Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Monday, February 15, 2016

Badut dan Orang Dusun - Dongeng Inggris

dongeng anak dunia - Di desa pinggiran itu terdapat sebuah lapangan yang cukup besar. Tidak seperti biasanya malam ini begitu ramai dengan orang sekampung, ternyata dikampung sedang diadakan pasar malam. Terang benderang lampu dinyalakan untuk menerangi tempat itu, ditengah lapangan telah berdiri panggung megah. Berbagai musik dan tarian telah dipersembahkan, banyak sekali pengunjung yang datang ketempat itu.

Ramai benar pasar malam, itulah hiburan rakyat yang jarang mereka adakan.

Satu-satunya hiburan rakyat untuk dusun yang memang letaknya sangat jauh dari jangkauan kota dan pasar-pasar yang jauh.

Mereka akan membeli semua kerluan hidup sehari-hari dari mulai bahan pakaian jadi, sandal bahkan sampai pada kebutuhan sehari-hari berupa perkakas pertanian seperti cangkul, sekop, parang dan pisau dapur, semua ada tersedia di pasar malam itu.

Dan yang lebih seru lagi semua penduduk desa dusun itu dapat dihibur oleh tontonan dari badut-badut dan pentas kesenian rakyat lain.

Sungguh suatu hiburan menyenangkan yang jarang mereka saksikan. Dari anak-anak, bapak-bapak, dan ibu-ibu hampir semua penduduk dusun datang ke pasar malam itu.

Ramai hirup pikuk dari tenda-tenda pedagang yang berwarni-warni orang berteriak menawarkan dagangannya, oh pemandangan yang jarang terjadi didesa itu.

Dan untuk membayar pertunjukkan semua penduduk desa itu rela membayarkan uang recehan yang dipunggut oleh panitia yang membawa tempat dan berkeliling, semua penonton memberi dan melemparkan uang sumbangan tanpa kecuali anak-anak.

Demikianlah, dari satu pertunjukkan ke pertunjukkan berikutnya, sang panitia akan meminta sumbangan dan sekali lagi sang penduduk desa itu rela merogoh kantung untuk memberikan uang sekedarnya.

Diatas panggung sekarang ada pertunjukkan badut. Sang badut yang lucu sedang memperagakan pertujukkan suara binatang

Semua suara binatang bisa dia tiru, dari suara burung, suara gajah, suara kerbau suara kucing suara ayam, dia meniru semua binatang namun yang terakhir sang badut ini menirukan suara kambing. Ngembik-ngembik sang badut menirukkan suara sang kambing mirip sekali, seolah sang badut menyembunyikan kambing dibalik bajunya yang memang gombrang atau kedodoran.

Semua penonoton bersorak gembira hirup pikuk tepuk tangan dan suit-suitan yang begitu ramai, mereka puas menyaksikkan pertunjukkan itu.

Setelah suasana suara penonton sedikit tenang ada seorang dari penduduk dusun yang tidak puas dengan pertunjukkan itu.

Orang dusun itu pun berteriak keras sekali, "Hai badut, suara kambing mengembik bukanlah begitu! sama sekali bukan begitu bunyinya! Besok aku akan datang lagi dan kalian semua akan dengar bunyi kambing mengembik yang benar!"

Semua mata penonton tertuju kepada orang kampung dusun itu dan pecahlah tertawa mereka, dengan sendirinya pertunjukkan malam ini begitu ramai sekali. Tontonan tambahan yang sangat menyenangkan.

Dan ternyata benar saja orang desa itu telah datang dari awal hari berikutnya, orang dusun itu menunggu datangnya para penonton banyak yang datang. Setelah terkumpul banyak penonton barulah orang dusun itu naik diatas panggung pertunjukkan. Badan orang kampung itu memang besar namun terlihat lucu bila dilihat dengan seksama. Bagian badan dari atas pinggang keatas berbadan sangat gemuk. Namun bagian pinggang kebawah begitu kurus, sungguh penampilan yang sangat lucu. Makanya begitu dia naik diatas panggung pertunjukkan para penonton langsung tertawa dengan penampilan tersebut.

Tingkah lakunya kocak sekali orang dusun itu. Diatas panggung sang orang dusun mengembik-ngembik mirip sekali seekor kambing.

Para penonton memberikan komentar, "oh ternyata benar sekali, orang tersebut bisa bersuara kambing! Hebat-hebat sekali! Namun suara itu, seperti suara anak kambing yang memelas kepada tuannya!" Itulah banyak pendapat yang keluar dari mulut para penonoton desa.

"Mbeeeeeeeeeeeeeeeeee! Mbeeeeeeeeeeee! Mbeeeeeeeeeeeeeeeee!" Suara kambing itu terus berlanjut, namun seperti yang tadi dibilang para penonton suara itu semakin memelas saja.

"Hai orang bodoh!" berhentilah mengembik aku sudah tidak tahan mendegarnya, namun teriakkan penonton tidak dihiraukan, terus saja orang dusun itu mengembik.

Akhirnya para penonton kesal maka mereka melempar orang dusun itu dengan batu-batu kecil, namun apa yang terjadi orang itu terus saja mengembik.

"Hai semua penonton!" Sang orang dusun balas berteriak, "Kalian salah semua, yang mengembik terus bukanlah aku."

Dari balik bajunya yang kelihatan tebal itu ternyata bersembunyi seekor anak kambing, sang anak kambing kepanasan berada di balik baju orang dusun sehingga mengembik dan mengembik terus. Itulah cerita sebenarnya mengapa suara kambing itu seperti memelas.

Demikianlah cerita ini berakhir. Dari cerita ini bisa diambil pelajaran bila terkadang orang bisa saja senang ketika dibohongi.

Salam,
oleh: mamang
edit: n3m0

Advertising - Baca juga:
- Jatah Sang Singa - Dongeng Inggris 
- The First Transgender Female who Became Billionaire 
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...