Courtesy of pinterest |
Dan sang Rajapun akhirnya mengutus prajurit pengawal kekercayaannya untuk memanggil ayah dan putrinya tersebut.
Sampailah beberapa prajurit kerajaan dirumah sang penggiling gandum, dibawa sertalah ayah pembohong yang suka membual itu dengan putrinya yang tidak tahu apa-apa.
Sampailah prajurit kerajaan yang membawa ayah dan anak itu ke istana kerajaan. Sang putri penggiling gandumpun langsung dipanggil raja dan dia langsung menghadapnya.
Setelah berhadapan dengan sang Raja, seorang Raja muda yang tampan, sang raja berkata, "Inikah sang putri penggiling gandum yang bisa merubah jerami menjadi benang emas? Baiklah aku telah persiapkan jeraminya, kamu buat jerami-jerami itu menjadi emas. Tetapi bila kamu tidak berhasil aku akan hukum kamu dengan hukuman yang sangat berat, karena kamu telah berbohong kepadaku." Itulah kata-kata dari sang raja sebagai perintah.
Maka tak lama kemudian sang putri penggiling gandum dibawa ke sebuah tempat, gudang yang telah penuh dengan tumpukkan gerami.
Didalam gudang itupun sang putri hanya bisa menangis, sang putri sangat bingung apa yang harus dikerjakan dengan tumpukkan jerami tersebut. Untuk memintal jerami menjadi emas, manalah mungkin pikirnya dalam hati.
Namun dengan sangat terkejut dihadapan sang putri telah muncul seorang kurcaci.
"Kenapa kamu cuman diam saja, saya bisa membantumu dan memintal jerami ini menjadi benang-benang emas, namun kamu harus memberikan saya imbalan sebagai hadiahnya!" Berkata sang kurcaci itu.
Manusia kecil sebangsa kurcaci itu berdiri dihadapannya menawarkan jasa tetapi harus dibayar. Dicopotlah kalung yang dipakainya sebagai jasa hadiah kepada kurcaci itu. Sang kurcaci itupun langsung bekerja memintal jerami menjadi emas.
Benar sekali tumpukkan jerami tersebut satu lembar-satu lembar terus dipintalnya dan akhirnya semua jerami itu telah menjadi benang-benang emas.
Senang bercampur terkejut melihat hasil kerja yang benar-benar begitu hebat dirasakan sang putri penggiling gandum. Dan Rajapun sangat puas saat melihat hasil kerja sang putri ini. Sang Raja terus memberikan tugas kepada sang putri untuk terus memintal dengan giat dan lebih banyak lagi emas yang didapatnya.
Dengan perintah yang kedua ini sang putri sangat bingung lagi, tetapi disaat yang sama kurcaci itu pun muncul kembali untuk membantunya. Peristiwa ini terus terjadi sampai suatu saat sang putri sudah tidak punya lagi hadiah yang harus diberikan untuk sang kurcaci tersebut. Maka pada saat itulah sang kurcaci sudah tidak mau membantu apabila sang putri tidak punya hadiah untuknya.
"Baiklah aku masih mau membantumu, tetapi ada syaratnya! Bila suatu ketika kamu menikah serta mempunyai anak pertama dari hasil pernikahanmu. Maka anak bayi itu akan kuambil dan menjadi milikku." Itulah syaratnya yang harus dipenuhi sang putri penggiling gandum. Kerena terpaksa dan tidak lagi yang bisa menolongnya, syarat itupun akhirnya disetujui sang putri gandum tersebut. Sang putri hanya berpikir bahwa masih lama akan terjadinya pernikahan dirinya, dan mungkin sang kurcaci akan melupakannya perjanjiannya.
Dengan demikian kerajaan itupun menjadi kerajaan yang sangat kaya dengan emas. Sang Raja sangat berterima kasih sekali kepada putri penggiling gandum dan akhirnya jatuh hati. Diputuskan sang putri untuk tidak memintal lagi jerami menjadi emas.
Sang Rajapun meminang sang putri menjadi istrinya serta hidup bahagia, kini sang putripun menjelma menjadi seorang Ratu.
Hari berlalu dari hari kehari sang putripun mengandung atau hamil, maka lahirnya seorang bayi dari hasil perkawinan itu membuat sang putri sangat bahgia yang tiada tara. Namun kebahagian itu hampir saja hilang dengan munculnya sang kurcaci yang menagih janji. Sang Ratu meminta sang kurcaci untuk tidak mengambil bayinya, dengan menangis tersedu-sedu dan memohon dengan sangat.
"Baiklah aku tidak akan mengambil bayimu tetapi kamu harus menebak namaku? Dan aku hanya akan memberimu waktu tiga hari saja." Itulah syarat pertanyaan yang diajukan sang kurcaci. Dia tidak akan balik lagi meminta sang putri memenuhi janjinya apabila sang ratu dapat menebak namanya dengan benar.
Sepeninggalan sang kurcaci itu, sang ratu hanya diam termenung. Bagaimana caranya mencari tahu nama sang kurcaci itu. Maka sang ratu pun memerintahkan seluruh pengawal kerajaan untuk pergi ke seluruh pelosok negeri mencari tahu nama dari seorang kurcaci yang ciri-cirinya diterangkan sang ratu.
Sudah hampir dua hari berlalu tidak ada kabar mengenai sang kurcaci tersebut. Hampir putus asa sang ratu mendengar kabar demikian.
Pas di hari terakhir dari pernjajian itu, dari sekian banyak pengawal ada satu yang melihat seorang kurcaci yang sedang bersenandung gembira sekali.
"Betapa senangnya dan betapa bahagianya, daku akan punya anak bayi dari seorang Ibu yang tidak bisa mencengahku untuk mengambil."
Rumpelstilskin,.....Rumpelstilskin,.....Itulah namaku yang sedang bahagia. Itulah dari bait-bait syair nyanyian sang kurcaci.
Datanglah sang pengawal dan melaporkan penemuan tersebut kepada sang Ratu. Sang Ratu sangat senang dan diberinya sang pengawal tersebut hadiah-hadiah yang sangat banyak sekali sebagai ungkapan terima kasihnya.
Hari itupun datang, dan sang kurcaci akan mengambil sang anak bayi.
"Bagaimana putri, apakah kamu sudah tahu namaku?" bertanya sang kurcaci itu dengan mulut dimoncong-moncongkan, setengah meledek.
Sang ratu dengan sedikit gayanya seolah dia tidak tahu nama sang kurcaci itu.
Maka diapun menebak dengan nama asal saja dulu yang sangat jauh dari nama asli.
"Pasti namamu Balthazar, ya?" menjawab sang Ratu dengan nada ucapan yang dibuat-buat sedih.
Sang kurcaci menjawab dengan gelengan kepalanya, tanda nama itu bukan namanya.
"Atau mungkin namamu Ezekiel, itukan namamu yang sebenarnya?" Menebak lagi sang Ratu dengan nada yang dibuat seperti putus asa.
"Ha ha ha ah, tidak satu namapun yang kamu sebutkan benar! Aku akan mengambil anak bayimu!" Dengan sangat senang sekali sang kurcaci menjawabnya.
"Berarti namamu yang benar adalah Rumpelstilskin, ya?" menjawab sang Ratu dengan senyuman yang sangat manis sekali terukir dibibirnya.
Seperti mendengar petir di siang hari bolong sang kurcaci itu sangat kaget sekali.
"Dari siapa kamu tahu namaku?" Sang kurcaci hanya bisa diam penuh dengan kekecewaan.
Sang Ratupun tidak menjawab hanya tersenyum penuh kebahagian sambil menciumi anak bayinya, sang buah hati tercinta.
Sang kurcaci pun berlalu dari tempat itu, dia pergi dan tidak akan kembali lagi. Itulah perjanjinnya.
Salam,
oleh: mamang
edit: n3m0
0 comments:
Post a Comment