Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Tuesday, December 1, 2015

Kisah Kerajaan Tikus Dan Teror Bangsa Kucing - Dongeng Pakistan

Courtesy of nonewz.co
Dongeng Anak Dunia - Di negara Pakistan berabad-abad yang lalu, terdapat rawa-rawa yang luasnya berkilo-kilo meter. Rawa Dawran, itulah orang zaman dahulu kala menyebutnya. Karena luasnya rawa tersebut, sampai-sampai di tengahnya berdiri sebuah kota. Aydazinun sebuah kota yang sangat makmur, semua penduduk kota hidup dalam kesejahteraan tidak kurang sesuatu apapun. Banyak hal yang unik dari kota Aydazinun ini.

Mezra sang raja tikus yang telah bertahta di wilayah tersebut, telah melebarkan kekuasaannya sampai ke wilayah terpencil di kota itu. Tiga kaki tangannya yang pandai-pandai serta pemberani itu selalu mendampinginya dalam setiap tugas kerajaan yang dipimpin sang raja tikus Mezra.  Rajapun sangat percaya pada penasehat-penasehatnya itu, yang selalu setia menjadi abdi kerajaan. 

Pada setiap kesempatan rajapun selalu memanggil seluruh penasehatnya untuk membahas persoalan menyangkut kerajaannya ini. Apa lagi sudah sejak lama sekali negara yang dikuasainya ini, selalu diteror oleh bangsa kucing musuh bebuyutannya itu. Setelah semua berkumpul sang raja pun angkat bicara, "Mungkinkah kita terbebas dari teror-terornya? Sudah sekian lama berlalu, para kucing-kucing itu bertindak semena-mena terhadap bangsa kita".

"Walaupun kita hidup Makmur dan sejahtera serta mempunyai banyak harta berlimpah, tetapi selalu dalam bayang-bayang kengerian terhadap teror-teror ini, semuanya berdampak tidak nyaman. Tindakan apakah yang seharusnya kita lakukan terhadap masalah pelik ini?" Sang raja bertanya kepada semua abdi kerajaannya yang selalu siap setia dalam membela negeri tercintanya.

"Pendapat hamba sang paduka," berucaplah penasehat ke satu mengajukan pendapatnya. "Pertama-tama kita harus mencari sebanyak mungkin kalung lonceng kecil serta berusaha untuk dapat mengikatkan kalung lonceng bel tersebut ke setiap leher-leher kucing yang kita jumpai. Sehingga ketika kucing-kucing itu lewat walaupun masih jauh, kita sudah bisa mendengar tanda bunyi suara lonceng Paduka. Kesempatan ini bisa di gunakan bangsa kita untuk menjauh dari bahaya."

"Apakah kamu setuju dengan pendapat tersebut?" Sang raja bertanya kepada penasehat ke dua mengenai saran penasehat pertama.

"Berpikirlah sejenak penasehat ke dua, kepercayaan sang raja ini lalu angkat bicara. "Saya rasa paduka, tiada satupun dari bangsa kita yang berani berhadapan langsung, apalagi mengikatkan kalung lonceng bel tersebut di lehernya, walaupun hanya terhadap anaknya. Menurut hamba, pendapat tersebut penuh dengan bahaya."

"Bagaiman kalau kita pindah kesuatu tempat di desa-desa, dengan jarak waktu yang cukup lama. Biarlah kota ini kosong tak berpenguni bangsa kita. Menurut hemat hamba kucing-kucing itu dengan sendirinya akan meninggalkan kota yang kita cintai ini. Dengan demikian mereka pasti pindah ke kota lain yang banyak bangsa kitanya(tikusnya), Paduka raja Mezra !"

Namun seluruh pendapat saran yang di kemukakan penasehat-penasehat tersebut diatas, belum membuat puas hati sang raja tikus Mezra. Lalu sang raja meminta penasehat yang ke tiga yang terkenal akan kecerdasan cara berpikirnya dan selalu bijak dalam mengambil keputusan. Maka bertanyalah sang raja tikus ini. "Apa menurutmu tentang pendapat-pendapat mereka tadi?"

"Hamba tidak menyetujui semua pendapat yang mereka kemukakan tadi. Bagaimana mungkin kita semua tinggal di desa-desa. Tidak semua kucing-kucing itu liar, menurut penyelidikan hamba bangsa kucing di kota ini, sebagian besar punya tuannya masing-masing. Makanya menurut hamba tidak akan semua kucing di kota ini pergi ke kota lain yang ada terdapat banyak bangsa kita, hanya sebagian kecil kucing liarnya saja. Dan seterusnya mengenai hidup di desa-desa jauh lebih tidak aman lagi, akan banyak lagi teror-teror yang akan dilancarkan oleh burung-burung dan elang-elang dan masih banyak lagi ancaman dari para petani serta bangsa manusia yang tidak mau kehadiran bangsa kita. Inilah pendapat yang bisa hamba kemukakan saat ini, Sang paduka."

"Cuman saya punya satu pendapat lain tentang masalah yang sedang kita semua hadapi ini. Raja yang mulia sang mezra harus bertitah kepada seluruh rakyat bangsa kita.  Untuk menggali lubang-lubang lorong memanjang yang satu sama lain berhubungan, di setiap rumah-rumah orang kaya di negeri ini."

"Setelah kita mempunyai lubang lorong terowongan dari seluruh penjuru negeri ini. Tugas selanjutnya kita membagi-bagi pasukan kita untuk masuk ke rumah orang-orang kaya tersebut, serta membuat kerusakan disetiap pojok rumah tersebut. Rusakan kursinya, lemarinya, tempat tidurnya dan semua barang-barang yang ada di ruamah orang-orang kaya tersebut. Dengan kejadiaan ini orang itu pasti berpikir untuk membeli lagi satu ekor kucing peliharaan, karena mungkin satu saja kucing tidak sanggup untuk mengatasi tikus-tikus bangsa kita." Komentar penasehat yang bijak dan pintar ini.

"Ketika jumlah kucing yang berada di rumah orang-orang kaya itu bertambah kita akan menambahkan teror pengrusakan yang lebih  parah lagi. Pastilah kebanyakkan orang-orang kaya di kota kita adalah orang yang cerdas-cerdas. Apakah yang terjadi ketika kucingku hanya seekor kerusakan yang di timbulkan tidak terlalu parah begini. Tetapi sekarang kerusakkan-kerusakkan ini semakin menjadi-jadi."

"Demikian pula sebaliknya kalau orang-orang kaya tersebut mengurangi binatang peliharaannya, kita juga akan mengurangi tingkat kerusakkannya di sasaran rumah tersebut, dan seterusnya dan seterusnya sampai orang-orang kaya tersebut yang ada di kota kita membuang semua kucing peliharaan. Dan hasilnya tentu saja semua kucing di kota ini akan menjadi kucing liar yang kurus, dekil, dan tentu saja bau. Setelah semua kucing tidak dipelihara lagi di rumah orang-orang kaya maka misi kitapun untuk merusak isi di dalam rumah tersebut di hentikan dahulu untuk sementara waktu."

"Selanjutnya mungkin paduka raja pun akan mengetahuinya, orang-orang kaya tersebut akan berpikir bahwa selama ini kerusakan yang di timbulkan di rumah mereka adalah ulahnya kucing-kucing peliharaannya sendiri. Ini akan menjadi sumber masalah yang akan membuat kehidupan semua kucing terancam dengan sendirinya. Dan dari dampak seperti inilah mungkin bangsa kucing kedepannya akan diburu pihak pemerintah karena dianggap benalu atau penyakit yang menghalangi pemandangan kota ini."

"Demikian pendapat saran yang hamba kemukakan di sidang pertemuan ini, semoga menjadi bahan pertimbangan sang paduka raja Mezra." Penasehat ketiga mengakhiri pendapatnya.

Raja Mezra sejenak menimbang-nimbang semua pendapat dari semua abdi kepercayaan itu, jangan sampai memilih pendapat yang kurang tepat. Yang akhirnya baginda rajapun memutuskan untuk menuruti pendapat penasehat ketiga.

Tetapi perlu waktu lebih lama agar kota yang di pimpin oleh  raja Mezra ini bebas dari teror kucing yang sangat menakutkan bangsa tikus ini. Jika terjadi pengrusakan lemari, tempat tidur atau pakaian yang bolong-bolong, itu perbuatan kucing yang masuk ke rumah, waktu lupa pintu di tutup kembali.

Sejak saat itu, bangsa kucing menjadi buruan pemerintah tersebut dan tidak merasa aman hidup di dalam kota tersebut.

Raja yang berkuasapun merasa sangat bangga akan kecerdikan para penasehatnya itu, dialah sang raja tikus Mezra.

Sekian, Wasalam.    
oleh: mamang
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...