Courtesy of remembersingapore.wordpress.com |
Tetapi di tengah perjalanan, lautan samudera tidak memperlihatkan persahabatannya. Lautan samudera saat itu diguncang prahara, badai topan datang melanda. Yang pada akhirnya perjalanan pun ditunda atau dibatalkannya.
"Kapten kapalpun akhirnya menghadap sang baginda raja untuk memberikan laporan situasi yang sedang bergejolak di lautan saat ini. Raja akhirnya memerintahkkan nakhoda kapal tersebut untuk mencari pulau atau negeri terdekat untuk merapat.
Berbekal pengalamannya sebagai pelaut, nakhoda itu pun sudah tahu ada tempat yang paling dekat dari situ, yaitu pulau Tumasik namanya.
Raja pun setuju untuk berlabuh, merapatlah kapal layar dari kerajaan Sriwijaya itu di pulau Tumasik tersebut.
Nakhoda atau kapten kapalpun merapatkan kapalnya di pulau tersebut sambil menunggu keadaan laut tenang kembali serta kapal pun bisa berlayar kembali kelautan bebas untuk melanjutkan perjalanannya.
Merapatlah kapal mereka di pulau tersebut. Untuk menghilangkan rasa jenuhnya raja pun mengajak pengawal-pengawalnya untuk berjalan-jalan menikmati keindahan pulau tersebut.
Perjalanan menjelajahi pulau tersebut pun dimulai, raja masuk hutan di pulau Tumasik. Sampai suatu ketika dilembah yang banyak ditumbuhi rumput padang savana, raja di kejutkan oleh auman seekor binatang. Kilau keemasan bulu binatang itu dan dengan sikap yang gagah perkasa terpencar dari sorot mata binatang tersebut.
"Binatang besar apakah itu!!" Rajapun berseru kepada semua pengawalnya serta bertanya.
Seorang pengawal maju ke depan dan menjawab pertanyaan sang raja. "Semua orang di daerah ini menyebut binatang itu dengan sebutan Singa, yang Mulia Raja,"
terlihat binatang yang begitu besar dan berbulu lebat coklat keemasan yang agung kala biantang itu berjalan.
Dan seterusnya rajapun meminta keterangan yang lengkap mengenai binatang yang sebelumnya sang baginda tak pernah melihatnya. Tentang kebiasaan binatang tersebut dan makanan yang menjadi santapannya. Pengawal tersebut lalu menerangkan tentang semua yang dia tahu mengenai binatang tersebut. Keterangan tersebut di dengarkan sang baginda raja Nila.
Karena raja sangat mengagumi binatang tersebut baginda rajapun akhirnya memberi kehormatan atas pulau Tumasik, dengan memberi nama Singapura atau pulau singa.
Dari zaman persinggahan raja Sriwijaya sang paduka raja Nila itulah, pulau Tumasik berubah nama menjadi Negeri atau Kota yang bernama Singapura. Sekian terima kasih. Wasalam.
oleh: mamang
0 comments:
Post a Comment