Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Monday, September 6, 2021

Kisah Kumis Singa - Dongeng Afrika Timur

 

courtesy of storiestogrowby.org 

Dongeng Anak Duni - Dahulu kala di Ethiopia ada seorang wanita bernama Leeya, dia menikah dengan seorang pria yang telah memiliki seorang anak. Istrinya telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Leeya telah berusaha semaksimal mungkin untuk dekat dengan anak dari pria itu, namun sepertinya usahanya sia-sia.

Leeya menawari dan menyuapkan makanan ke anak laki-laki itu, tapi dia menolak untuk makan. Dia berbicara dengan lembut anak itu, tapi dia membuang muka dan berbalik. Dia duduk di sebelahnya, tapi dia berdiri dan berjalan pergi. Usaha Leeya untuk dekat dengan anak itu sudah berjalan selama berbulan-bulan dan Leeya tidak tahu harus berbuat apa lagi.

Di desa Leeya ada seorang tabib, tabib tersebut tinggal di sebuah pegunungan. Ketika ada orang di desa yang sakit atau terluka, sang tabib selalu berkunjung dan mengobatinya. Leeya merasa selalu bisa memperbaiki masalahnya sendiri. Tapi tidak untuk kali ini. Dia membutuhkan bantuan tabib tersebut!

Saat Leeya datang ke gubuk tabib, dia melihat pintu terbuka. Dokter tua itu berkata tanpa berbalik, "Apa masalahmu, sehingga datang kemari?"

Leeya memperkenalkan dirinya dan menjelaskan tentang masalahnya.

Lalu tabib berkata, "Aku mengerti. Lalu, apa yang dapat aku bantu untuk menyelesaikan masalahmu itu?"

"Buatkan aku ramuan, jimat atau Apa pun yang dapat membuat anak tersebut dekat denganku." Kata Leeya.

Tabib itu menatap matanya sambil berkata. "Nona muda, masalahmu ini tidak sama dengan memperbaiki tulang yang patah atau menyembuhkan infeksi telinga. Aku perlu waktu untuk berpikir. Kembalilah dalam tiga hari."

Tiga hari kemudian, Leeya kembali ke gubuk tabib.

"Leeya," kata tabib itu sambil tersenyum, "Aku punya kabar baik untukmu! Ada ramuan yang akan mengubah perilaku anak itu terhadapmu. Tapi kamu harus tahu bahwa itu membutuhkan bahan khusus. Kamu harus membawakan kumis untukku dari singa yang masih hidup."

"Kumis singa?!?, Itu tidak mungkin!" kata Leeya dengan kaget.

"Kau ingin anak tirimu dekat denganmu?!. Ambilkan kumis dari singa yang masih hidup." kata tabib sambil berteriak.

Kemudian dia membalikkan badannya sambil berkata "Tidak ada lagi yang bisa kukatakan. Kamu tahu, aku orang yang sangat sibuk."

Malam itu Leeya berguling-guling. Bagaimana dia bisa mendapatkan kumis dari singa yang masih hidup?

Keesokan harinya, dia pergi keluar rumah. Di tangannya ada semangkuk nasi yang dilumuri saus daging.

Leeya pergi ke rerimbunan pohon rindang di mana jejak singa terlihat dan singa tersebut diketahui hidup. Dia berjalan ke jarak yang aman dari pepohonan yang rindang dan dengan sangat tenang meletakkan mangkuk itu di atas rumput.

Kemudian dengan tenang dan seaman mungkin, dia mundur dan pulang.

Keesokan harinya pada waktu yang sama, dia membawa semangkuk nasi lagi dengan saus daging ke gua. Ketika dia melihat mangkuk yang lama sudah kosong, dia mengambilnya dan meletakkan yang baru yang sudah terisi penuh. Lagi dan lagi dia pergi dengan tenang.

Setiap hari, dia melakukan hal itu. 1 bulan berlalu. Leeya tidak pernah melihat singa itu lagi. Tapi dia tahu dari jejak kaki di tanah bahwa singa yang memakan makanannya.

Kemudian suatu hari, dia melihat kepala singa keluar dari balik beberapa pohon. Leeya berusaha untuk tidak menatap mata singa, dia melangkah sangat lambat ke tempat yang sama seperti biasanya. Dia meletakkan semangkuk makanan baru yang penuh, mengambil mangkuk kosong, dan melangkah pergi.

Hari demi hari, kepala singa menyembul dari balik pepohonan yang semakin dekat dengan tempat dia meletakkan mangkuk. Sampai suatu pagi singa itu duduk di sebelah mangkuk kosong sambil menunggu Leeya datang membawakan mangkuk makanan yang penuh. Kali ini Leeya duduk dan menunggu disamping singa yang sedang makan. Setelah selesai, dia membelai bulunya yang tebal, seperti kucing rumahan. Dia melihat ke dalam mata singa yang lembut dan melihat bahwa sekarang singa itu telah mempercayainya.

"Sebenarnya, singa adalah makhluk yang baik jika tahu cara untuk dekat dengannya." Kata Leeya.

Beberapa saat setelah Leeya membelai bulu tebal singa, dia berfikir waktunya untuk mengambil kumis singa itu.

Keesokan harinya, dia membawa pisau kecil. Setelah dia meletakkan mangkuk makanan, dan singa mengizinkannya untuk membelai kepalanya, dia berkata dengan suara rendah, "Oh, singa tersayang! Bolehkah aku meminta satu saja kumismu yang bagus itu?"

Sambil membelai singa dengan satu tangan, dia dengan cepat memotong kumisnya dengan tangan satunya, Leeya sangat berhati-hati agar tidak melukai singa dengan.

"Terima kasih, temanku yang lembut," katanya kepada singa setelah mendapatkan kumis singa itu.

Dengan cepat, Leeya berlari ke gubuk tabib. Sambil memegang erat kumis di tangannya, dia menangis karena senang dan berkata, "Aku memilikinya! Aku memiliki kumis singa!"

Tabib bertanya kepada Leeya, "Apakah kamu mendapatkannya dari singa yang masih hidup?".

"Ya!" Kata Leeya.

"Katakan padaku, bagaimana kamu melakukannya?" Tanya tabib.

Leeya menjelaskan langkah-langkahnya.

Dengan bangga dia menyerahkan kumis singa itu. Tabib melihatnya dengan hati-hati. Kemudian dia berjalan ke api dan melemparkan kumis itu, di mana api itu langsung membakar kumis singa sampai tak tersisa.

"Apa yang telah kau lakukan?!" Leeya berkata sambil menangis karena kumis singa yang susah payah dia dapatkan terbakar sia-sia.

"Leeya, bukan kumis singa yang kau butuhkan. Katakan padaku, apakah anak laki-laki itu benar-benar lebih berbahaya daripada seekor singa? anak yang merindukan ibunya?" kata tabib sambil berteriak.

Leeya terkejut mendengarnya. Tapi dia berpikir .. mungkin? Dan pada saat dia kembali ke rumah, dia tahu apa yang bisa dia lakukan.

Sekian

Source : click disini

Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...