Courtesy of www.bintang.com |
Semua rakyat yang telah beranjak dewasa dan bisa angkat senjata diwajibkan untuk membela negeri tercinta untuk berperang melawan musuh yang akan merebut negeri tercinta ini.
Tak terkecuali semua perempuan pun siap dibelakang membantu perang dengan menyiapkan perbekalan makanan dan persiapan senjata para prajurit, sungguh semua rakyat tergerak hatinya untuk membela dan mempertahankan tanah kelahiran tercinta sampai titik darah penghabisan.
Musuh dan bala tentera pasukan penjajah telah datang di depan pintu gerbang istana kota kerajaan yang siap untuk mengempur kota.
Seluruh prajuritnya telah siap dengan barisannya yang begitu gagah berani kelihatannya, membuat seluruh penduduk kota gentar dibuatnya.
Ganderang, tambur, dan terompet telah berbunyi bergemuruh bising dan bising sekali, memberi semangat kepada pasukan siap tempur musuh yang berbaris di depan lapangan luas didepan pintu gerbang kerajaan.
Demi mempertahankan negeri tercinta, pasukan kerajaan telah keluar dari pintu gerbang kerajaan dan siap tempur membela tanah air tercinta dari tangan para penjajah.
Dalam beberapa ratus puluh meter pasukan telah saling berhadap-hadap siap bertempur, tinggal menunggu komando sang jenderal.
"Tot.....teretetet.....teretetet.....tereretet!" prajurit sang penjajah berteriak buas. Terompet sang musuh berbunyi sangat keras dan nyaring sekali.
"Tot.....teretetet.....teretetet.....teretetet!" prajurit musuh sudah tidak sabar menunggu komando sang jenderal untuk menyerbu, semakin ganas saja teriak-teriakkan yang keluar dari mulut para prajurit yang panas terbakar semangat.
"Tot.....tereretetet......tereretetet.....tereretetet!" Serang! serang!!! pasukan prajurit musuh berlari kencang siap dengan senjata terhunus tajam siap menebas leher sang lawan yang paling dekat posisinya dengan dirinya.
Gemuruh sorak-sorai diiringi teriakkan-teriakkan bunyi tambur genderang dan suara terompet yang memekakkan telinga, membuat orang yang tidak bernyali besar akan terkencing-kencing dibuatnya.
Namun lain halnya dengan semua pasukan perang ini, mereka adalah pemberani-pemberani yang sudah siap gugur di medan perang sebagai pahlawan yang dikenang bagi negerinya.
Dengan gagah berani pula seluruh pasukan kota kerajaan berlari menyongsong musuh bagaikan banteng mengamuk. Untuk sementara pasukan penjajah bisa memukul mundur pasukan kerajaan sampai batas pintu gerbang kerajaan.
Dan setelah bala bantuan didatangkan lagi, sekarang giliran sang musuh penjajah yang kewalahan menghadapi pukulan tenaga baru dari pasukan bantuan yang masih segar dengan tenaga baru.
Kocar-kacir berhamburan pasukan penjajah kabur berlarian, sorak sorai gemuruh kemenangan terdengar dari pasukan kota kerajaan menyambut kemenangan perang yang begitu gemilang. Berkat bersatunya seluruh rakyat, pertahanan menjadi kokoh dan kekuatan maha dahsyat telah mengusir habis para penjajah dari tanah kota kerajaan.
Seluruh rakyat berkeliling meneliti korban yang jatuh bergelimpangan darah, satu persatu mereka memeriksa pasukan musuh atau pasukan sendiri yang telah gugur dimedan perang.
"Sepertinya tadi aku melihat mayat itu bergerak? dan benar saja orang itu masih hidup dia pura-pura saja mati."
Ternyata orang tersebut adalah sang peniup terompet yang terjebak dan terinjak-rinjak tatkala akan melarikan diri.
"Ampunilah aku, jangan kalian membunuhku, aku hanya seorang peniup terompet tidak pernah bawa senjata dan membunuh siapa pun yang menjadi musuhku!" pintanya sambil menangis seperti anak kecil.
"Hai kawan-kawan lihatlah aku menemukan seorang musuh yang masih hidup dan tugasnya meniup terompet!" teriaknya memanggil kawan-kawan yang juga lagi sibuk memeriksa mayat-mayat yang bergelimpangan.
Mendengar sang kawan menemukan musuh yang masih hidup dengan cepat mereka mengerubuni sang musuh peniup terompet.
"Oh ini orangnya sang peniup terompet itu? kita semua tahu bahwa tugas kamu adalah pemberi semangat, orang-orang akan selalu terpengaruh tatkala kamu meniup terus terompetmu."
"kamu tidak pernah membunuh orang tetapi cara kamu mempengaruhi pasukanmu membuat seluruh pasukanmu dengan semangat yang kamu berikan akan terus bertempur dan terus bertempur karena memiliki semangat tempur."
"Untuk itu jangan salahkan kami semua, kalau hukuman berat telah menantimu!" seru rakyat kota kerajaan yang berada ditempat itu.
Sang peniup terompet terdiam saja dia telah maklum dan mengerti sekali sekarang, bahwa memang pekerjaannya hanyalah mempengaruhi orang untuk tetap semangat terus sampai lupa akan segala-galanya.
Tokoh penghasut dalam tindakkan apapun adalah orang yang selalu lebih pintar dan juga biasanya lebih jahat dalam segala tindakkannya, ketimbang tindak-tanduknya. Sekian.
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
Advertising - Baca Juga :
- Model Baju Dalam 4 Dekade Terakhir
- Kutukan Ditangkal, Pengirim Tewas
0 comments:
Post a Comment