Courtesy of rengkodriders.wordpress.com |
Dengan demikian sang Anjing akan sangat malu bila berhadapan dengan sesamanya yang berlainan jenis.
Sementara hewan lainnya seperti sang Buaya tercipta dengan mulut moncong yang panjang dan lidah yang sesuai juga.
Dengan demikian sang Buaya kalau berbicara akan menggeluarkan suara yang enak didengar atau suaranya akan jelas terdengar dengan baik.
Karena usia sang Anjing kala itu sudah cukup umur dan hendak meminang sang Anjing betina dari desa sebelahnya. Namun karena malu dengan keadaan dirinya yang berbicara kurang jelas akibat lidahnya yang pendek. Sang Anjing inipun mencari akal agar bisa keluar dari masalah ini, yang akhirnya sang Anjing memutuskan untuk minta tolong sang Buaya temannya. Diapun merasa yakin bahwa sang Buaya itu akan memberikan pinjaman lidahnya yang panjang itu, karena dia sudah cukup lama berteman.
Maka pada suatu hari yang sangat cerah sang Anjing itupun menemui sang Buaya temannya. "Hai kawanku yang baik hati, sudikah kiranya kamu menolongku yang sedang kesusahan ini!"
Sang Buayapun bertanya. "Memang kamu lagi kesusahan apa, sang Anjing kawanku."
"Masalahnya aku sedang ada maksud meminang Anjing betina dari sebelah kampung kita, namun aku merasa malu dengan nada bicaraku yang kurang jelas ini akibat lidahku yang kurang panjang ini!" menjawab sang Anjing dengan mimik muka sangat memelas sekali.
"Untuk itu pada siapa lagi aku meminta tolong meminjam lidah, hanya kamulah kawanku saat ini yang sangat baik terhadapku!" sang Anjing merayunya.
Sehingga sang Buaya pun akhirnya merasa iba atau kasihan dengan masalah sang kawan. "Tidak apa-apa asal kamu tidak lama dan cepat mengembalikan lidahku setelah urusanmu selesai!"
"Tentu saja kawan jangan takut, aku tidak akan berbohong kepada kawan sendiri,"
Dan saat itupun sang Buaya memberikan pinjaman lidahnya kepada sang Anjing yang akan pergi meminang calon istrinya.
Maka pergilah sang Anjing meminang, kedesa sebelah kampungnya. Lamaran itupun berjalan dengan baik sang Anjing sudah punya calon istri yang nantinya akan melahirkan anak-anaknya.
Waktu terus berjalan namun sang Anjing tidak pernah lagi mengembalikan lidah kawannya sang Buaya. Maka sang buayapun menyuruh temannya yang lain, untuk menyampaikan pesan kepada sang Anjing. Sang Buaya tidak pernah berburuk sangka hanya saja dia takut sang kawannya lupa bahwa dia telah meminjam lidahnya.
Tetapi sang Anjing itu tidak mengaku telah meminjam apa-apa dari sang Buaya temannya itu. "Kapan, dimana, dan apa yang aku pinjam, bertemupun aku jarang sekali sama dia."
Suruhan sang Buaya pun kembali pulang untuk menemui sang Buaya, serta menyampaikan apa yang dikatakan sang Anjing.
Tentu saja sang Buaya sangat marah sekali, ternyata kawannya hanya ingin menipu saja dan sangat licik sekali terhadapku.
Pasti akan aku buat perhitungan dengannya bila suatu saat bertemu dengannya, maka mulai saat itu sang Buaya sangat membenci sang Anjng.
Sejak saat itupun Anjing yang ingkar janji mempunyai lidah panjang sementara sang Buaya yang telah berbaik hati memberikan lidahnya untuk dipinjam mempunyai lidah pendek.
Untuk itulah jangan pernah sekali-sekali kamu berbuat menipu orang, apalagi terhadap kawanmu sendiri. Jangan pernah berhutang dan tidak pernah membayarnya, kembalikan apa yang telah kamu pinjam. Sebab kepercayaan tidak bisa dibayar dengan uang, maka jagalah semua kepercayaan orang, biar semua orang percaya kepadamu. Sekian.
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment