Courtesy of dongengceritarakyat.com |
Maka dipanggillah sang pemburu ternama dari Kongo. Datanglah pemburu itu kedesa dan sang penduduk itupun menceritakan maksudnya kepada sang pemburu untuk membunuh sang Gorila yang dianggap sebagai hama penganggu.
Setelah istirahat cukup dan tenaga pulih kembali, sang Pemburu itupun pergi berangkat kehutan untuk berburu sang Gorila.
Karena sudah pekerjaannya sang Pemburu tidak terlalu susah menemukan jejak-jejak kaki sang Gorila penganggu. Diikutinya jejak kaki Gorila itu sampai pada jejak terakhir disebuah pohon besar yang menjadi tempat tinggal sang Gorila.
Sang Gorila itu sedang tidur pada batang pohon yang besar dan sementara di bawah pohon besar berserakkan buah-buahan hasil mencuri dari ladang penduduk desa. Sambil bersembunyi dari penglihatan sang Gorila, sang pemburu memperhatikan dan menunggu.
Setelah bangun tidur dan turun, aku akan menangkap sang Gorila tersebut serta menyerahkan kepada penduduk desa. Dengan demikian aku tinggal mengambil uang bayaran dan pulang ke Kongo.
Namun tak lama kemudian datang pula hewan lain yang sangat suka memakan buah-buahan, dialah sang Simpanse yang datang dengan membawa sebuah tongkat kayu ditangannya. Dilihatnya banyak buah-buahan berserakkan dibawah pohon besar itu, sang Simpanse ini tidak melihat keatas pohon siempunya buah tersebut.
"Mimpi apa semalam aku, sehingga hari ini aku mendapatkan buah yang lezat-lezat makanan kesukaanku, Serta siapa pula yang bodoh telah membuang makanan yang sangat banyak ini". Dengan sangat girang sang Simpanse itu memungut dan memakan buah-buah itu.
Sang Simpanse duduk dibawah pohon besar dan rindang itu menikmati lezatnya makanan, namun pesta makan itu diganggu dengan turunnya sang Gorila dari atas pohon besar itu. Sang Gorila pun mengambil posisi duduk didepan sang Simpanse, diapun mulai memungut buah dan langsung memakannya.
"Kenapa lancang sekali engkau mengambil dan memakan makananku. Ayo tinggalkan tempat ini!" berkata sang Simpanse kepada sang Gorila.
Namun sang Gorila hanya diam, dengan lirikkan matanya kapada sang Simpanse, serta terus asyik makan lagi.
Tentu saja sang Simpanse jadi marah dan diambillah tongkatnya, kemudian memukul sang Gorila. Sang Gorilapun membalas dengan memukul tangannya kepada sang Simpanse.
Hanya satu pukulan saja dari sang Gorila tetapi akibatnya sangat patal sekali. Sang Simpanse seperti dilemparkan badannya melayang jauh dan jatuh menabrak sebuah batu yang cukup besar.
Kepalanya pecah dan hancur, seketika itupula sang Simpanse mati. Melihat kejadian tersebut sang pemburu sampai ngeri dan kaget sekali, tidak disangka kekuatan sang Gorila begitu besar sekali.
Cepat-cepat sang pemburu itupun pergi dari tempat tersebut. Dalam hatinya dia berpikir bahwa dia tidak akan sanggup mengalahkan sang Gorila yang begitu besar tenaganya. Sebab keberaniannya pun harus diperhitungkan, sang pemburu berbicara terus dalam hatinya.
Keberaniannya pun harus dibarengi dengan hati-hati dan teliti. Jangan sampai kita berani tetapi tidak dengan perhitungan yang matang akibatnya kita sendiri yang bakal celaka. Demikian pula setiap ada sebab pasti ada akibat yang akan terjadi.
Sekian.
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment