Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Monday, January 11, 2016

Putri Hijau Dari Deli Tua - Dongeng Indonesia (Aceh)

dongeng anak dunia - Mukhayat Syah adalah seorang Sultan atau Raja dari kesultanan Aceh Darus Sallam. Waktu itu sang Sultan yang sedang santai beristirahat diatas mahligai kebesarannya dikejutkan dengan seberkas cahaya hijau yang muncul dari sebelah timur. Maka besok paginya sang Sultan Mukhayat memanggil penasehatnya atau Wazirnya serta bertanya mengenai apa yang dilihatnya kemarin tentang seberkas cayaha Hijau yang memancar dari sebelah timur. Namun sang penasehatpun tidak dapat menjawab dan heran tentang apa yang terjadi disebelah timur itu. Maka untuk itu diutuslah seorang kepercayaan dari Kesultanan yang ahli dalam bidang penyelidikan. Dan tidak lama kemudian sang ahli tersebut telah membawa hasil, asal-muasal cahaya tersebut adalah dari tubuh seorang Putri Hijau. 
Dan menurut utusan kepercayaan Kerajaan itu sang Putri Hijau itu adalah seorang putri dari raja yang bernama Sultan Sulaiman dari kerajaan Deli Tua.

Setelah mendengar laporan tersebut sang Sultan Mukhayat merasa sangat jatuh cinta kepada sang Putri Hijau walaupun beliau belum pernah bertemu sang putri tersebut. Dan hatinya sudah merasa sayang serta ingin melamar sang putri itu.

Maka disiapkanlah segala keperluan untuk pergi melamar sang putri Hijau, dengan diiringi barisan pengawal-pengawal kepercayaan. Berangkatlah sang Sultan Mukhayat ke negeri sang buah hati idamannya "Putri Hijau dari Deli Tua."

Deli Tua diabad lima belas yang lalu adalah sebuah kerajaan dari teluk Aru sampai sungai Rokan.

Pada waktu itu yang menjadi Raja dari kerajaan Deli Tua adalah seorang Sultan yang bernama Sultan Sulaiman. Sang Raja Deli Tua ini, mempunyai tiga orang anak yang pertama bernama Mambang Jazid, Yang kedua bernama Putri Hijau dan yang bungsu bernama Mambang Khayali.

Mengapa sang putri cantik anak dari Raja kerajaan Deli Tua ini dinamakan Putri Hijau, karena dari tubuh sang putri ini selalu memancar cahaya hijau. Sampai-sampai sang putri Sultan Sulaiman ini dipuja seluruh rakyat sebagai seorang Putri penjelmaan atau titisan Dewa, karena dipercaya sebagai orang yang sangat sakti. Apa lagi kalau sang putri sedang keluar dikala malam hari dan bulan sedang waktu bulan purnama, cahaya hijau itu akan memancar dari seluruh tubuh sedemikian jelasnya. Itulah kelebihan yang diberikan sang Pencipta alam semesta ini kepada umatNya.

Sang Sultan Mukhayat dan rombongan pengawalnya dalam berlayarnya telah sampai di dermaga. Maka diperintahkanlah utusan untuk melamar langsung sang putri Hijau waktu itu. Sang Mambang Jazid sebagai anak tertua dari kerajaan Deli tuapun bertemu dengan utusan sang Sultan Mukhayat dan menyampaikan lamaran tersebut kepada adiknya Sang Putri Hijau. Tetapi diluar dugaan sang Putri Hijau menolak lamaran tersebut, tentu saja sang Sultan Aceh Darus Sallam ini menjadi murka.

Perang pun tidak dapat dielakkan lagi. Prajurit Aceh banyak yang berguguran dalam peperangan ini. Tetapi karena terdesak pada saat perang itu terjadi sang patih atau perdana mentri Aceh melancarkan gerakan akal bulus atau tipu daya. Akal-akalan tersebut diperkirakan akan memenangkan perang kala itu. Akal itu adalah disetiap peluru dimasukkan uang ringgit. Dan peluru uang ringgitan tersebut ditembakankan ke arah kutub-kutub musuh yang berupa rumput bambu berduri yang sangat rapat dan padat sekali dan mengelilingi benteng tersebut. Tidak urung semua rakyat akhirnya tertarik dengan ringgit yang bertebaran di bawah benteng bambu berduri itu. Benteng itupun dipotong-potong oleh rakyat yang berlomba untuk mengambil uang tersebut. Dan Deli Tua akhirnya jatuh ditangan prajurit Sultan Mukhayat Syah saat itu.   
  
Mambang Khayali sang anak tertua dari kerajaan Deli Tua itupun tidak tinggal diam melihat musuh menang diatas angin, Segera beliau menjelma menjadi meriam yang dapat menembaki setiap musuh yang terlihat olehnya. Dengan gigih dan hebat sekali semua musuh pada kocar-kacir saat itu, tetapi merasa haus yang sangat amat. Namun adiknya sang putri hijau tidak memberi air untuk diminum sang abang yang sedang menjelma menjadi meriam itu. Fatal sekali akibatnya... Sang abang terus menerus menembakkan pelurunya tetapi badannya sangat kehausan, akhirnya meriam itupun patah menjadi dua bagian. Bagian depan atau kepala terpental ke Aceh Darus Sallam sedangkan badan atau belakang meriam masih tetap ada di Deli Tua.

Mempelajari kondisi sekarang ini - juga Firasat sang anak kedua dari raja Deli Tua itu Mambang Jazid  - perang akan kalah. "Perang yang sekarang kita hadapi sudah diambang kehancuran. Aku hanya berpesan agar kalau nanti kamu ditawan Sultan Aceh, kamu harus dimasukkan dalam sebuah kotak kaca atau keranda kaca." Itulah pesan sang kakak Mambang Jazid. Dan persembahan lainnya ialah, setiap rakyat Aceh mempersembahakan satu butir telur dan segenggam beras putih. Semua persembahan itupun harus dikumpulkan ditepi pantai, dan apabila upacara telah berakhir gundukan persembahan itu harus dibuang kelaut semuanya.
Dan pada saat semua persembahan itu dibuang kelaut kamu adikku harus keluar membakar kemenyan serta memanggil namaku.
Itulah amanat pesan yang disampaikan sang kakak tercinta untuk Putri HIjau, dan setelah itupun sang kakak menghilang dari pandangannya.

Singkat cerita sang putri cantik itupun menjadi tawanan Raja Aceh dan di bawa kenegerinya, dengan syarat di ataspun dipintakan sang Putri kepada sang Sultan Mukhayat syah. Sang Sultan karena cintanya apapun permintaan sang Putri pasti dikabulkannya. Sang Putri Cantik jelita itupun telah berada di negeri Aceh Darus Sallam.

Berlabuhlah di dermaga Muka Tanjung Jambu Air kapal kerajaan yang membawa Putri Hijau tersebut. Sang Sultanpun memerintahakan seluruh rakyat negeri untuk mmebuat dan melaksanakan upacara persembahan kepada sang Putri Hijau saat itu juga. Dan atas perintah sang baginda itupun seluruh rakyat Aceh serentak mematuhi perintah sang Sultan yang berkuasa saat itu Sultan MUkhayat syah.

Berakhirlah upacara itu, sang Putri itupun keluar untuk untuk membakar kemenyan. Sambil menyebut nama sang kakaknya, dalam kepulan asap kemenyan. Maka alampun berubah secara mendadak, hujan yang dibarengi angin begitu kencang, menyapu air laut dan terjadilah ombak yang bergulung-gulung, badai besar melanda tempat itu. 

Petir menyambar-nyambar dengan suara gelegarnya yang dahsyat sekali. Namun dari gulungan ombak besar itu muncul seekor Naga rakksasa dan menghampiri kapal sang baginda Raja Aceh. Dengan ekor yang sangat besar dihantamkan ketengah-tengah kapal raja, kapalpun hancunr berantakkan dan menjadi terbelah menjadi dua bagian. Tetapi ketika kejadian berlangsung Sang Sultan masih selamat dari mala petaka itu.

Dan sang Putri Hijau melihat kejadian ini segera berlari menuju kotak kaca atau keranda tersebut, sehingga ketika kapal itu karam sang Putri masih dapat terapung-rapung di dalam keranda terseburt. Secepat kilat sang Naga itupun menghampiri keranda serta membawa putri itu ke Selat Malaka. Sang Sultan tidak dapat berbuat apa-apa melihat kejadian didepan matanya itu.

Putri Hijau yang telah didapatkan dengan banyak pengorbanan, serta telah ada dihadapan matanya telah lenyap didepan matan sang Raja diambil sang Naga Raksasa. Sang Sultan Raja Aceh Darus Sallam hanya terdiam dengan bayangan Sang Putri Hijau seorang Wanita yang sangat Cantik jelita.

Salam,
oleh: mamang
edit: n3m0
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...