Courtesy of Heno Airlangga |
Namun di tengah perjalanan pulang dia merasa malu untuk kembali kerumahnya, anak itu memutuskan untuk tidak kembali ke peternakan ayahnya. Dia lalu melakukan perjalanan ke kuil lain dengan harapan dia bisa meminta tempat penampungan untuk tidur malam hari itu, tidak menyadari semua imam yang tinggal di sana memiliki cerita panjang yang telah berlalu. Mereka semua telah di usir dan sebagian telah dibunuh oleh raksasa goblin-tikus. Ketika anak itu tiba di kuil dia mendapati kuil telah kosong sepi dari penghuni. Dia hanya menemukan tempat yang sepi, karena waktu telah menjelang malam dia memutuskan untuk menempelkan gambar-gambar kucing hasil karyanya di dinding kuil. Lalu sesaat dia mulai merasa lelah, dia masih ingat kata-kata imam tua itu dan lalu dia naik ke dalam lemari kecil untuk segera pergi tidur.
Selama malam menjelang dia mendengar suara mengerikan, jeritan-jeritan perjuangan dan mempertahankan diri suara-suara hewan. Dan ketika pagi hari datang, akhirnya dia turun dari tempat tidurnya dengan melihat-lihat keluar, dia menemukan mayat raksasa goblin-tikus. Saat dia bertanya-tanya dalam hatinya siapa yang bisa membunuh sang raksasa, dia melihat bahwa semua kucingnya sekarang telah memiliki darah di mulut mereka masing-masing. Lalu kemudian dia dipuji sebagai pahlawan yang telah mengalahkan raksasa jahat, dan akhirnya dia terkenal menjadi seorang "Artis Seniman Besar" yang hanya tertarik untuk melukis gambar kucing, sang ayahnya, "bapak petani" menjadi sangat bangga kepada anaknya yang telah menjadi orang hebat yang sangat terkenal. Sekian.
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment