Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Friday, February 17, 2023

Dua Belas Putri Penari 2 - Dongeng Jerman

courtesy of storyberries.com

Dongeng Anak Dunia - Prajurit itu ingin mengambil beberapa tanda dari tempat itu, jadi dia mematahkan cabang kecil, dan terdengar suara keras dari pohon itu.

Kemudian putri bungsu berkata lagi,

"Aku yakin semuanya tidak benar, apakah kalian tidak mendengar suara itu?"

Tapi yang tertua berkata,

"Hanya pangeran kami, yang berteriak kegirangan saat kami mendekat."

Kemudian mereka sampai di rerimbunan pohon lain, di mana semua daunnya terbuat dari emas, di mana semua daunnya adalah berlian yang berkilauan. Dan prajurit itu mematahkan cabang dari masing-masing pohon dan setiap kali terdengar suara keras, membuat saudari bungsu gemetar ketakutan, tetapi yang tertua tetap berkata, hanya para pangeran yang menangis kegirangan. Jadi mereka melanjutkan sampai mereka tiba di sebuah danau besar dan di sisi danau terdapat dua belas perahu kecil dengan dua belas pangeran tampan di dalamnya yang sepertinya sedang menunggu para putri di sana.

Salah satu putri naik ke setiap perahu dan prajurit itu naik ke perahu yang sama dengan yang termuda. Saat mereka mendayung di atas danau, pangeran yang berada di perahu bersama putri bungsu dan prajurit itu berkata,

"Aku tidak tahu apakah ini hanya perasaanku saja, walaupun aku mendayung dengan sekuat tenaga, kita tidak bisa melaju secepat biasanya, dan aku cukup lelah: perahu yang ku dayung tampaknya sangat berat hari ini."

"Mungkin karena cuaca hari ini panas," kata sang putri: "Aku juga merasakannya."

Di sisi danau, berdiri sebuah kastil yang terang benderang, terdengar musik riang. Di sana mereka semua mendarat dan pergi ke kastil, setiap pangeran berdansa dengan putrinya dan prajurit itu yang selalu tidak terlihat, menari bersama mereka juga dan ketika secangkir anggur milik salah satu putri diminum pleh sang prajurit, putri tersebut heran karena dia belum meminumnya, namun cangkir tersebut telah kosong. Mendengar ini juga, saudari bungsu sangat ketakutan, tetapi yang tertua selalu membungkamnya.

Mereka berdansa sampai jam tiga pagi dan kemudian semua sepatu mereka sudah usang, sehingga mereka harus berhenti. Para pangeran mendayung mereka kembali ke danau (tapi kali ini prajurit itu menempatkan dirinya di perahu bersama putri tertua) dan di pantai seberang mereka berpamitan, para putri berjanji akan datang lagi malam berikutnya.

Ketika mereka sampai di tangga, prajurit itu berlari di depan para putri dan membaringkan diri. Ketika kedua belas saudara perempuan itu perlahan-lahan menjadi sangat lelah, mereka mendengar prajurit itu masih mendengkur di tempat tidurnya, jadi mereka berkata, "Sekarang semuanya cukup aman"; kemudian mereka mengganti pakaian mereka, melepas sepatu mereka, dan pergi tidur.

Di pagi hari prajurit itu tidak mengatakan apa-apa tentang apa yang telah terjadi dan pergi lagi pada malam kedua dan ketiga dan semuanya terjadi seperti sebelumnya, para putri menari sampai sepatu mereka rusak dan kemudian kembali ke rumah. Namun, pada malam ketiga prajurit itu membawa pergi salah satu cangkir emas sebagai tanda di mana dia berada.

Segera setelah tiba waktunya untuk menyatakan rahasia itu, dia dibawa ke hadapan raja dengan tiga cabang ranting pohon perak dan piala emas dan kedua belas putri berdiri mendengarkan di balik pintu untuk mendengar apa yang akan dia katakan. Dan ketika raja bertanya kepadanya,

"Di mana dua belas putriku menari di malam hari?"

Dia menjawab,

"Dengan dua belas pangeran di kastil di bawah tanah."

Dan kemudian dia memberi tahu sang raja semua yang telah terjadi, dan menunjukkan kepadanya tiga cabang ranting pohon perak dan cawan emas yang dia bawa. Kemudian raja memanggil para putri dan bertanya kepada mereka apakah yang dikatakan prajurit itu benar dan ketika mereka melihat bahwa mereka ketahuan, sudah tidak ada gunanya lagi untuk menyangkal apa yang telah terjadi, mereka mengakui semuanya. Dan raja bertanya kepada prajurit itu siapa di antara mereka yang akan dia pilih untuk menjadi istrinya, sang prajurit menjawab, "Aku sudah tidak terlalu muda lagi, jadi Aku akan memiliki yang tertua".

Dan mereka menikah di hari itu juga dan prajurit itu terpilih menjadi ahli waris sang raja.

 Source : click disini

Cerita Sebelumnya : Dua Belas Putri Penari 1 - Dongeng Jerman 

Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...