melakukan hal ini sendirian karena menunggumu." Kata Sekop.

"Nah, sekarang aku telah berada disini untukmu," kata Boots. Dia mengambil Sekop itu. Menyelempangkannya di atas bahunya, lalu dia bergegas kembali ke saudara-saudaranya.

Mereka semua melanjutkan perjalanannya kembali, sampailah mereka di sebuah sungai kecil. Mereka semua haus setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh. Dan mereka berbaring di tepi sungai untuk minum.

"Aku ingin tahu dari mana semua air ini berasal," kata Boots.

"Kamu bilang apa?, kamu bertanya-tanya dari mana air itu berasal?" kata Petrus dan Paulus. "Kami bertanya-tanya ada apa denganmu! Siapa yang peduli dari mana air berasal?"

"Terserah kalian berkata apa, aku ingin mencari tahu asal dari air ini," kata Boots. Lalu dia pergi.

Saat dia berjalan, sungai itu semakin kecil. Akhirnya, dia melihat sumber air tersebut dari tumbuhan walnut atau kacang kenari.

"Selamat siang!. Kamu sudah lama berada di sini, dan membiarkan airnya mengalir deras dengan sendirinya?"

"Ya, aku telah membiarkan airnya mengalir deras sepanjang hari dan menunggumu."

"Aku telah datang," kata Boots. Dia menutup lubang itu dengan lumut, agar airnya tidak mengalir lagi. Lalu dia memasukkan Walnut ke dalam sakunya dan berlari kembali ke saudara-saudaranya.

Tetapi saudara-saudaranya sudah lebih dulu pergi ke kota. Semua orang di kerajaan tahu bagaimana mereka bisa mendapatkan setengah harta kerajaan dengan hanya menebang pohon ek besar dan menggali sumur raja. Begitu banyak dari mereka sudah datang untuk mencoba peruntungan mereka. Tapi semua gagal dan sekarang pohon ek itu dua kali lebih lebar, dan dua kali lebih tinggi dari sebelumnya! Dan tidak ada satu pun batu yang dapat dipecah.

Sang Raja marah dan berkata. "Mereka semua hanya membuang-buang waktuku saja. Mulai sekarang, siapa pun yang mencoba dan tidak dapat menebang pohon ek, akan kumasukkan ke dalam kapal dan dikirim ke pulau yang jauh dan tak berpenghuni.

Saat Boots telah sampai dikota, kedua saudara laki-lakinya telah mencoba dan gagal. Mereka sudah berada di kapal menuju ke pulau yang jauh.

Sekarang Boots pergi ke Raja, dan meminta untuk mengambil gilirannya.

"Apa yang membuatmu berpikir bahwa kamu akan melakukan lebih baik daripada saudara-saudaramu?" bentak Raja.

"Jika kamu gagal, kamu akan bernasib sama dengan saudara-saudaramu." Kata sang Raja

"Ya aku tahu, aku hanya ingin mencoba dulu, jika Raja mengizinkan" kata Boots.

Jadi sang Raja berkata kepada Boots untuk segera melakukannya, karena itu tidak akan memakan waktu lama. Kemudian Boots mengeluarkan Kapak dari bawah ikat pinggangnya.

"Potong dan tebang pohon ek itu", Kata Boots. Tidak lama kemudian pohon ek ditebang!

Ketika pohon ek telah selesai ditebang, Boots meraih Sekop di atas bahunya.

"Menggali!" katanya pada Sekop. Sekop mulai menggali dan menggali sampai tanah dan batu terbang keluar. Lalu terlihatlah sebuah lubang yang telah digali tepat di sebelah istana.

Boots mengeluarkan Walnut dan meletakkannya di dalam sumur. Dia mencabut sumbat lumut.

"Biarkan air mengalir," kata Boots. Jadi Walnut membiarkan air keluar dalam aliran besar. Dalam waktu singkat, air dingin yang segar keluar setinggi air mancur. Kini sang Raja memiliki air yang dia inginkannya!

Boots adalah orang yang telah menebang pohon ek dan Boots jugalah orang yang telah menggali sumur di halaman istana. Oleh karena itu Boots berhak mendapatkan setengah harta kerajaan, seperti yang dijanjikan sang Raja.

Sang Raja tersenyum bahagia. Boots berkata kepada sang Raja, "Yang mulia Raja, biarkan semua orang yang sebelumnya datang mencoba untuk menebang pohon ek dan menggali sumur pulang dari pulau itu?"

Sekarang sang Raja sangat senang dengan sinar matahari masuk melalui jendelanya, dan air segar yang dia inginkan, sehingga dia berkata ya. Maka Petrus dan Paulus pun kembali.

Selesai.

Source : click disini

Share:

Wednesday, September 15, 2021

Cerita Pesta Beruang - Dongeng Amerika

 

courtesy of storiestogrowby.org

Dongeng Anak Dunia - Dahulu kala ada seorang lelaki tua yang tinggal di Alaska, dia tampak terlihat sedih. Semua teman dan keluarganya telah lama pergi. Dia mulai bertanya-tanya apakah dia harus meninggalkan desa dan memulai hidup baru di tempat lain.

"Jika aku tinggal di tempat baru, setidaknya Aku tidak akan berada di sekitar semua kenangan ini lagi," pikirnya. Tetapi dia juga khawatir, "Jika Aku mendayung ke desa lain dan orang-orang di sana melihat bahwa Aku sendirian, mereka mungkin berpikir bahwa Aku melarikan diri dari desa asalku karena Aku dituduh melakukan sesuatu yang memalukan." Sebaliknya, dia berpikir bahwa dia akan pergi dan tinggal di hutan sendirian.

Pria malang itu sangat sedih, bepergian sendirian di hutan, dia benar-benar berpikir untuk pergi ke sarang beruang dan membiarkan beruang tersebut membunuhnya lalu memakannya. Sarang beruang berada di tepi sungai salmon yang besar, lalu dia pergi ke sungai itu pagi-pagi sekali sampai dia menemukan jejak beruang, dan dia berbaring di ujungnya. Dia berpikir bahwa ketika beruang keluar di sepanjang jalan ini, mereka akan menemukannya, dan itu akan menjadi akhir dari hidupnya.

Perlahan-lahan, saat dia berbaring di sana, dia mendengar suara langkah kaki di semak-semak. Kemudian sejumlah beruang grizzly yang besar datang. Beruang terbesar memimpin beruang lainnya. Kemudian orang tua itu menjadi takut. Tiba-tiba, dia menyadari bahwa dia tidak ingin mati sia-sia. Saat pemimpin beruang datang kepadanya, lelaki tua itu berdiri. Dia berkata: "Aku datang untuk mengundang kalian ke pesta."

Pada saat itu, bulu pemimpin beruang berdiri tegak dan tampak seperti akan menerkamnya. Orang tua itu berpikir bahwa dia pasti akan mati, tetapi dia berkata lagi, "Aku datang untuk mengundang kalian ke pesta, tetapi jika kalian ingin membunuhku, Aku rela mati. Aku hidup hanya sendiri dan aku telah kehilangan semua keluarga dan teman-temanku."

Segera setelah dia mengatakan hal itu, sang beruang yang memimpin berbalik dan menggeram kepada beruang yang mengikutinya. Kemudian kelompok mereka kembali berbalik arah ke tempatnya. Setelah beberapa saat pria itu berbalik dan berjalan menuju desanya dengan sangat cepat. Dia bertanya-tanya apakah beruang terbesar itu telah memberi tahu beruang di belakangnya untuk kembali dan bersiap-siap karena mereka diundang ke pesta.

"Yah, kalau begitu, lebih baik aku bersiap-siap untuk membuat pesta," pikir lelaki tua itu.

Sesampainya di rumah, ia mulai membersihkan diri. Dia mengambil pasir di sekitar perapian dan menggantinya dengan pasir yang bersih. Kemudian dia pergi untuk mengambil kayu. Ketika dia memberi tahu orang lain di desanya dan apa yang dia lakukan, mereka semua sangat kaget dan ketakutan. Mereka berkata lelaki tua itu, "Apa yang membuatmu melakukan hal seperti itu? Beruang Grizzlies adalah musuh kita. Kita semua tidak ingin beruang grizzly itu berada di rumahmu."

Ketika lelaki tua itu kembali ke rumah, dia melepas bajunya dan mengecat dadanya. Dia meletakkan garis-garis merah di otot lengan atasnya, lalu di atas jantungnya, dan satu lagi di bagian atas dadanya.

Pagi-pagi sekali, setelah dia bersiap-siap, dia berdiri di luar pintu menunggu kedatangan kelompok beruang. Akhirnya dia melihat mereka di ujung sungai, dipimpin oleh beruang grizzly besar yang sama, yang berambut putih di ujungnya. Namun, ketika penduduk desa lain melihat beruang itu, mereka sangat ketakutan sehingga mereka mengurung diri di rumah. Tapi lelaki tua itu berdiri di depan pintu rumahnya untuk menerima tamunya. Dia mengajak semua beruang ke dalam rumahnya dan memberi mereka tempat duduk, dan sisanya di sekelilingnya.

Pertama, dia menyajikan nampan besar berisi cranberry yang diawetkan dengan minyak. Beruang besar itu sepertinya mengatakan sesuatu kepada teman-temannya, dan begitu dia mulai makan, yang lain mulai makan juga. Mereka mengawasinya dan melakukan apa pun yang dia lakukan. Tuan rumah mengikutinya dengan hidangan salmon, dengan taburan gulma semanggi dan dandelion di atasnya. Kemudian hidangan daging rusa dengan kacang pinus. Untuk hidangan penutup, raspberry dengan madu.

Setelah mereka selesai makan, beruang besar itu berbicara dengan tuan rumahnya si lelaki tua untuk waktu yang sangat lama. Seolah-olah pemimpin beruang itu sedang memberinya pidato ataupun nasehat. Ketika selesai, pemimpin beruang menjilati cat yang ada di lengan dan dadanya. Dan masing-masing beruang lainnya pun secara bergilir melakukan hal yang sama. Orang tua itu merasa seolah-olah mereka sedang menghapus kesedihannya.

Sehari setelah semua itu terjadi, beruang terkecil kembali ke rumah lelaki tua itu dalam wujud manusia dan berbicara dengan lelaki tua itu. Sebenarnya, ia terlahir sebagai manusia, tetapi dia ditangkap dan diadopsi oleh beruang. Beruang kecil ini bertanya kepada lelaki tua itu, "apakah kamu mengerti apa yang dikatakan pemimpin beruang", dan lelaki tua itu menjawab, "Tidak."

Lalu sang manusia beruang berkata, "Dia memberitahumu, bahwa dia berada dalam kondisi yang sama denganmu. Dia juga sudah tua dan telah kehilangan semua temannya. Dia telah mendengar tentangmu sebelum dia melihatmu, dia juga tahu rasanya ditinggalkan oleh keluarga dan teman-teman terdekat."

Lelaki tua itu bertanya kepada sang manusia beruang, "mengapa pada saat dia kesini tidak memberi tahuku?",

Manusia beruang menjawab, "dia tidak diizinkan untuk berubah menjadi bentuk manusianya dan berbicara bahasa aslinya saat berada di sekitar beruang lainnya".

Setelah itu, saat seluruh penduduk desa mengadakan pesta , mereka selalu mengundang Beruang Grizzlies besar ke pesta mereka. Dan sejak saat itu pula mereka yang dahulunya musuh kini akan menjadi teman, seperti yang dilakukan lelaki tua itu dengan pemimpin beruang.

Sekian

Source : click disini

Share:

Monday, September 6, 2021

Kisah Kumis Singa - Dongeng Afrika Timur

 

courtesy of storiestogrowby.org 

Dongeng Anak Duni - Dahulu kala di Ethiopia ada seorang wanita bernama Leeya, dia menikah dengan seorang pria yang telah memiliki seorang anak. Istrinya telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Leeya telah berusaha semaksimal mungkin untuk dekat dengan anak dari pria itu, namun sepertinya usahanya sia-sia.

Leeya menawari dan menyuapkan makanan ke anak laki-laki itu, tapi dia menolak untuk makan. Dia berbicara dengan lembut anak itu, tapi dia membuang muka dan berbalik. Dia duduk di sebelahnya, tapi dia berdiri dan berjalan pergi. Usaha Leeya untuk dekat dengan anak itu sudah berjalan selama berbulan-bulan dan Leeya tidak tahu harus berbuat apa lagi.

Di desa Leeya ada seorang tabib, tabib tersebut tinggal di sebuah pegunungan. Ketika ada orang di desa yang sakit atau terluka, sang tabib selalu berkunjung dan mengobatinya. Leeya merasa selalu bisa memperbaiki masalahnya sendiri. Tapi tidak untuk kali ini. Dia membutuhkan bantuan tabib tersebut!

Saat Leeya datang ke gubuk tabib, dia melihat pintu terbuka. Dokter tua itu berkata tanpa berbalik, "Apa masalahmu, sehingga datang kemari?"

Leeya memperkenalkan dirinya dan menjelaskan tentang masalahnya.

Lalu tabib berkata, "Aku mengerti. Lalu, apa yang dapat aku bantu untuk menyelesaikan masalahmu itu?"

"Buatkan aku ramuan, jimat atau Apa pun yang dapat membuat anak tersebut dekat denganku." Kata Leeya.

Tabib itu menatap matanya sambil berkata. "Nona muda, masalahmu ini tidak sama dengan memperbaiki tulang yang patah atau menyembuhkan infeksi telinga. Aku perlu waktu untuk berpikir. Kembalilah dalam tiga hari."

Tiga hari kemudian, Leeya kembali ke gubuk tabib.

"Leeya," kata tabib itu sambil tersenyum, "Aku punya kabar baik untukmu! Ada ramuan yang akan mengubah perilaku anak itu terhadapmu. Tapi kamu harus tahu bahwa itu membutuhkan bahan khusus. Kamu harus membawakan kumis untukku dari singa yang masih hidup."

"Kumis singa?!?, Itu tidak mungkin!" kata Leeya dengan kaget.

"Kau ingin anak tirimu dekat denganmu?!. Ambilkan kumis dari singa yang masih hidup." kata tabib sambil berteriak.

Kemudian dia membalikkan badannya sambil berkata "Tidak ada lagi yang bisa kukatakan. Kamu tahu, aku orang yang sangat sibuk."

Malam itu Leeya berguling-guling. Bagaimana dia bisa mendapatkan kumis dari singa yang masih hidup?

Keesokan harinya, dia pergi keluar rumah. Di tangannya ada semangkuk nasi yang dilumuri saus daging.

Leeya pergi ke rerimbunan pohon rindang di mana jejak singa terlihat dan singa tersebut diketahui hidup. Dia berjalan ke jarak yang aman dari pepohonan yang rindang dan dengan sangat tenang meletakkan mangkuk itu di atas rumput.

Kemudian dengan tenang dan seaman mungkin, dia mundur dan pulang.

Keesokan harinya pada waktu yang sama, dia membawa semangkuk nasi lagi dengan saus daging ke gua. Ketika dia melihat mangkuk yang lama sudah kosong, dia mengambilnya dan meletakkan yang baru yang sudah terisi penuh. Lagi dan lagi dia pergi dengan tenang.

Setiap hari, dia melakukan hal itu. 1 bulan berlalu. Leeya tidak pernah melihat singa itu lagi. Tapi dia tahu dari jejak kaki di tanah bahwa singa yang memakan makanannya.

Kemudian suatu hari, dia melihat kepala singa keluar dari balik beberapa pohon. Leeya berusaha untuk tidak menatap mata singa, dia melangkah sangat lambat ke tempat yang sama seperti biasanya. Dia meletakkan semangkuk makanan baru yang penuh, mengambil mangkuk kosong, dan melangkah pergi.

Hari demi hari, kepala singa menyembul dari balik pepohonan yang semakin dekat dengan tempat dia meletakkan mangkuk. Sampai suatu pagi singa itu duduk di sebelah mangkuk kosong sambil menunggu Leeya datang membawakan mangkuk makanan yang penuh. Kali ini Leeya duduk dan menunggu disamping singa yang sedang makan. Setelah selesai, dia membelai bulunya yang tebal, seperti kucing rumahan. Dia melihat ke dalam mata singa yang lembut dan melihat bahwa sekarang singa itu telah mempercayainya.

"Sebenarnya, singa adalah makhluk yang baik jika tahu cara untuk dekat dengannya." Kata Leeya.

Beberapa saat setelah Leeya membelai bulu tebal singa, dia berfikir waktunya untuk mengambil kumis singa itu.

Keesokan harinya, dia membawa pisau kecil. Setelah dia meletakkan mangkuk makanan, dan singa mengizinkannya untuk membelai kepalanya, dia berkata dengan suara rendah, "Oh, singa tersayang! Bolehkah aku meminta satu saja kumismu yang bagus itu?"

Sambil membelai singa dengan satu tangan, dia dengan cepat memotong kumisnya dengan tangan satunya, Leeya sangat berhati-hati agar tidak melukai singa dengan.

"Terima kasih, temanku yang lembut," katanya kepada singa setelah mendapatkan kumis singa itu.

Dengan cepat, Leeya berlari ke gubuk tabib. Sambil memegang erat kumis di tangannya, dia menangis karena senang dan berkata, "Aku memilikinya! Aku memiliki kumis singa!"

Tabib bertanya kepada Leeya, "Apakah kamu mendapatkannya dari singa yang masih hidup?".

"Ya!" Kata Leeya.

"Katakan padaku, bagaimana kamu melakukannya?" Tanya tabib.

Leeya menjelaskan langkah-langkahnya.

Dengan bangga dia menyerahkan kumis singa itu. Tabib melihatnya dengan hati-hati. Kemudian dia berjalan ke api dan melemparkan kumis itu, di mana api itu langsung membakar kumis singa sampai tak tersisa.

"Apa yang telah kau lakukan?!" Leeya berkata sambil menangis karena kumis singa yang susah payah dia dapatkan terbakar sia-sia.

"Leeya, bukan kumis singa yang kau butuhkan. Katakan padaku, apakah anak laki-laki itu benar-benar lebih berbahaya daripada seekor singa? anak yang merindukan ibunya?" kata tabib sambil berteriak.

Leeya terkejut mendengarnya. Tapi dia berpikir .. mungkin? Dan pada saat dia kembali ke rumah, dia tahu apa yang bisa dia lakukan.

Sekian

Source : click disini

Share:

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...