Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Wednesday, April 6, 2016

Sang Alibaba Dan para Penyamun - Dongeng Persia

Courtesy of yhuliztyanda.blogspot.com
dongeng anak dunia - Tersebutlah zaman dahulu di daerah kota Persia tinggal dua kakak beradik yang bernama Kasim dan Alibaba.

Alibaba hidup dari pekerjaan mencari kayu bakar di hutan, yang harganya tidak seberapa untuk menyambung hidup keluarganya, anak dan istri tercinta namun hatinya selalu dipenuhi kesabaran.

Lain hal dengan saudaranya, sang kakak dari yang hidupnya penuh bergelimang harta benda atau bisa dibilang kaya raya, namun dia tidak pernah mempedulikan kehidupan sang adiknya.

Tamak dan serakah selalu menyertai sikap hidupnya.

Dan pada suatu hari ketika pulang dari kota setelah menjual kayu bakar, di tengah perjalanan dalam suatu hutan tempat yang sering dia lewati tatkala sedang mencari kayu bakar, dia melihat segerombolan penyamun di depan gundukkan tanah yang di atasnya sudah banyak ditumbuhi rumput-rumput hijau atau bisa dibilang bukit yang sangat kecil sedang berkumpul puluhan orang yang bermuka sangat sangar-sangar.

Dengan sigap lantas saja sang Alibaba menyelinap bersembunyi dibalik semak belukar yang terdapat tidak jauh dari tempat tersebut, dengan jantungnya yang tidak henti-hentinya berdetak-detak keras karena rasa takut.

Pandangan matanya tidak lepas tertuju pada para penyamun yang sedang sibuk menurunkan harta-harta hasil rampokkan yang begitu banyak.

Harta tersebut kini tertumpuk di atas tanah setelah diturunkan dari kuda masing-masing perampok atau penyamun.

"Alakazam ! terbukalah wahai pintuku..." dan dengan perlahan rumput-rumput itu bergerak, ternyata gundukkan tanah atau bukit kecil tersebut adalah sebuah goa.

Dan pintu goa itu pun kini telah terbuka dengan lebar dengan cepat tumpukkan harta tersebut dimasukkan ke dalam goa penyimpanan harta rampokkan.

"Alakazam ! tertutuplah wahai pintuku..." seseorang yang tadi berteriak kembali dengan teriakannya, mungkin dia adalah kepala rampok dilihat dari penampilannya yang begitu seram sekali.

Dan terlihat secara perlahan pintu goa itu pun menutup kembali secara perlahan seperti sedia kala, di tempat tersebut sama sekali tidak terlihat ada goanya.

Sejenak setelah para penyamun itu pergi barulah sang Alibaba dengan hati-hati dan sedikit ketakutan keluar dari tempat persembunyian, matanya terus melihat-lihat tempat sekelilingnya.

"Alakazam ! terbukalah wahai pintuku..." astaga benarkah ini katanya!" Alibaba tersentak kaget kata-kata yang menirukan kepala penyamun telah membuka pintu Goa.

Dengan matanya yang hampir tidak berkedip, dilihatnya begitu banyak harta yang tersimpan di dalam goa tersebut.

"Apakah aku akan mengambil harta-harta ini?" hatinya bimbang sekali.

"Baiklah aku ambil sebagian untukku dan sebagian lagi untuk membantu tetanggaku yang hidupnya kurang mampu."

Dengan cepat Alibaba mengambil karung dan dengan cepat mengambil koin-koin uang emas satu karung, dia sengaja tidak mengambil harta yang lainnya, hanya uang emas dan beberapa perhiasan untuk sang istri tercinta.

"Alakzam ! tertutuplah wahai pintuku..." terkejut kembali dia, ternyata tiruan kata-kata yang diucapkannya telah berhasil menutup kembali pintu goa tersebut.

Dengan cepat dia pun kini telah sampai di rumahnya, sang Alibaba pun terus bercerita pengalaman yang barusan terjadi dan mendapat harta yang dibawanya kini terhadap sang istri tercinta.

Sang istri sangat terkejut melihat uang yang bagitu banyak, dia pun memberikan usul kepada sang suami untuk membagikan sebagian uang emas kepada para tetangga yang hidupnya serba kekurangan.

Tentu saja sang suami tercinta Alibaba sangat senang dengan sikap sang istri yang tidak tamak sebab dia sendiri telah punya rencana yang sama sebelum mengambil uang emas tersebut dari goa.

Namun untuk menghitung uang yang telah didapatkan, sang Alibaba menjadi bingung karena uang begitu banyak sekali tertumpuk di lantai setelah dituangkan dari karung tempat membawanya tadi.

Sang Alibaba yang terkenal sangat pandai ini pun akhirnya menyuruh sang Istri untuk meminjam kendi ke rumah abangnya sang Kasim yang kaya.

Kendi tersebut nantinya akan dijadikan timbangan uang uang emas yang akan dibagikan kepada para tetangganya.

Singkat cerita sang istri pun pergi ke rumah Kasim orang kaya didaerah tersebut untuk meminjam kendi, namun sampai di rumah Kasim yang ada di rumah hanyalah sang istri.

Setelah sang Istri adik suaminya yang meminjam kendi, sang istri Kasim pun orangnya sama kikir walaupun sama saudara sendiri sebelum kendi itu dipinjamkan, di bawahnya dia olesin dulu minyak yang lengket.

Dan beberapa hari setelah kendi di kembalikan, sang istri Kasim pun memeriksa apakah ada yang terdapat dibawah kendi tersebut yang bawahnya telah diolesi minyak yang sangat lengket tersebut.

"Wow!" Katanya, sebuah benda mengkilat kuning adalah uang emas ditemukan sang istri Kasim, tentu saja semua penemuan ini pun diceritakan dengan cepat kepada sang suaminya Kasim.

Dan hari itu sang Kasim berkunjung ke rumah sang adiknya untuk bertanya mengenai hal mengapa sampai mendapatkan uang emas.

Sang adik Alibaba yang ditanya abangnya Kasim pun menjawab terus terang, melihat puluhan penyamun serta  mereka menyimpan begitu banyak harta di dalam goa yang penuh harta berharga.

Sampai mendapat uang-uang emas yang sebagian telah di bagi-bagi ke para tetangganya dan kendi yang di pinjamnya dari sang abang untuk timbangan uang pun diceritakan sang adik Alibaba.

Setelah mendengar cerita yang dituturkan sang adik, tentu saja sang Kasim yang tamak serta merta mengumpulkan dua puluh ekor keledainya untuk dibawa ke goa tempat harta berharga yang diceritakan sang adik tercinta.

Sampai di tempat yang tunjukkan sang adik tercinta, "Alakazam ! terbukalah wahai pintuku..." tidak menunggu lama pintu goa pun terbuka.

Sang kasim langsung masuk saja tanpa berpikir panjang lagi, dia pun dengan cepat menyalakan obor yang telah dipersiapkan sebelumnya, terlihat begitu banyak harta di goa tersebut.

"Alakazam ! tertutuplah wahai pintuku..." katanya kembali dan dengan sendirinya pintu goa telah tertutup kembali.

Karung yang tadi dibawanya dari rumah telah dipenuhi semuanya dengan harta benda berharga emas dan berlian
serta permata yang mahal harganya.

Namun ketika semua karung telah terisi penuh dengan barang-barang berharga tersebut, dia Sang Kasim menjadi lupa kalimat untuk membuka pintu goa tersebut.

Beberapa saat dia pun berteriak-teriak mencoba kata-kata yang apa saja yang keluar dari mulutnya tidak ada yang benar untuk membuka pintu goa, hatinya kini mulai dilanda ketakutan yang sangat mencekam.

Namun dalam ketakutan yang begitu hebat, tiba-tiba pintu goa dengan sendirinya terbuka tentu saja sejenak hatinya sangat gembira sekali.

Tetapi diluar sana telah berjejer puluhan penyamun yang berwajah garang-garang menatapnya dengan kejam sekali, didahului teriak, "ada maling di dalam goa tangkap dan langsung bunuh saja," katanya.

"Janganlah saya dibunuh tolong-tolong," kata sang Kasim minta ampun namun mereka adalah penyamun yang biasa berlaku kejam dan sadis tentu saja teriakkan tersbut tidak digubrisnya.

Sang Kasim yang tamak, serakah dan sombong kini telah terbunuh ketika mau maling harta penyamun di dalam goa.

Tentu saja sang istri Kasim menjadi sangat khawatir setelah beberapa hari lamanya sang suami tidak pulang kembali ke rumah, hatinya menjadi sangat gelisah.

Akhirnya sang Alibaba diminta bantuan untuk mencari abangnya yang sudah beberapa hari tidak pulang oleh sang istrinya.

Sampailah Alibaba di depan goa tempat penyimpanan harta berharga para penyamun, didapatkannya potongan mayat sang abang tercinta menjadi beberapa potongan tubuh.

Potongan tubuh itupun dikumpulkan dan lalu dibawa pulang untuk diserahkan kepada istri abang yang telah menjadi mayat.

Tentu saja sang kakak ipar menangis histeris melihat sang suami telah meninggal, apalagi melihat mayat tragis darinya yang terpotong-potong.

Sang Alibaba memberi satu kantong uang emas kepada istri sang abangnya dan anehnya tangisan sang kakak ipar pun kini telah berhenti secara mendadak tatkala uang emas satu kantong telah ada ditangannya.

Senyumannya kini telah menghiasi kembali bibirnya, sang istri Kasim pun kini telah lupa derita yang menimpa suaminya berkat uang emas satu kantong.

Dan karena tubuhnya yang terpotong-potong itulah dia pun akhirnya membawa tubuh tersebut kepada tukang sepatu yang ada di daerah itu untuk menjahitnya.

Tentu saja tukang sepatu pun mau menjahit tubuh yang terpotong-potong tersebut karena diberikan upah uang emas beberapa keping yang begitu mahal harga.

Kepala penyamun curiga dengan mayat yang telah tidak ada di depan goa tempat penyimpanan harta hasil rampasan.

Dia pun mengutus beberapa anak buahnya untuk menyelidiki siapa orangnya yang tahu tentang tempat tersebut dan segara melaporkan kepadanya.

Menyebarlah beberapa anak buah penyamun menyelidiki kebeberapa daerah yang tidak terlau jauh dari hutan yang terdapat harta rampasannya dan sebagian lagi tetap menjaga goa tersebut.

Dan secara kebetulan di daerah tempat tinggal yang ada di daerah sang Alibaba, para penyamun yang sedang ditugaskan untuk menyelidik bertemu dengan tukang sepatu yang menjahitkan mayat yang terpotong-potong.

"Wahai tukang sepatu, apakah kamu tahu, siapakah orang yang mendadak kaya di daerah ini?" kata para penyelidik.

"Tentu saja, saya pun kini telah kaya mendadak sekarang, karena saya telah menerima bayaran dari orang yang bawa mayat yang terpotong-potong untuk menjahitnya!" serunya bangga.

"Oh baiklah orang kaya aku akan membayarmu, namun antarkan kami ke rumah orang yang menjahit mayat kemarin?" para penyamun pun membayar tukang sepatu untuk mengantarnya ke rumah sang Alibaba.

Sampailah para penyamun itu di depan rumah sang Alibaba dan tanda silang telah terpasang di pintu depan rumahnya.

"Baiklah kita sekarang pulang saja untuk istirahat, nanti malam kita datang lagi dan kita bunuh sang tuan rumah yang ada di dalam ini!" serunya kepala penyamun kepada anak buahnya yang ikut menyelidik.

Namun semua pembicaraan kepala penyamun itu pun ada yang mendengarnya dengan jelas yaitu sang tetangga yang kebetulan lewat tempat tersebut yang bernama Morijana yang baru pulang habis belanja dari pasar.

Dan malam hari pun kini tiba, sementara itu ada seorang saudagar minyak yang kemalaman meminta izin sang Alibaba untuk menginap di rumanya, sebenarnya saudagar minyak tersebut adalah kepala penyamun yang menyamar.

Tentu saja sang Alibaba yang baik hati dengan senang hati mengizinkan orang tersebut untuk menginap di ruamhnya.

Namun pertolongan yang direncanakan Tuhan memang datangnya seperti tidak terduga, sang tetangga Morijana mengenali wajah tamu yang menginap di rumah sang tetangga yang baik hati Alibaba.

Maka diputarlah otaknya untuk menolong sang tetangga, dia pun akhirnya mendapatkan ide yang sangat bagus menurutnya.

Menyamarlah sang Morijana menjadi penari dan langsung masuk kedalam rumah sang Alibaba dan tanpa ragu dia pun terus menari di depan sang tamu dan Alibaba serta istrinya yang sedang bercakap-cakap santai dengan sang tamu.

Dan pada satu kesempatan serta saat tepat sekali sang penari itu pun menusukkan pedang pendeknya ke dada sang saudagar minyak wangi yang palsu.

Kemudian Morijana membuka kostum baju tarinya serta menjelaskan siapa sebenarnya sudagar minyak tersebut dipembicaraan yang didengarnya tadi siang dan mengenali siapa dia sebenarnya.

Sang Alibaba pun dengan cepat melihat wajah penyamar yang kini telah menjadi mayat dan untuk sesaat dia pun akhirnya mengenal wajah tersebut.

Dia sebagai kepala penyamun kerana dia telah melihatnya tatkala dia sedang bersembunyi di semak belukar dekat goa penyimpanan harta.

Sang Alibaba sangat berterima kasih kepada tetangga yang sangat baik hati tersebut dan sebagai rasa terima kasihnya sang Morijana diberikan satu kantong uang emas.

Dan uang emas yang masih banyak tersisa akhirnya segera dibagi-bagikan lagi kepada orang-orang yang sangat membutuhkannya.

Janganlah kamu merasa takut untuk berbuat baik kepada siapa pun dan kapan pun sebab semua kebaikkan pasti akan ada timbal balik, pada waktunya. Sekian.

oleh : mamang
edit  : galih
Advertising - Baca Juga :
Waktu, 4 Tips Menghematnya
Hujan Batu, Kiriman Dari Bekas Pembantu
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...