Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Tuesday, April 5, 2016

Asal muasal Nama Lempur, Tebat Gelang Dan Tebat Jambi - Dongeng Indonesia

Courtesy of www.suararakyatindonesia.org
dongeng anak dunia - Provinsi Jambi, tepatnya di Kabupaten Kerinci mempunyai sebuah kerajaan yang disebut dengan nama kerajaan Puncak Tiga Kaum.

Mengapa nama kerajaan seperti itu?, jawabannya adalah karena yang memimpin atau penguasanya ada tiga orang yang berkuasa atas kerajaan tersebut.

Yang paling besar bernama Raja Pamuncak Rencong Talang, anak yang nomor kedua bernama Raja Pamuncak Tanjung Sari dan yang terakhir adik nomor tiga atau si bungsu bernama Pamuncak Koto Tapus.

Sehingga ketiga Raja ini mendapat tiga wilayah yang sama luasnya untuk memimpin dan mengatur hal-hal yang menjadi tangung jawab mereka masing-masing.

Namun kalau urusan yang menyangkut kepentingan negeri yang bersifat menyeluruh mereka akan bertindak secara bersama-sama dengan jalan musyawarah dan selalu bertindak dengan cara yang mereka anggap membela kepentingan bersama.

Terkenal sudah tiga Raja bersaudara ini sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana dalam semua wewenang kerajaan yang selalu membela kepentingan rakyatnya.

Dengan demikian seluruh rakyat pun sangat mencintai sang Rajanya yang selalu bermurah hati dan berkelakuan sangat baik sekali dalam tindak tanduk dalam memimpin kerajaan.

Maka rakyat dan seluruh abdi kerajaan selalu bekerja dengan baik dan jujur dalam segala hal bentuk pemerintahan, untuk itu negeri tercinta ini menjadi subur dan makmur, rakyat pun menjadi sangat puas atas pelayanan pemerintahan kerajaan.

Dan kebiasaan yang menjadi ciri khas kerajaan adalah ketika misim panen sedang berlangsung atau saat musim tanam, kerajaan akan mengadakan suatu pesta sebagai hiburan rakyat.

Dan acara yang paling meriah setelah panen adalah Kenuhei Sudeah Nuea, seluruh rakyat dari tiga daerah akan bercampur-baur menikmati acara tersebut.

Para pemuka masyarakat dan pemangku adat dari ketiga daerah kerajaan akan bersama-sama memimpin upacara dan sudah pasti akan menjadi undangan kehormatan bagi kerajaan yang sedang berpesta meriah.
 
Maka ketika daerah kerajaan yang dipimpin sang Pamuncak Rencong Talang telah selesai panen, digelarlah pesta Kenduri Kenuhei Sudeah Nuea yang akan berlangsung kini.

Sang pemimpin pun bertitah. "Kepada seluruh abdi kerajaan, semua saudara-saudaraku dan rakyatku yang aku cintai. Panen raya kita kali ini cukup berhasil dengan hasil yang begitu melimpah, sebagai ucapan syukurku maka pesta kenduri Kenuhei Sudeah Nuea akan segera digelar."

"Saya mohon kepada semua Punggawa dan Abdi kerajaan untuk segera membentuk panitia yang akan mengatur segala keperluan yang dibutuhkan. Terutama untuk undangan yang akan disebar kepada saudara-saudara didua daerah kerajaan yang lain beserta para tetua adat dan pemangku adat dari semua daerah." Tutur sang Pamuncak Rencong Talang.

Dan Jawaban dalam sidang itu segera bergema dengan serentak. "Dengan senang hati, Tuanku paduka."

Undangan pun segera dibuatkan dan sudah terseber keberbagai penjuru daerah kerajaan yang terletak di tiga wilayah kekuasaan tiga saudara ini.

Segala persiapan pesta kenduri pun dengan cepat dan gotong-royong yang menjadi ciri khas daerah tersebut telah mau rampung dipersiapkan, tinggal beberapa hal-hal kecil yang sedang dikerjakan.

selesailah persiapan upacara yang akan digelar, dan utusan yang mengirim khusus undangan untuk kedua saudaranya telah datang memberikan laporan kepada sang Pamuncak Rencong Talang.

Pesta kenduri akan berlangsung selama tiga hari dan tiga malam lamanya, hari pertama akan digelar pesta untuk luar daerah.

Hari kedua akan digelar pesta kenduri untuk para Pamuncak daerah berserta orang-orang tua yang berjasa atas pemikiran dan ide cemerlang dan gemilang untuk kemajuan negeri tercinta.

Dan hari ketiga inilah yang menjadi hari yang sangat menyenangkan untuk seluruh anak-anak remaja muda dan mudi saling bertemu dan berkenalan dipesta kenduri hari terakhir, khusus bagi mereka kaum muda.

Semua undangan yang datang dari luar daerah satu persatu berdatangan dan telah berkumpul dalam satu rumah khusus yang disediakan panitia pesta kenduri.

Hari pertama acara berjalan dengan meriah serta aman dan tertib semua yang hadir dalam acara tersebut pun merasa terhibur dan puas sekali menyaksikan bermacam-macam hiburan yang tersedia.

Hari kedua para undangan yang hadir dari keluarga besar Pamuncak telah datang juga, Pamuncak Rencong Talang yang datang membawa keluarga dan dikawal para pengawal-pengawal yang setianya dan Pamuncak Tanjung Sari telah datang didampingi para punggawa-punggawanya saja.

Hari ketiga pesta kenduri yang akan berlangsung paling meriah biasanya karena yang hadir kali ini adalah para pemuda tampan dan gadis-gadis cantik yang akan saling berkenalan satu sama yang lainnya.

Dan yang lebih menjadi pusat perhatian dari semua itu adalah dengan kehadirannya putri cantik anak dari Pamuncak Tanjung Sari.

Dalam pesta sang putri menjadi pusat perhatian dari seluruh orang-orang yang hadir dalam acara tersebut, seluruh pemuda yang ada pada deretan kursi yang duduk paling belakang saling bertanya antara teman-temannya.

"Apakah kamu mengenal gadis yang sangat cantik tersebut?" sambil bertanya, ibu jari tangannya menunjuk putri jelita yang sedang duduk bersama sang Ibundanya.

"Apalagi aku, rasanya baru kali ini aku melihatnya," menjawab pemuda yang lainnya, "Namun dari baju dan penampilan yang dikenakannya mungkin dia gadis bangsawan." jawabnya kemudian.

"Apakah mungkin sang gadis jelita tersebut keluarga dari Baginda Pamuncak Rencong Talang," berkata lagi sang pemuda yang pertama kali bertanya tentang sang gadis cantik.

Panitia acara pun telah datang dengan pengumuman bahwa acara yang digelar khusus untuk anak-anak remaja segera dimulai.

Untuk itu, semua oarang tua yang ada ditempat acara tersebut berkumpul ditempat lain, sang Ibunda putri cantik ini pun segera meninggalkan tempat tersebut bergabung dengan keluarga khusus Pamuncak Rencong Talang.

Meriahnya acara yang digelar membuat mereka semua terhanyut didalamnya, semua undangan yang ada sangat menikmati acara kesenian yang dipertunjukkan dan dirancang seniman-seniman muda yang berbakat.

Serta hidangan makanan yang tersaji begitu nikmat menambah asyiknya mereka dalam perkenalan yang terjadi antara pemuda dan pemudi saat di pesta itu.

Waktu pun berjalan dengan sangat cepat tanpa terasa karena suasana hati yang begitu gembira kala itu, ayam jantan telah terdengar berkokok menandakan hari telah berganti pagi.

Sang Ibunda putri yang cantik itu pun segera saja mendatangi tempat acara yang sedang berlangsung kala itu, takut anaknya yang sangat cantik tersebut nanti sakit akibat terlalu kurang tidur, perhatian sekali sang Ibunda ini terhadap sang anaknya.

"Putriku sayang, hari telah pagi mari kita pulang!" sang Ibunda berbisik ditelinga sang putri.

Namun apa yang dibisikkan sang Ibunda tidak dihiraukan sama sekali, sang putri asyik-asyik saja menikmati acara yang tengah berlangsung.

Merasa ajakkannya tidak dihiraukan sang putri, Ibunda itu pun balik lagi untuk kedua kalinya mengajak anaknya untuk segera pulang.

Namun malah sang putri menjadi merasa terganggu sekali dengan sikap sang Ibunda yang sudah dua kali bolak-balik mengajak untuk segera pulang.

Tentu saja hal seperti ini menjadi tanda-tanya dari seorang pemuda yang berwajah tampan yang menjadi teman bercengkrama sang putri cantik.

"Siapakah putri?, wanita tua yang balok-balik kemari dari tadi?" Bertanya pemuda tampan tadi dengan hati merasa penasaran.

"Oh dia.... yang tadi kesini, hanyalah seorang pelayan saja," sahut katanya.

Namun kata-kata tersebut terdengar sekali dengan jelas saat sang Ibunda tersebut berada tidak terlalu jauh jaraknya saat melangkah ke tempat sang anak.

Jawaban demikian membuat sang Ibunda tersentak kaget sekali mendengarnya, tidak disangka sang putri yang sangat disayanginya telah membuat sakit hatinya kini. "Dia sudah tidak mengakui aku sebagai ibunya mungkin karena aku sudah tua kini." Sang Ibunda berkata dalam hatinya.

"Maafkanlah, oh Tuhanku segala dosa yang telah diperbuat anakku!" Ibunda sang putri masih tetap berdoa untuk anaknya yang telah menyakiti perasaannya.

Akhirnya acara pun selesai sudah dan segera saja sang Ibunda putri berpamitan kepada keluarga Pamuncak Rencong Talang untuk pulang.

Karena jarak mereka sangat jauh dan harus melewati beberapa lembah curam juga beberapa perbukitan yang lumayan memerlukan tenaga yang cukup kuat untuk berjalan dan secara kebetulan mereka bertemu kembali dengan para pemuda yang tadi malam bercengkrama dengannya, dan karena perjalanan masih cukup jauh dan kini mereka telah lelah maka mereka pun beristirhat bersama-sama.

Dan kesempatan itu pun dipergunakan kembali oleh pemuda tampan yang bersama dengan sang putri untuk bercengkrama kembali.

Serta untuk kesekian kalinya sang pemuda yang merasa penasaran itu pun bertanya kembali mengenai wanita tua yang selalu bersama sang putri.

"Maaf ya, siapa sebenarnya wanita tua yang selalu bersamamu itu," tanya pemuda yang berwajah tampan tersebut.

"Bukankah sudah saya jawab pertanyaan itu tadi malam, bahwa dia adalah pelayanku," menjawab lagi sang putri.

Sang Ibunda hanya terdiam saja mendengar anaknya berkata demikian terhadap seorang pemuda yang menjadi teman bicaranya.

Hati kini telah terluka dan sangat sedih sekali terhadap anaknya yang selalu dia sayangi setiap saat dan selalu dia jaga dari kecil hingga kini menjadi seorang gadis cantik.

Setelah istirahat cukup, mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan masing-masing, sang putri bersama Ibunya menempuh jalan yang lain sementara sang pemuda-pemuda itu pun menempuh jalan yang berbeda pula.

Langkah kaki pun terus berjalan mengikuti jalanan yang sedang mereka tempuh, tidak satu kata pun yang keluar dari mulut sang Ibunda kepada anaknya yang sudah tidak mengakui dirinya.

Maka sampai mereka berdua di daerah antara pulau sangkar dan daerah Lolo yaitu daerah yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau hutan rawa.

Dan dikala itulah sang Ibunda yang hatinya sangat pedih berdoa kepada Tuhan supaya anaknya yang telah durhaka kepadanya ditelan hutan lumpur rawa.

Tuhan selalu mendengar doa siapa saja apalagi doa seorang Ibu yang sakit hati terhadap anaknya, begitu kaki sang putri terpeleset di pinggir lumpur rawa maka badan ikut jatuh masuk ke lumpur.

Samakin dia berontak ingin lepas dari lumpur rawa tersebut, semakin dalam saja lumpur itu menyedot tubuh putri cantik ini.

Jeritannya meminta tolong terhadap sang Ibunda terdengar begitu menyayat hati, namun sang Ibunda telah lebih sakit lagi hatinya terhadap sang anak durhaka.

"Tolong, tolonglah aku ibu...ibu!" jeritnya meminta tolong kepada sang ibu.

"Oh, maaf aku bukan Ibumu, aku hanyalah seorang pembantu dan pelayan yang sudah tua dan jelek," menjawab sang Ibunda.

Sang putri meronta-ronta dan terus berteriak-teriak meminta tolong kepada Ibunda dan dia berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidak terpujinya.

"Ibu maafkanlah saya yang telah berbuat durhaka terhadapmu, dan aku berjanji tidak akan berbuat lagi demikian," katanya.

Jeritan, dan meronta-ronta gerakkan dari badan sang putri membuat badannya dengan cepat masuk dan tersedot lumpur dengan cepat sekali.

Lama-lama tenggelam dan sudah mau sampai sebatas leher di bahunya, dengan cepat sang Ibunda menghampirinya, tetapi bukannya mau menolong melainkan mangambil perhiasan dan kain songket.

Dan berbarengan dengan selesainya mengambil barang-barang tersebut maka tak ayal lagi sang putri pun sudah masuk semua badannya tertelan lumpur rawa saat itu juga.

Dan semenjak kejadian tersebut maka daerah tersebut diberi nama yang sesuai dengan kejadian itu, yaitu daerah Lempur yang diambil dari bahasa lumpur itu sendiri.

Dan selanjutnya sang Ibunda putri pun berjalan lagi meneruskan perjalanan yang terhenti sejenak, dan sampailah pada suatu daerah yang dimana badan sang Ibunda ini merasa lelah dan memilih istirahat dekat sebuah kolam atau tebat dalam bahasa san.

Dan setelah cukup serta terkumpul lagi tenaganya, dia pun hendak melanjutkan perjalanan yang tertunda tadi namun sebelum pergi sang Ibunda membasuh mukanya dulu dalam kolam yang berair jernih tersebut dan tatkala sedang membasuh muka tersebut gelang yang diambil dari tangan putrinya ikut terjatuh.

Dari pada teringat terus kepada sang anak durhaka tersebut maka gelang tersebut pun dilemparkan ke dalam kolam, maka sejak saat itu tempat tersebut terkenal dengan nama Tebat Gelang.

Setelah membasuh muka maka perjalanan sang istri Pamuncak Tanjung Sari berjalan kembali melanjutkan perjalanannya. Dan sampailah pada sebuah yang ada kolamnya kembali dia kembali membasuh muka dan kini badannya ikut sekalian dibasuh biar kembali segar.

Namun tiba-tiba ketika akan membuka pakaiannya kembali songket yang melekat di lehernya terjatuh maka ingatannya kembali kepada sang putri durhakanya.

Untuk itulah kain songket itu pun dibuang ke dalam tebat yang dipakai mandinya dan sejak saat itu pula nama daerah dengan sebutan Tebat Jambi sampai sekarang.

Itulah sekilas gambaran cerita mengenai nama Lempur, Tebat Jambi dan Tebat Gelang yang berada di kawasan Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi yang sampai sekarang tempat itu menjadi nama-nama daerah yang berada di kawasan tersebut.

Janganlah pernah sekali pun untuk melawan Ibumu apapun itu perintah dan nasihatnya, sebab sudah menjadi kewajiban sang anak untuk selalu hormat terhadap Ibundanya. Sekian.

oleh : mamang
edit  : galih
Advertising - Baca Juga :
Jangan Mengeluh
Hantu Tanpa Kepala Penunggang Kuda
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...