Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Tuesday, April 26, 2016

Sejarah Kelelawar Keluar Di Malam Hari - Dongeng Nigeria

Courtesy of mystorieslusia.blogspot.com
dongeng anak dunia - Emiong sang Kelelawar yang selalu ceria sedang mencari makanan di dalam hutan yang luas dengan perasaan hati yang sangat senang di pagi hari yang cerah dan udara sejuk yang segar.

Dahulu kala sebelum melakukan kesalahan, sang Kelelawar pergi mencari makan dan beraktifitas di siang hari saat matahari terbit dan terbenam di sore hari menjelang malam.

Di tengah perjalanan yang sedang ditempuhnya, dia berjumpa sang sahabat lama si Tikus yang bernama Oyot.

"Kebetulan aku bertemu denganmu, sobat!"  seru sang Emiong kala itu.

"Benar juga, kita bisa mencari makanan yang ada di hutan ini bersama-sama," menyahut sang Oyot Tikus sahabatnya.

"Baiklah!" seru Emiong dengan langkah ringannya mereka berdua pun mencari makanan yang terdapat banyak di hutan belantara itu.

virtual office di jakarta .adv - Mereka berdua pun berjalan di dalam hutan menyusuri jalan yang sudah menjadi jalur yang biasa ditempuh sang Tikus Oyot, dengan sendirinya makanan yang banyak didapat dan dikumpulkan, sang Oyotlah yang paling banyak.

Hal ini menimbulkan rasa iri yang dipendam dalam hati sang Emiong, dalam hatinya dia sangat membenci sang Oyot yang menurutnya sangat rakus dan tamak ketika mencari makanan.

Sepanjang perjalanan dia pun mengatur rencana untuk mencelakai sang Oyot yang telah menyakitinya, hatinya dipenuhi oleh rasa dendam yang tertanam dalam hatinya.

"Hai kawan mengapa denganmu yang sedari tadi aku lihat hanya diam saja?" tanya sang Oyot sambil tangannya sibuk mengambil makanan umbi-umbian yang banyak sudah memenuhi kantung makanannya.

Sementara dirinya hanya sedikit mendapatkan buah-buahan yang menjadi makanan kesukaan, hatinya tambah membencinya.

"Oh tidak, aku hanya ingin diam saja dan tidak ada yang perlu dibicarakan," katanya datar-datar saja nada bicaranya.

"Sahabat kalau suatu hari nanti engkau lewat di depan rumahku mampirlah, mungkin engkau ingin memcicipi lagi sup masakkan yang aku masak sendiri," berkata sang Emiong.

"Atau mungkin engkau ingin belajar cara memasaknya?, maaf sahabat aku tidak bisa menemanimu terus," Emiong pun terbang dari tempat tersebut tanpa menunggu jawaban dari sang Oyot.
 
"Uh! dasar Kelelawar, tingkahnya selalu terburu-buru mentang-mentang punya sayap," gerutu sang oyot.

Tapi batinnya berkata sambil membayangkan sup yang pernah dia makan ketika beberapa waktu yang lalu dia mampir bersama sang Istri tercinta di rumah sang Emiong, "memang itu sup enak banget."

Tikus itu pun pulang ke rumahnya sambil membawa makanan yang akan di masak Istri tercinta di rumahnya untuk dimakan bersama anak dan Istri tercinta dalam satu keluarga besar Tikus.

Hari-hari pun berlalu dari semenjak pertemuan dengan sang sahabat Emiong, kebetulan hari itu dia melewati rumahnya.

"Sekalian aku akan mampir sebentar ke rumahnya, siapa tahu dia sedang berada di rumah," kata hatinya sang Tikus berbicara.

"Tok!tok!" pintu pun di ketuknya dua kali.

"Siapa? silahkan masuk pintu tidak saya kunci," terdengar sahutan dari dalam rumah sang Kelelawar Emiong.

"Apa kabar kawan?" Emiong menyambut sang Oyot dengan berpura-pura senang sekali.

"Kebetulan aku sedang merebus air untuk membuat sup yang sangat lezat, mungkin kamu pun ingin tahu resep masakan yang akan aku bikin!" tanyanya dengan ramah yang dibuat-buat.

"Tentu sahabat!" menjawab sang Tikus tanpa ada rasa curiga sedikit pun.

"Baiklah! lihatlah air yang aku rebus telah mendidih bukan," katanya walaupun sebenarnya panci belangga yang berisi air baru saja dia taruh sebentar di atas perapian.

Lalu dia pun masuk sebentar ke dalam air yang telah mendidih tersebut dan setelah itu dia pun naik kembali keluar dari panci belangga besar tersebut, kemudian dia berkata kembali.

"Aku sengaja merebus diriku ini sendiri karena dagingku memang enak dan manis sehingga nanti akan menghasilkan masakkan yang lezat dari cara tersebut!" serunya bersemangat sekali dan kayu bakar pun ditambah untuk membuat air di dalam panci tersebut benar-benar mendidih.

Dan seterusnya bermacam-macam bubuh telah masuk ke dalam panci besar tersebut, menambah aroma wangi sedap yang memenuhi isi ruangan rumah sang Emiong.

Tak lama kemudian mereka berdua telah menyantap makanan lezat yang dimasak sang Emiong yang cerdik namun berhati sangat picik dan jahat sekali.

"Engkau pun boleh memasak seperti yang tadi aku lakukan, namun resep ini jangan tersebar kepada siapa pun, sebab resep tersebut adalah resep rahasia keluargaku."

"Hanya engkaulah satu-satunya yang tahu tentang resep rahasia ini," berkata sambil tersenyum kepada sang Tikus Oyot.

Oyot pun sangat percaya kepada sang sahabat yang menurutnya begitu baik kepadanya, dia pun mengucapkan rasa terima kasihnya.

"Baiklah sahabatku aku ucapkan banyak terima kasih atas jamuan makan yang telah engkau berikan hari ini," Oyot berlalu dari rumah Kelelawar sahabatnya.

Dalam perjalanan pulang dia tidak sabar ingin cepat sampai rumahnya untuk segera mempraktekkan resep baru cara memasak sup.

"Tentu saja aku pun akan mengajarkan sang Istri tercinta supaya pintar memasak masakan yang lezat-lezat," hatinya terus berbicara sambil berjalan pulang menuju rumahnya.

"Istriku," katanya. "Kita dulu pernah mampir ke rumah seorang sahabat dan kita diberi makan sup yang begitu lezat serta enak sekali."

"Iya suamiku, memangnya kenapa?" tanya sang Istri tercinta.

"Aku sekarang telah tahu resepnya dan akan aku ajarkan kepadamu juga Istriku," katanya bangga sekali.

"Sekarang tolong masakkan air dalam panci belangga besar sampai mendidih," berkata lagi sang suami.

"Baiklah," sang Istri pun mengambil panci belangga besar lalu diisi air dan kemudian tungku perapian pun ditambahkan kayu bakar yang cukup banyak maka menyala tungku perapian tersebut.

Sebentar saja air dalam panci belangga telah mengeluarkan asap uap panas tanda air telah mendidih panas sekali.

Tanpa ragu sedikit pun sang Oyot pun naik ke atas panci belangga besar lalu turun merebus dirinya dalam air mendidih tersebut, seketika itu pula sang Oyot tewas.

Tentu saja sang Istri tercinta menangis histeris sangat sedih sekali melihat sang Suami tercinta tewas mengenaskan dalam panci belangga.

Dia pun melaporkan kejadian tersebut kepada sang Raja Hutan, Singa yang budiman untuk meminta keadilan yang telah diperbuat sang Emiong terhadap Suaminya.

Raja pun dengan amarahnya memerintahkan seluruh pengawal Kerajaan rimba belantara untuk menangkap sang Emiong untuk diadili dan dihukum penjara yang sangat berat.

Mendengar dirinya sedang dicari pengawal Kerajaan, sang Emiong pun melarikan diri ke dalam goa-goa yang sangat gelap dan tidak bisa ditemukan.

Semenjak kejadian tersebut sang Emiong atau Kelelawar tidak berani keluar di siang hari, sebab takut tertangkap pengawal, dia memilih malam hari untuk keluar dan beraktifitas mencari makanan.

Janganlah kecerdikan itu dipergunakan untuk maksud mencelakakan orang lain yang bodoh dan tidak tahu akan bahayanya. Sekian.

Wasalam,
oleh : mamang
edit  : galih
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...