Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Friday, April 22, 2016

Sang Anak Yatim - Dongeng Indonesia

Courtesy of menulisaja.wordpress.com
dongeng anak dunia - Pada zaman dahulu hiduplah seorang Raja yang sangat kejam di daerah Jambi, namun selain kejam sang Raja juga kurang pintar dalam cara berpikir atau bodoh.

Dengan kebodohannya sang Raja akan dengan mudahnya bertindak menjatuhkan hukuman yang sangat berat bagi siapa saja orang yang dianggapnya bersalah atau melanggar peraturan yang dibuatnya sendiri dan tidak berpedoman dengan kebenaran hidup.

Namun dalam kebodohannya ini sang Raja menjadi sasaran orang pintar untuk membodohinya, sang Raja mudah saja tertipu atau dikelabuhi oran-orang yang berada di lingkungan sekitarnya yang langsung berhubungan dengannya.

Dan kebiasaan Sang Raja yang sangat hobby memelihara kerbau, sehingga kerbau-kerbaunya sangatlah banyak dan diurus seorang anak remaja yang sudah tidak memiliki kedua orang tua dialah si yatim, begitulah orang-orang memberikan panggilan akrab terhadapnya.

Dipadang rumput yang luas itulah sang anak yatim mengembalakan kerbau-kerbau yang menjadi tanggung jawabnya dari pagi sampai menjelang senja, hampir seharian penuh dia bekerja mengembala.

Waktu senggang yang begitu banyak dia manfaatkan dengan satu kebisaan yang mungkin bisa dibilang aneh, namun si anak yatim sangat suka melakukannya yaitu menangkap ekor kerbau-kerbau yang tidak pernah diam menghalau lalat atau nyamuk dengan menggunakan ruas bambu.

Tentu saja hampir semua kerbau peliharaan yang dijaganya menjadi banyak yang luka kena goresan ruas bambu yang dipakai alat untuk menangkap ekor-ekor tersebut.

Senja hari saat sang kerbau-kerbau pulang masuk kandang, dia pun tidak lupa untuk mengitung kembali jumlah dari kerbau-kerbau yang masuk kandang dengan sangat teliti, sebab kalau hilang satu ekor saja hukuman berat akan segera dia dapatkan dari sang Raja yang sangat kejam dalam bertindak menghukum orang-orang yang menurutnya bersalah.

Hari-hari pun berjalan dengan sangat cepat tidak terasa si yatim telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang berwajah tampan dan sangatlah gagah dengan badannya yang berukuran yang sangat tegap.

Hari itu kebetulan sang Raja ingin memeriksa kerbau-kerbau miliknya yang dijaga sang pemuda yatim.

Mendapati jumlah kerbau yang semakin bertambah banyak, Sang Raja sangatlah senang sekali hatinya namun tatkala melihat ekor-ekor kerbau yang hampir semuanya dalam keadaan bekas ada cacat atau luka, hati sang Raja menjadi sangat marah.

Dengan marahnya sang Raja mulai menyelidiki dengan pertanyaannya, "mengapa dengan semua ekor kerbau-kerbauku yang nampak ada cacat bekas luka?" bertanya sang Raja dengan suara keras sekali membuat hati si yatim ketakutan.

Lantas saja si yatim menjawabnya dengan jujur sekali, "sebelumnya hamba mohon ampun Baginda Raja, begini setiap kali hamba selalu menangkap ekor-ekor kerbau tersebut dengan satu ruas bambu untuk menghilangkan rasa jenuh selama seharian penuh hamba berada dipadang tempat mengembala ini," ujar dengan permohonan maaf terlebih dahulu tatkala menjawab pertanyaan.

Bukan main marahnya sang Raja kala itu, namun dengan raut dan mimik muka biasa saja dia menutupi segala kemarahan, secara diam-diam hukuman berat telah direncanakan dalam hatinya.

Sang Raja memandang wajah si yatim dengan sorot mata biasa saja, tidak memperlihatkan kemarahan kemudian berkata, "tidak sepantasnya engkau menjadi anak gembala lagi melainkan menjadi seorang prajurit perang dengan postur badan yang tegap yang engkau miliki seperti ini!" seru sang baginda mengagetkan si yatim.

"Gerakkanmu sangatlah gesit, namun engkau harus aku uji dengan beberapa tes!" katanya kembali melanjutkan perkataan sebelumnya.

"Beribu-ribu maaf kalau boleh hamba tahu Baginda Raja, ujian apakah yang hendak hamba lalui?" bertanya si yatim.

"Karena ujian untuk menjadi prajurit perang, hendaknya engkau menangkap berbagai macam jenis senjata antara lain tombak, pedang dan keris yang akan aku tusukkan. Mengertikah engkau?" kata Baginda Raja.

"Hamba mengerti, Tuan Raja," si yatim menganggukkan kepalanya tanda mengerti apa yang diucapakan Baginda Raja.

"Namun apakah boleh hamba meminta sarung dari semua senjata yang Tuan Raja ujikan kepadaku?" bertanya dengan sebuah permintaannya.

"Tentu saja engkau akan kuberikan sarung senjata yang akan aku ujikan," sang Raja setuju dengan usulan si yatim.

Dalam hati Baginda berkata lain, "Hukuman akan segera dimulai, sekarang engkau akan menyangka ini merupakan ujian namun sebenarnya hanyalah hukuman jika engkau lengah maka senjata yang akan aku tusukkan akan melukaimu bahkan bisa saja membunuhmu serta aku tidak akan disalahkan atas tindakkan ini," bibirnya tersenyum picik.

Akhir semua sarung senjata telah berada ditangan si yatim, sang Baginda dengan gesit menusukkan keris pusakanya dengan gerakan menusuk dada si yatim, namun dengan mudah keris pusaka tersebut telah masuk didalam sarungnya yang dipegangnya, dengan mudah pula keris pusaka itu telah pindah tangan, si yatimlah yang kini memegangnya.

Dengan mudahnya dia mengimbangi semua gerakan sang Tuan Raja seperti dia menangkap ekor kerbau dengan ruas bambu yang biasa dia latih setiap hari dan menjadi hobby kebiasaannya dikala waktu luang.

Namun lain halnya dengan sang Tuan Raja, dia tidak menyangka gerakan menusuk tersebut dapat dengan mudah diatasi si yatim dengan sangat cekatan sekali.

Lalu diambilnya pedang yang bagitu tajam dengan gerakan yang sangat mendadak sang Raja pun menyabetkan lagi senjata tajam tersebut dengan gerakan yang lebih hebat lagi.

Namun lagi-lagi sang Raja dibuat terkaget-kaget, pedang tajam dengan sangat mudahnya telah berada didalam sarungnya dan berpindah tangan, kini si yatimlah yang memegang pedang tajam tersebut untuk kedua kalinya dua senjata telah berpindah tangan.

Dan terakhir sebuah tombak menghujam kearah tubuh si yatim, lagi-lagi hujaman tombak dapat dielakkan si yatim dengan mudah serta dimasukkan dalam sarungnya, tombak tersebut kini telah berpindah tangan dan si yatimlah yang memegangnya.

Raja akhirnya kewalahan sendiri untuk mengalahkan si yatim, dengan segera dia pun memberikan perintah penangkapan kepada prajurit yang mengawalnya, si yatim pun ditangkap dan dimasukkan kedalam keramba serta selanjutnya ditenggelamkan kedalam sungai.

Didalam sungai dalam keramba si yatim mengeluarkan pisau yang kecil sangat tajam yang selalu dibawanya kemanapun dia pergi malah sudah menjadi teman setianya setiap hari.

Tali keramba dapat dengan mudah dipotongnya dengan mengiris ikatannya lalu dia pun naik kembali kepermukaan air sungai yang sangat dalam menuju tepi pinggirannya.

Si yatim merasa sakit hatinya diperlakukan tidak adil dan semena-mena dari sang Raja yang berkuasa dinegeri tercintanya ini, dia pun berencana membalas sakit hatinya kepada Baginda Raja yang berhati sangat jahat dan kejam .

"Hukaman yang sama harus dirasakan oleh sang Raja seperti dia menghukumku kali ini", pikirannya terus berputar untuk mencari cara akal yang dapat membuat sakit hatinya terbayarkan lunas, "Wow!" tiba-tiba dia berteriak sendiri dalam hatinya, lantas saja dari sela bibirnya mengulas sebuah senyuman tipis.

Tidak membuang waktu lama, dia pun bergegas menuju rumahnya dan mengambil seluruh uang dari tabungan yang selama ini dia simpan didalam celengannya hasil dari bekerja mengurus kerbau-kerbau sang Baginda Raja.

Dengan uang tersebut si yatim cepat-cepat membelikan pakaian yang mahal-malah dan tentu saja pakaian yang indah-indah juga bagus, pakaian lamanya lalu dibuangnya begitu saja.

seorang pemuda tampan yang berbadan tegap dan gagah menghadap sang Raja, tentu saja Baginda sangat kaget sekali mendapati pemuda tersebut adalah si yatim yang tiba-tiba berubah menjadi seorang pemuda yang berpenampilan sangat menawan layaknya seorang bangsawan kaya yang berpakaian sangat rapih dan indah.

"Mengapa orang ini masih hidup, bukankah telah dihukum mati ditengelamkan dalam sungai yang begitu dalam", hatinya menjadi bertanya-tanya dengan semua kejadian yang tengah dihadapinya kini.

"Sebelumnya, hamba haturkan banyak-banyak terima kasih yang tidak terhingga terhadap Tuan Baginda Raja yang terhormat," seraya si yatim berkata-kata untuk memulai percakapan yang lainnya dengan sang Baginda Raja.

"Apa maksudmu dengan semua ini?" Baginda Raja makin keheranan saja mendengar tutur kata yang mengucapkan terima kasih dari si yatim.

"Begini Tuanku Raja, keramba yang engkau tenggelamkan bersama hamba ternyata adalah jalannya menuju surga dan ketika hamba berada dalam surga tidak disangka hamba pun bertemu dengan kedua orang tua hamba dan mereka memberikan hamba baju yang indah-indah diantaranya yang sekarang hamba kenakan sekarang."

"Kemudian hamba pun berjalan-jalan disurga nan indah tersebut dan akhirnya hamba pun dapat bertemu dangan orang tua Baginda, beliau pun berpesan untuk menyampaikan pertemuan itu kepadamu duhai Tuan Raja."

"Orang tua paduka Raja sangat merindukan kedatanganmu disurga, namun hamba tidak dapat berbicara terlalu lama dengan beliau disana sebab hamba keburu diusir dari surga karena belum waktunya hamba meninggalkan dunia ini." si yatim menutup pembicaraannya, dia mau melihat apa yang akan dilakukan sang Raja kejam setelah mendengar karangan kata yang disusun sedemikian rupa olehnya.  

"Kamu jangan pernah berbohong terhadapku yatim!" hardik sang Raja dengan suara berang sekali. "Kalau benar kamu bertemu dengan orang tuaku pasti kamu tahu siapa orang tuaku?" tanya sanga Raja.

Dengan serentak si yatim pun menjawab tidak mau kalah cepat dalam berpikir. "Tentu saja saya tahu Baginda, siapa sih yang tidak mengenal orang tua Tuan Raja, walaupun beliau sudah meninggal namun Raja terdahulu yang sangat terkenal dengan keadilannya yang bijaksana dalam berkuasa dikerajaan ini," jawab si yatim dengan mantap sambil sedikit mengeluarkan kata-kata pedas sebagai sindiran kepada sang Raja kejam yang bodoh ini.

Sang Raja yang pada dasarnya memang sangat bodoh percaya saja apa yang diucapkan si yatim, dia pun lalu memerintahkan pengawal istana kepercayaan untuk membuatkan keramba yang berukuran besar yang memuat dengan leluasa ukuran badannya yang tinggi besar.

Dan sebelum berangkat menempuh perjalanan menuju surga, seluruh tambuk kepemimpinan kerajaan dia serahkan kepada si yatim yang ditunjuk menjadi wakilnya menjadi Raja sementara.

Sungguh anugerah yang tidak terkira, si yatim kini telah menjadi Raja sementara atau wakil Raja yang memegang penuh kekuasaan seorang Baginda Raja.

Sang Baginda Raja telah siap berada dipinggir sungai tempat yang dahulu si yatim ditenggelamkan. "Cepatlah tenggelamkan aku, aku sudah tidak sabar ingin bertemu orang tuaku di surga," titahnya kepada seluruh pengawal yang sudah dari tadi siap dipinggir sungai.

Kerajaan kini dipimpin oleh Raja sementara si yatim yang bekerja dengan sangat baik dan hati-hati sekali memegang amanah rakyat.

Betapa rakyat sangat senang dan damai kini dalam pemerintahan Raja baru yang dipimpin si yatim dan seluruh rakyat berharap Raja mereka yang selalu kejam dan jahat berada dalam perjalanan menuju surga dengan sangat lama.

Dan selang satu minggu berlalu prajurit yang bertugas berjaga dipinggir sungai tempat sang Baginda ditenggelamkan dibuat terkejut dengan muncul keramba besar mengapung kepermukaan air sungai.

Didalamnya didapati sang Baginda Raja telah tewas jasadnya, kemudian dibawa ke Istana Kerajaan untuk diserahkan kepada wakil Raja si yatim.

"Mungkin sang Baginda salah mengambil jalan menuju surga sebab kini dia telah tewas," berkata si yatim.

"Atau mungkin sang Baginda dikeroyok prajurit-prajurit surga karena sifatnya yang serakah, dia ingin berkuasa disana," timpal beberapa prajurit yang tahu sifat Raja mereka yang tamak dan serakah berkomentar.

Akhirnya setelah Raja dimakamkan, yatim pun melamar putri Raja yang cantik tentu saja putri bersedia dijadikan istri seorang pemuda yang sangat tampan seperti si yatim serta selalu sopan dalam bertutur kata.

Yatim kini telah bersandingkan seorang istri cantik anak dari Raja yang telah meninggal dunia, rakyat pun menunjuk si yatim menjadi Raja.

Dari empat penjuru negeri Kerajaan melalui perwakilan, masing-masing telah setuju si yatim menjadi Raja mereka menggantikan Raja yang telah tewas sewajarnya, seorang wakil Raja naik menjadi Raja sebenarnya serta mampu menjalankan tambuk kepemimpinan yang selaras.

Seluruh abdi Kerajaan dan para tokoh sesepuh Kerajaan pun setuju dengan usulan empat utusan rakyat dan dengan segera si yatim dinobatkan menjadi Raja yang syah memimpin Kerajaan.

Seluruh rakyat sangat mencintai Raja baru mereka yang banyak berjuang demi makmurnya negeri Kerajaan dan seluruh rakyatnya, pemerintahan dijalankan dengan adil dan bijaksana seluruh rakyat pun kini hidup dengan damai dan sejahtera penuh dengan kebahagiaan.

Bertindak tidak bijak atau sewenang-wenang adalah tindakkan bodoh yang akan merugikan orang lain serta pada akhirnya akan berbalik merugikan diri kita sendiri sebagai pelakunya.

Pikirkanlah semua tindakkan yang akan kita kerjakan, jangan sampai bertindak bodoh serta membawa petaka bagi kehidupan diri sendiri dan orang lain.

Bertindaklah secara bijaksana serta penuh dengan perhitungan yang matang. Sekian.

Wasalam,
oleh : mamang
edit  : galih
Advertising - Baca Juga :
Air Garam Untuk Membilas Mulut
Matinya Teman Sekamar - Urban Legend
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...