Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Sang Raja dan Ahli Pemuji - Dongeng Asia

Tersebutlah seorang Raja yang sangat arip dan bijaksana dalam menjalakan pemerintahan kerajaannya, rakyat sangat bahagia dan sangat mencintai sang Raja mereka.

Hans Yang Bodoh - Dongeng Belanda

Tersebutlah seorang pengawal tua yang berkeinginan menikahkan salah satu orang putranya dengan putri sang Raja, lalu dia mendidik dua orang putranya yang akan mengatakan kata-kata terbaik untuk syarat yang harus dipenuhinya.

Putusan Sang Karakoush - Dongeng Mesir

Dikala malam yang sunyi sepi dan sangat dingin ini, semua orang memanfaatkan untuk tidur istirahat dengan tenang diperaduan masing-masing dengan selimut tebalnya setelah siang harinya beraktifitas yang sangat melelahkan.

Monday, November 30, 2015

Raja Pencinta Dongeng - Dongeng Rusia

Courtesy of artpassions.net
Dongeng Anak Dunia - Pada zaman yang telah lama berlalu, tersebutlah cerita dalam sebuah kerajaan yang dipimpin seorang raja.
Raja ini mempunyai hobby mendengar orang bercerita tentang sebuah dongeng, maka khusus di kerajaan yang di pimpin baginda raja ini, ada orang yang tugasnya hanya mendongengkan saja cerita buatnya. Hari demi hari tugas sang pendongeng istana ini berlanjut sampai pada suatu masa, pendongeng ini kehabisan bahan cerita untuk di dongengkan kepada sang baginda raja. Karena hobbynya tersebut sampai akhirnya sang rajapun mengadakan sayembara.

Hadiah sayembara tersebut ialah, "Akan kunikahkan putriku yang ini cantik ini kepada siapa saja yang bercerita tentang dongengnya yang bagus dan aku belum pernah mendengar cerita ini." Berduyun-duyunlah orang mengikuti sayembara yang baginda adakan ini, namun semuanya tidak ada yang berkenan di hati sang paduka pencinta cerita dongeng tersebut.

Di belahan lain negeri ini, yang di pimpin sang paduka raja hiduplah seorang pemuda yang hidupnya serba kekurangan. Hidup dengan penuh kesederhanaan, mungkin bisa di bilang hidup dalam kemiskinan.

"Mengapa tidak ikut sayembara nak? Niscaya putri yang raja yang cantik itu terpikat olehmu." Coloteh orang kampung disekitar tempat dia tinggal, sambil mencibirkan bibirnya penuh ledekkan serta hinaan terhadap diri si pemuda itu, tapi pemuda itu malah menanggapinya dengan serius.

Tidak terpikirkan olehku sebelumnya. "Okey aku akan daftar mengikuti sayembara itu, setidaknya aku bisa jalan-jalan ke istana, serta dapat makan gratis di sana." Pemikiran yang sangat cemerlang sekali pikirnya dalam hati sambil tertawa-tertawa sendirian.

Sampailah pemuda tersebut di istana kerajaan tersebut. "Siapa yang membawamu kesini, dan ada kerperluan apakah pemuda desa?" Sang baginda bertanya, kepada pemuda yang berpakaian penuh tambal-tambalan itu. Seorang pemuda yang miskin sangat sekali, berpikir sang raja dalam hatinya.

"Saya mau ikut sayembara, yang Tuanku raja selenggarakan itu. Namun sebelumnya hamba sangat lelah dan capai sekali menempuh perjalanan jauh dari tempat hamba ke istana ini, " jawab pemuda tersebut. Maka hambamu ini ada permintaan yang sudi kiranya Tuan raja mengabulkan permintaan ini. Raja pun bertanya tentang permintaan pemuda itu, "Apa kiranya permintaanmu nak?." Hambu hanya ingin makan saja paduka.

Rajapun memanggil pelayan istana untuk menyiapkan makanan bagi si pemuda miskin tersebut. Serta terbayang dalam hati kecilnya, bagaimana bila pemuda ini, atau seandainya menjadi suami anaknya yang seorang putri raja. Rajapun akhirnya melamun, membayangkan kejadian seperti itu.

Setelah selesai dengan acara makan-makannya, kembali pemuda tersebut menghadap raja.
"Mendongenglah nak, aku sudah tidak sabar dengan cerita dongengmu !" perintah sang paduka kepada pemuda tersebut.

Mulailah pemuda ini bercerita tentang kehidupannya yang serba kekurangan, susah buat makan, susah buat pakaian juga susah buat tempat tinggal, dongeng yang sangat menyentuh hati nurani sang paduka. Ini cerita yang unik yang sebelumnya tidak pernah dia dengarkan. Dongeng percintaan, dongeng sang putri nan cantik, dongeng tentang pangeran yang kaya raya, itu sudah biasa dia dengarkan. Tidak di sangka-sangka pemuda yang bajunya kumal penuh tambalan ini punya cerita dongeng seperti ini. Namun bagaimana mungkin putrinya harus menikah dengan pemuda ini, tidak rela rasanya hati ini, pikir sang paduka raja.

"Tidak usah binggung Tuanku raja, hambapun tidak ingin menikah dengan putri. Hamba hanya berharapkan pekerjaan di istana ini, supaya hamba tidak hidup dalam kemiskinan lagi."
 
Betapa mulia hati si pemuda ini, pikir sang paduka raja. Di angkatlah si pemuda itu menjadi pegawai kerajaan yang tugasnya hanya membuatkan dongeng untuknya atau menjadi pendongeng istana kerajaan tersebut.

Sejak saat itu si pemuda, tidak pernah lagi mendengar ledekan, hinaan, orang kampungnya. Sekarang dia  sangat dihargai semua orang terutama tetangga dan orang sekampungnya. Wasalam.

oleh: mamang
Share:

Sunday, November 29, 2015

Kaguya Sang Putri Bulan - Dongeng Jepang

Courtesy of blogspot.com - Putri Kaguya
Dongeng Anak Dunia - Dongeng ini diawali dari kehidupan sepasang suami istri, kakek nenek yang tidak mempunyai anak, serta hidup serba kekurangan. Pasangan kakek nenek ini bekerja sebagai pembuat keranjang bambu yang mereka jual ke pasar tempat mereka tinggal. Kebetulan sekali rumah mereka berdua tidak jauh dari hutan pohon bambu atau dikelilingi hutan bambu. Kalau mereka membutuhkan bahan baku, mereka berdua pergi ke hutan bambu untuk mencari bahan baku keranjang buatannya itu. Setelah dapat bambu yang cocok untuk bahan baku, mereka membelah-belahnya serta mengikatnya untuk dibawa pulang kerumah. Ini kebiasaan kedua kakek nenek pembuat keranjang itu, setiap harinya. Walaupun sudah pada tua mereka tidak ada yang membantu pekerjaannya karena mereka tidak mempunyai anak keturunan, Walaupun kadang-kadang hati mereka berduapun merindukan seorang anak, yang akan menjadi tumpuan penerus generasi masa depan hidupnya.

Setiap bahan bambu untuk membuat keranjang habis, kakek nenek itu pergi mencarinya. Seperti pagi hari itu mereka berdua sudah siap-siap berangkat pergi ke hutan bambu.
Satu-satu kakek nenek itu memilih-milih bambu yang akan di potong, seketika itu terkejutlah kakek nenek itu mendapatkan sebatang pohon mambu yang memantulkan cahaya bagai kilau emas. Seperti ada daya tarik yang membawa kakek nenek itu untuk segera memotongnya. Akhirnya kakek nenek itu menebang pohon bambu yang aneh itu.

Kakek pun mengambil golok dan menebang pohon bambu tersebut. "Ada apakah ini nek?" Seru si kakek kepada si nenek istrinya, saking terkejutnya. Sebab dari belahan pohon bambu tersebut mengeluarkan cahaya emas yang mennyilaukan. Dengan sisa keberaniannya si kakek dan nenek itu mendekati pohon tersebut. Ternyata cahaya kilau emas itu keluar seorang bayi perempuan mungil yang terdapat pada belahan bambu itu.

Dengan hati yang sangat bahagia di pungutlah bayi perempuan itu, dengan harapan kakek nenek itu dapat merawat dan membesarkannya. Akhirnya harapan pasangan kakek nenek tersebut dapat dikabulkan oleh yang maha pencipta. Mereka berdua mengurus dan membesar anak bayi perempuan itu dengan setulus hati dan penuh kasih sayang. Dan pada waktunya bayi perempuan yang cantik berseri-seri itu diberi nama Kaguya, bayi mungil yang menjadi sumber kebahagiaan pasangan kakek nenek ini, yang sejak dulu mendambakan momongan.

Semenjak kejadian itu, kakek selalu mendapatkan bambu yang bercahaya keemasan dan didalam ruas batangnya terdapat uang emas, dengan ini kehidupan si kakek nenek menjadi makmur tidak lagi membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hidup bahagia sambil mengasuh dan membesarkan putri kesayangan Kaguya.

Tak terasa waktu terus berjalan dengan cepatnya. Tersebar seantero negeri tentang seorang putri cantik jelita tiada lain dialah putri Kaguya. Kulit kuning langsat, wajah bersinar, dan berambut pajang hitam berkilauan. Berlomba-lombalah setiap hari, pemuda-pemuda seluruh penjuri negeri pada datang ingin mempersunting dan menjadikan istri. Sang putri yang terkenal akan kecantikannya ini belum bisa diluluhkan hatinya, tiada seorangpun dari seluruh pemuda-pemuda itu yang sanggup menaklukan hatinya. 

Pada saat semua orang ingin mencari akal, atau cara untuk mendapatkan perhatian dari sang putri. Datanglah lima orang pemuda secara bersamaan melamar sang putri idolanya itu, dan sang putripun menerima lamaran dari kelima pemuda-pemuda tersebut tetapi sang putri mengajukan beberapa syarat :

- Dari pemuda yang pertama dia menginginkan bunga Azaela emas dan perak yang menurut cerita hanya ada dalam lengenda rakyat setempat saja.
- Dan dari pemuda yang kedua putri memberi syaratnya yaitu sebuah mangkuk Budha yang dapat memancarkan sinar kemilauan, dalam gelap dan terang.
- Pemuda yang ketiga dia beri syarat mencari tikus api yang hanya ada di negeri China, tikus ini berwarna merah seperti api yang sedang menyala.
- Sementara tugas pemuda yang keempat dia mau dipersunting dengan maharnya kerang laut dari sarang burung walet.
- Terakhir pemuda yang kelima putri meminta syarat di carikan permata naga, yang konon permata ini mengeluarkan pernak-pernik cahaya warna-warni.

Beberapa waktu berlalu akhirnya kelima pemuda itupun muncul dihadapan sang putri Kaguya dengan membawa persyaratan yang putri ajukan kepada masing-masing pemuda itu. Namun alangkah kecewanya sang putri mendapatkan syarat yang dia inginkan semuanya tidak ada yang asli. Pemuda pertama datang denga membawa bunga Azaela bersepuhkan warna keemasan dan perak. Pemuda kedua membawa mangkuk yang tidak ada sedikitpun keistimewaannya. Pemuda ketiga membawa tikus yang diberi cat warna merah api yang menyala. Pemuda keempat datang dengan kerangnya, yang dia dapatkan dari hasil mencarinya di pinggiran pantai. Dan terakhir pemuda kelima yang ditugaskan mencari persyaratan untuk melamar dirinya, hanyalah membawa permata-permata yang tidak mengeluarkan cahaya warna-warni alias bukan permata naga.

Tidak satupun dari kelima pemuda itu, yang berhasil mempersunting sang putri yang cantik jelita ini. Usaha mereka semua kandas di tengah jalan, dengan sangat menyesal mereka pulang ke masing-masing negerinya. 
Putri Kaguya hanya bisa menatap kepergian kelima pemuda yang gagal melamar dirinya.

"Putriku sayang mengapa kamu melamun, apa yang ada dibenak pikiranmu?" tanya kedua kakek nenek ini yang selalu mengurus dan memperhatikan anak kesayangan itu. Mungkin sang putri kesayangannya ini kecewa atas kejadian kemarin tentang kelima pemuda yang gagal melamarnya.
"Diutarakannya apa yang menjadi pokok persoalan mengapa dia melamun, Putri Kaguya menceritakan keadaan yang sebenarnya tetang dirinya kepada kakek nenek yang mengurus dia selama ini. Tentang negeri Bulan nun jauh disana, tempat asalnya dia berada dan akan datang utusan yang akan datang membawanya pulang" berkata sang putri Kaguya kepada kedua kakek nenek yang telah mengurusnya selama ini, dan tak terasa air matanya jatuh bercucuran menahan haru dan sedih. Dan tentu saja kedua kakek nenek ini lebih sedih lagi akan kehilangan putri kesayangan ini. Akhirnya kedua kakek nenek ini meminta bantuan pasukan pemerintah penguasa, untuk persoalan yang sedang mereka hadapi. Akhirnya penguasa pemerintahan waktu itu mengirimkan pasukan samurainya.

Bertepatan tanggal 15 pada zaman waktu itu, rumah putri Kaguya sudah sejak sore hari dijaga ketat pasukan samurai yang bersenjatakan lengkap ala samurai. Ada yang bertugas disamping kiri kanan rumahnya, diatas atap rumah dalam ruangan rumah, semua telah diatur sedemikian ketatnya. Mungkin menurut pengalaman para samurai yang telah terlatih itu, mereka akan aman dalam penjagaan yang super ketat ini.

Saat waktu menunjukan tengah malam pas, terkejutlah seluruh pasukan samurai dengan kehadiranya kereta kencana dari arah bulan purnama. Kereta kencana itu muncul persis diatas wuwungan rumah putri Kaguya.
Tentu saja semua pasukan samurai yang telah terlatih itu menbidikan panahnya kearah kereta kencana, namun semua pasukan itu dibuat silau dan tidak dapat melihat sasarannya.

Bersamaan waktu itu keluarlah seseorang putri dari kereta tersebut turun menghampiri putri Kaguya untuk membawa pulang. Sebelum pergi meninggalkan kedua orang tua yang selama ini mengurusnya, sang putri menginggatkan kakek nenek untuk selalu hidup sehat. Mengucapkan selamat perpisahan dan rasa terimakasih yang tak terhingga atas semua cinta kasih sayang orang tua tersebut terhadap dirinya.
Putri Kaguya pun akhirnya naik kereta itu, terbang ke angkasa tanpa dapat dihalangi lagi. Kakek dan nenek sangat sedih melihat putri mereka satu-satunya meninggalkannya.

Terbanglah kereta kencana tersebut membawa putri nan cantik jelita itu ke angkasa raya. "Kaguya" hanya itulah teriakkan dari mulut kakek nenek tua tersebut, ketika anak kesayangan pergi. Sedih, terharu, dan entah apa lagi yang melanda kedua pasangan kakek nenek ini. Wasalam.

oleh: mamang
Share:

Thursday, November 26, 2015

Semua Anak-Anak Jahat, Akhirnya Tertipu - Dongeng India

Courtesy of youtube.com - Ilustrasi kakek
Dongeng Anak Dunia - Tersebutlah cerita pada zaman dahulu, hidup seorang kakek tua yang banyak hartanya dan mempunyai empat orang putra. Namun keempat anaknya itu tidak berkelakuan baik atau jahat. Dan si kakek berpesan kepada semua anak-anak bahwa umurnya tidak akan lama lagi, serta dia akan membagi-bagikan hartanya menjelang ajal menjemput atau meninggal dunia itulah janji si kakek tua terhadap anak-anaknya tersebut.

Namun semuanya sudah ada yang mengatur, dari hari ke hari si kakek tua renta itu bukannya meninggal atau sakit yang parah malah sebaliknya beliau malah tambah sehat dan segar bugar kembali. Tentu saja anak si kakek yang jahat-jahat itu dan tidak pernah mengurus bapaknya itu menjadi semakin jahat. Sampai tega-teganya menelantarkan kakek tua, yang seharusnya anak-anak itu sayang sama beliau yang sudah tua renta. Mereka semua hanya mengingikan hartanya saja dari si kakek, tidak pernah perhatian sama sekali. Alangkah malangnya hidup si kakek tua tersebut dengan perlakuan anak-anaknya itu.

Sampai pada suatu ketika, beliau bertemu teman lamanya atau sahabatnya di waktu beliau masih muda, beliaupun menceritakan uneg-unegnya selama ini. Mengenai perlakuan anak-anak yang semakin hari semakin jahat dan tidak perduli terhadapnya. Sahabatnya yang baik hati pun merasa terharu dan dia ingin sekali menolong si kakek yang memang sahabat baiknya sejak dahulu.

"Besok aku pasti berkunjung ke rumahmu, berkata sahabatnya si kakek. Dan tentu saja aku akan membohongi ke empat anakmu itu, ketika aku datang aku akan katakan alasan kedatangku bertamu, adalah untuk urusan hutang piutang antara engkau dan aku sahabatku."
"Dan tentu saja nanti aku akan persiapkan empat peti batu kerikil, serta akan aku katakan pada anak-anakmu bahwa peti-peti tersebut berisi emas permata yang mahal harganya."

Untuk menyakinan anak-anakya, sikakek mengarang cerita bahwa harta tersebut adalah hasil beliau ketika masih muda bersama sahabatnya dia membangun usaha dagang, sahabatnya waktu muda meminjam modal dari beliau. Serta berhasil menjadi saudagar yang kaya raya, berkat jasa si kakek sahabatnya ingin berterimakasih dan membayar hutang piutangnya itu. Dan sepulangnya sahabat beliau itu, sikakek dapat perhatian lain. Dan beliaupun berpesan kepada empat anaknya untuk merawatnya dengan telaten kalau menginginkan harta warisan tersebut. Sebab yang telaten merawatku, itulah yang berhak mendapatkan hartaku setelah aku meninggal, kata sikakek kepada ke empat anak-anaknya.

Setelah kejadian itu semua anak-anak si kakek sangat telaten mengurus dan merawat beliau, sebab mereka semua mengharap warisan yang begitu banyak menurut perkiraan mereka. Hari demi hari hati si kakek menjadi tenang, menunggu sisa akhir hidup beliau. Sampai suatu hari si kakek meninggal dunia dengan tenang di samping anak-anaknya. Walaupun keempat anaknya tersebut, bukan anak-anaknya yang baik, tetapi beliau merasa tenang, setidaknya ada yang menemani beliau disisa akhir hayatnya.

Serta merta semua anak-anak si kakek dengan keserakahannya, membuka peti-peti yang mereka kira emas permata itu. Alangkah terkejutnya keempat anak-anak si kakek tersebut mendapatkan bahwa di dalam peti-peti tersebut hanyalah tumpukan batu-batu kerikil saja, tidak ada emas dan tidak pula ada permatanya.

Dengan kejadian tersebut diatas maka sadarlah keempat anak-anak si kakek itu, bahwa mereka semuanya telah tertipu. Demikianlah si kakek dan sahabatnya telah berhasil mangelabui empat anak-anak jahat tersebut. Semoga Dongeng ini bisa menghibur dan menjadi tolak ukur dalam mendidik anak-anak kita. Wasalam.
    
"Perkerjaan yang mengharap imbalan adalah pekerjaan yang sia-sia"

oleh: mamang
Share:

Wednesday, November 25, 2015

Wen Cheng Yang Pandai Nan Cantik - Dongeng China

Courtesy of womenofchina.cn - Putri Wencheng
Dongeng Anak Dunia - Berlomba-lomba dari seluruh penjuru negeri, juga dari negeri-negeri lain untuk mempersunting putri nan cantik jelita, menarik dan pandai. Itulah si jelita putri Wen Cheng, putri seorang raja dari kerajaan Zaman dinasti Tang. Tak terkecuali pangeran-pangeran, raja-raja dan putra mahkota dari seluruh penjuru negeri, ingin memperistri putri Wen Cheng.

Tersebarlah cerita bahwa karena kecantikanya, banyak yang melamar sang putri ayahanda, sang putripun jadi bingung untuk menerima lamaran tersebut. Karena kalau satu pangeran, satu raja atau satu putra mahkota yang diterima lamarannya, raja merasa tidak enak sama yang lainnya, yang juga sama-sama melamar putri beliau.

Raja pun akhirnya mengadakan sayembara, dan sayembaranya nanti dibuka pada waktu semua pangeran, raja, atau putra mahkota yang ikut mendaftar telah berkumpul. Sementara raja telah menyiapkan bahan sayembara yaitu sebuah teka-teki. Dan bagi peserta yang bisa menjawab dengan jawaban yang paling bagus atau paling benar, maka dialah yang berhak mendapatakan putri nan cantik jelita serta pandai tersebut untuk menjadi istrinya.

Nun jauh disana disebuah negeri yang dipimpin seorang raja yang menpunyai seorang anak atau pangeran bernama Srongtson Gambo. Srongtson Gambo adalah anak dari raja negeri Tibet yang mendengar kabar akan kecantikan serta kepandaian putri Wen Cheng ini, ikut tertarik akan kabar tersebut dan ingin menjadi peserta sayembara. Segeralah dia panggil utusan kepercayaan yang bernama Lu Dong Zan, untuk disuruh mendaftar menjadi peserta sayembara tersebut. Setelah utusan kepercayaan datang, diutarakanlah maksud serta tujuannya sang pangeran. Dan Lu Dong Zan sebagai abdi kepercayaan menyanggupi titah sang pangeran berangkat ikut sayembara menjawab teka-teki tersebut.

Dengan diiringi doa dari sang pangeran pergilah Lu Dong Zan ke kerajaan Dinasti Tang untuk mengikuti sayembara tersebut. Ternyata disana telah banyak berkumpul para pengeran, para raja, dan para putra mahkota yang bermaksud ikut dalam kompetisi sayembara tersebut.

Akhirnya tiba juga apa yang ditunggu para peserta sayembara. Bergemalah salam dari seorang raja yang arif bijaksana memberi salam kepada semua tamu undangan peserta sayembara.

Dengan wibawa yang agung, raja Tang memberikan beberapa petunjuk sayembara teka-teki yang sebagian besar peserta sudah tidak sabar, sayembara teka-teki apakah gerangan !! Raja akhirnya menerangkan teka-teki itu, menyuruh semua peserta untuk memilih dari 12 ekor kuda, yang mana  pasangan anak dan induknya? Itulah pertanyaan dari sayembara tersebut.

Maka majulah peserta sayembara satu persatu dan memilih atau memasangkan 2 ekor, 2 ekor kuda dengan menaksir atau mengira-ngira mencocokan anak dan indukannya. Namun tak seorangpun yang berhasil benar dalam memilih pasangan induk serta anak kuda tersebut. Setelah peserta satu persatu menyerah maka saatnya datang giliran utusan raja Tibet yaitu Lu Dong Zan.

Lalu Lu Dong Zan mengirim enam ekor anak kuda tersebut ke tempat terpisah dari enam ekor induknya. Setelah itu Lu Dong Zan membiarkan anak kuda itu beberapa saat sampai anakan kuda tersebut merasa lapar dan haus. Setelah itu Lu Dong Zan melepas keenam anak kuda tersebut untuk menghampiri induknya masing-masing, sudah pasti keenam ekor anak kuda tersebut menghampiri indukannya sendiri-sendiri. Rajapun terkesan dengan akal pintar Lu Dong Zan tersebut.

Tetapi raja juga sangat kaget karena yang menang yang menurut beliau adalah kerajaan yang kurang kaya. Raja tidak mau putrinya menikah dengan pangeran yang menurutnya tidak sekaya negeri sendiri. Takut putrinya hidup sengsara di negeri yang jauh disana, maka rajapun mencari akal lain. Raja memberikan lagi soal pertanyaan lain, yaitu menyuruh memasukan benang, kelubang sebuah permata. Lu Dong Zan pun tak kehilangan akat diambilah benang sutra yang halus lalu dia mencari semut, dan diikatlah kaki semut itu dengan hati-hati. Setelah itu Lu Dong Zan pun mengambil madu dan dioleskannya madu tersebut di diantar lubang permata tersebut. Maka masuklah semut yang telah diikat benang tersebut, ketika mencium bau harumnya madu. Terjawablah sudah pertanyaan kedua yang raja ajukan. Terkejut lagi sang raja akan kecerdikan Lu Dong Zan.

Kembali raja Tang pun mencari akal untuk menghalangi terjadinya pernikahan putrinya dengan pangeran dari Tibet itu dengan pertanyaan soal yang lain lagi. Disuruhlah abdi kerajaan untuk mengambil sebatang kayu yang dipenuhi ukiran dari ujung ke ujung dan batang kayu tersebut sama ukuran dari atas ke bawahnya untuk membingungkan pertanyaan. Dan pertanyaannya ialah? Manakah ujang kayu tersebut yang paling dekat dengan akar atau paling bawah sekali. Lu Dong Zan pun tidak kehilang akal untuk pertanyaan ini, akhirnya dia mencari sungai yang paling dekat dengan laut atau muara sungai, disitu akan diketahui bagian yang dekat akar biasanya akan menunjuk ke muara sungai juga sebaliknya. Dan terjawablah pula pertanyaan yang ketiga ini rajapun semakin bingung dan penasaran akan kecerdasan Lu Dong Zan.

Dan kembali raja pun mencari akal apa yang akan di tanyakan, atau soal apa lagi yang akan diajukan untuk persoalan selanjutnya.
Dipanggilah kembali abdi kerajaan untuk membantu memecahkan persoalan ini. Setelah itu disuruhlah abdi-abdi kerajaan tersebut untuk mengumpulkan gadis-gadis cantik yang mirip putrinya. Didandaninya gadis-gadis tersebut mirip putri raja, setelah itu Lu Dong Zan pun disuruh memilih putri raja yang asli.
Untuk pertanyaan ini Lu Dong Zan meminta waktu kepada sang untuk berpikir. Tetapi sebenarnya utusan dari Tibet itu, berencana untuk mencari tahu kebiasaan atau ciri khas dari sang putri kepada dayang-dayang kerajaan yang mengasuhnya sejak dia kecil sampai sekarang.

Akhirnya sehari setelah itu dapat pula informasi kebiasaan sang putri yang badannya harum dan selalu mengundang banyak kupu-kupu mendekati, itulah sang putri selain cantik juga berbadan harum bagai madu.
Setelah semua keterangan tahu Lu Dong Zan pun meminta raja untuk mengumpulkan semua putri yang mirip itu dilapangan pada waktu siang hari. Raja juga menyetujui permintaan Lu Dong Zan. Maka setelah semua putri berkumpul dilapangan, Lu Dong Zan memeriksa satu persatu putri mana yang selalu didekati kupu-kupu. Tak salah lagi dari sekian banyak putri, ada satu putri yang selalu dikerumuni banyak kupu-kupu. Dibawalah putri tersebut kehadapan sang Baginda raja Tang yang arif bijaksana.

Akhirnya raja pun tidak bisa mengelak lagi dan menepati janjinya. Putri Wen Cheng diserahkan ke kerajaan Tibet untuk menjadi permaisuri pangeran Tibet. Berkumandanglah pengumuman pemenang sayembara di seantero negeri, raja telah mengutuskan siapa yang berhak atas putri nan cantik jelita dan pandai ini.

Setelah mendapat restu baginda sang raja, Lu Dong Zan pun membawa sang putri ke negeri asalnya untuk dijadikan permaisuri pangeran kerajaannya. Tak lupa Lu Dong Zan pun meminta kepada sang raja untuk membawa beberapa ahli dalam bidang : kerajinan tangan guci yang terkenal di china juga ahli bidang lainnya yang belum ada di negeri Tibet. Rajapun menyentuinya dan mendoakan putri supaya hidup bahagia di negeri nun jauh disana. Sebab rajapun yakin dengan kepandaian abdi rajanya yang sedemikian, apalagi sang rajanya.
Dengan kenyakinan itulah, baginda sang raja Tang merestui kepergian putri yang sangat dia sanyanginya itu.

Putri Nan Cantik Jelita serta pandai, itulah putri Wen Cheng.

Oleh: mamang
Share:

Thursday, November 12, 2015

Legenda Putri Duyung - Dongeng Indonesia

Courtesy of ryanmintaraga.com - gambaran Putri Duyung
"Syurp, sungguh enak sekali ikan ini," demikian anak paling Sulung berkata. Demi mendengar perkataan anaknya, sang ibu tertesenyum. Ikan adalah sesuatu yang langka dinikmati oleh keluarga ini. Apa yang mereka makan setiap hari adalah ubi dan jagung yang oleh suaminya ditanam di di ladang.

"Bolehkah aku meminta ikannya satu lagi bu?" demikian permintaan anak yang Tengah. "Tentu saja boleh, silahkan makan hingga kamu kenyang," demikian sang itu menjawab sambil menyuapi si Bungsu.

Ayah mereka tidak berkata apa-apa. Dia sangat terkejut bila anak-anaknya menyukai ikan yang berhasil ditangkapnya hari itu. Dia berpkiran untuk kembali mencari ikan ke laut dengan harapan untuk bisa menangkap ikan lagi. "Bu, aku berangkat dahulu ya. Tolong simpan satu ekor ikan untuk ku sebagai lauk makan siang. Aku akan kembali ke laut barang sejenak setelah dari ladang. Mudah-mudahan aku akan dapat menangkap ikan," demikian kata sang ayah berpamitan pada ibu. Sang ayah pun pergi ke ladang setelah sang ibu menganggukan kepalanya.

Sang ibu merapihkan rumah setelah sang ayah berangkat ke ladang. Dia pun memasukkan nasi dan sisa ikan ke dalam lemari makanan memenuhi permintaan sang ayah. Si Sulung, si Tengah dan si Bungsi sedang asik bercengkrama. Dengan gembira mereka bermain kejar-kejaran dan berteriak-teriak. Demi melihat keadaan itu, sang itu tersenyum bahagia. Ia ucapkan sukur di dalam hatinya karena hari ini bisa menyediakan makanan enak yang tidak anyak untuk anak-anaknya.

Ketika hari mulai merangkak siang, terdengarlah rengekkan dari si Bungsu. "Aku ingin makan bu. Ingin sekali aku memakan nasi dan ikan seperti yang telah kumakan tadi pagi," katanya. Sepertinya si Bungsu keroncongan perutnya setelah capai bercengkrama dengan kedua kakaknya.

"Tidak bisa nak, alangkah baiknya bila kamu makan ubi yang direbus saja. Mari, Ibu siapkan ya?," jawab Ibu.

"Aku tidak ingin makan ubi Bu, aku ingin menyantap nasi dan ikan," demikian si Bungsu merengek-rengek lagi. Dan sekarang ia merajuk-rajuk sembari menangis. Namun Ibu tetap teguh dalam pendiriannya. Ikan tersebut tidak ingin ia serahkan kepada anak bungsunya. Dia sangat hapal akan tabiat suaminya yang bila telah memberikan pesan, maka apa yang diminta harus dilakukan.

Si Bungsi berderai air mata berguling-guling di lantai ketika keinginannya tidak dapat dipenuhi. Sambil berteriak-teriak, "Ibuuu... aku ingin makan..." Demikian raungan si Bungsu.

Ibunya tidak tega melihat si Bungsu menangis dan akhirnya dia pun luluh. Si Bungsu akhirnya dia suapi dengan nasi dan ikan. Kedua kakaknya yaitu yang Sulung dan Tengah juga menginginkan hal yang sama kepada sang Ibu setelah melihat adiknya makan ikan. Akhirnya mereka juga menyantap sisa-sisa makanan dan ikan dari si Bungsu.

Akhirnya jatah ikan yang semestinya untuk sang Ayah sudah tidak ada lagi. Ikan yang tadinya telah di siapkan oleh sang Ibu untuk Ayah telah habis tak tersisa.  "Yah mau gimana lagi, aku yang akan menerangkannya kepada suami ku ketika dia kembali," demikian sang ibu berkata-kata dalam hati.

Ketika sang ayah kembali dari mencari ikan di laut, dia tidak dapat menangkap satu ekor ikan pun kali ini. Dia merasa kesal, ditambah lagi dengan dirusaknya ubi yang dia tanam di ladang oleh babi hutan.

"Istriku, tolonglah siapkan makanan untuk santap siangku, aku kelaparan dan sangat capai," demikian katanya pada Ibu. "Lho, dimanakah ikan yang tersisa dari sarapan tadi? Aku kan sudah mengatakan untuk menyimpan satu untuk ku?" demikian keheranannya ketika sang suami memandang istrinya yang ternyata sedang mempersiapkan ubi rebus untuknya.

"Aku tahu Bang, tadi sebenarnya aku sudah menyimpannnya. Namun apa mau dikata anak-anak kelaparan dan menginginkan untuk bisa makan ikan lagi. Jadi habislah ikan itu oleh mereka," demikian sang Ibu menjawab. "Apa? Sungguh tega sekali kau melakukan hal itu kepada suami mu? Aku telah membanting tulang seharian dan kau telah memakan semua ikan yang telah kutangkap dengan sulit?" Demikian suaminya berteriak kepada sang Ibu.

Sang ibu tidak bisa berkata apa-apa, dia sangat mengerti bagaimana sifat suaminya yang mudah marah. Dia pun mohon maaf kepada suaminya dan berjanji untuk bisa mentaati perintah suaminya lain kali. Meskipun sang ibu telah meminta maaf berkali-kali, sang suami terus dan terus saja mengomel dan mengkasarinya dengan kata-kata yang kasar dan tidak pantas. Sang Ibu merasa sakit hati sekali dan akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari rumah. Dia sudah tidak mampu lagi untuk bertahan dari tindakan suaminya.

Besoknya ketika pagi, pada saat anak-anaknya terbangun, mereka terlihat kebingungan ketika ibunya tidak ada. Sang ayah hanya mengangkat bahunya ketika anak-anaknya bertanya kemana gerangan sang Ibu.

"Mungkin Ibu telah pergi ke laut untuk menangkap ikan bagi kamu semua. Kamu semua sangat menyenangi ikan bukan?" demikian sang Ayah berkata tak peduli. Akhirnya ketika anaknya pun berjalan menuju laut.

Mereka berseru berteriak memanggil ibunya, "Ibuuu... Ibuu... dimanakah Ibu? Si Bungsu ingin makan, ia ingin minum susu."

Sekonyong-konyong, keluarlah sang ibu dari tengah laut. Di tangannya terlihat dia membawa beberapa ekor ikan. Dia pun dengan sigap memeluk anak-anaknya dan memberikan susu kepada si bungsu. "Sekarang kalian harus pulang, dan makan sianglah kalian dengan ikan yang akan kalian bawa pulang ini," demikian kata sang Ibu setelah dia selesai menyusui. "Apakah Ibu tidak pulang bersama kami?" si Sulung bertanya.

"Di lain waktu ibu akan menyusul kamu semua," demikian katanya dengan singkat dan akhirnya dia pun kembali ke tengah lautan.

Anak-anak itu kembali pulang ke rumah dengan membawa banyak ikan. Anak Sulung membakar ikan-ikan tersebut untuk mereka makan diwaktu siang. Ketika sore menjelang, sang Ibu yang mereka harapkan belum juga pulang. Mereka terus terjaga dan menunggu kedatangan sang ibu hingga larut malam, namun sang itu tidak juga datang. Mereka tidak mampu bertahan dan tertidurlah mereka, sedangkan sang ayah, dia sama sekali tidak peduli dengan keadaan sang Istri.

Pada esok harinya, mereka pun akhirnya kembali ke laut dan berseru memanggil-manggil ibunya. " Ibu ada disini Nak, kemarilah kalian." Panggilan mereka ternyata dijawab oleh sang ibu.

Anak-anak tersebut terkaget-kaget melihat kedatangan ibunya. Mereka melihat bila wajah sang Ibu memang adalah wajah ibu mereka, namun badannya sunggu sangat menyeramkan. Tubuhnya penuh dengan sisik seperti ikan dan tidak memiliki kaki. Mereka pun melihat sang Ibu memiliki ekor yang mirip dengan ikan.

Si anak Bungsu ketika melihat keadaan ibunya menangis meraung-raung dan dia menolak untuk disusui oleh sang Ibu.

Kemarahan juga mendera Si Sulung. "Ibu kami bukanlah kamu, kamu pasti sejenis ikan yang telah mencelakai Ibu kami. ibu Ibu! Dimana ibu kami!?" demikian si Sulung berteriak-teriak.

"Yakinlah padaku Nak, inilah aku ibumu. Ibu menjadi seperti ini karena ibu telah bertekad untuk bisa hidup di dalam laut. Ibu sudah tidak mampu lagi bertahan menghadapi tindakan ayah kalian yang kasar kepada ibu." demikian sang Ibu berusaha untuk menjelaskan. Hanya saja anak-naaknya terlihat bergeming. Mereka pada akhirnya meninggalkan ibu mereka dan kembali pulang ke rumahnya. Hati sang ibu yang pada waktu ini telah berubah menjadi manusia separuh ikan menjadi hancur berkeping-keping. Dia tidak pernah menyangka bila apa yang dia putuskan telah membuatnya terpisah dengan anak-anak yang dia cintai. Sang ibu hanya bisa menangis tersedu-sedu dan kembali ke dalam laut. Dari saat itu lah dia pun dikenal dengan nama ikan duyung. Dan dikarenakan dia sangat cantik, orang-orang banyak pula yang memanggilnya dengan Putri Duyung.

Sumber: Sulawesi, Indonesia
Share:

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...