Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Thursday, January 28, 2016

Sang Raja Hutan Dan Sang Tikus - Dongeng Yunani Kuno

Courtesy of fasabbih.blogspot.com
dongeng anak dunia - Musim panas, kala itu sungguh indah. Matahari siang yang bersinar dengan anggun diterpa angin yang menerpa dedaunan dengan lembut menimbulkan suara merdu gemerisik. Hutan yang begitu lebat dengan pepohonan yang begitu tinggi menyeruakkan sinar mentari dari celahnya. Semua penduduk hutan kala itu sedang istirahat siang dengan tenangnya, hutan siang itu sangat sepi.

Namun tidak demikian halnya dengan seekor tikus berwarna abu-abu yang sedang asyik bermain dengan tingkahnya yang sangat lucu. Dia meloncat kesana-kemari dengan senangnya, mengguling-gulingkan badan penuh keriangan disiang hari yang cerah ini.

Namun ditengah aksinya itu samapai dia tidak sadar telah menabrakkan dirinya dengan sang Raja hutan yang sedang asyik bermalas-malasan tidur siang. Tanpa sadar bahwa itu adalah bukan sebuah pohon melainkan badan seekor sang Singa, seekor Raja hutan yang berkuasa dikawasan itu. Hanya saja setelah melewati muka sang Raja hutan, ketika napasnya berhembus dari rongga hidungnya dan menerpa dari muka sang Tikus.

Sang raja hutan pun terbangun dari tidurnya, tepat dihadapannya seekor Tikus abu-abu yang sedang bermain. Secepat kilat kaki depannya bergerak, "kena kamu!" ekor sang Tikus abu-abu itu terjepit kaki depan sang raja Singa.

Sang Tikus pun mencicit dengan sangat takutnya, "maaf-maaf, jangan sakiti saya sang Raja hutan, kasihanilah diriku yang malang ini!" sambil berusaha melepaskan ekornya dari jepitan cakar kaki sang Singa. Namun usahanya hanya sia-sia saja, sebab cakar kaki itu sangat kuat sekali menjepitnya.

Semakin sang Tikus berusaha untuk lepas semakin keras saja sang Singa menjepit ekor sang Tikus tersebut, malah dia semakin marah kiranya sehingga dia pun mengaum dengan kerasnya.

Ciutlah nyali sang Tikus itu semua keberanian telah hilang terbang berganti ketakutan yang sangat-sangat takut sekali. Sang Tikus terus mencari akal bagaimana caranya agar lepas dari cengkeraman sang Raja hutan tersebut.

Dengan sisa keberaniannya sang Tikuspun membuka mulut, "bagaimana mungkin seekor Raja agung mau turun tangan dan membunuh aku yang lemah ini!"

Namun kata-kata itu malah membuat sang Raja hutan lebih marah lagi, aumannya semakin kencang saja terdengar ditelinga sang Tikus kala itu.

"Lepaskanlah sang raja hutan yang baik hati, kelak aku akan membalas dan menolongmu kembali!"

Sang raja hutan Singa tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan sang Tikus abu-abu itu sambil berkata. "Pertolongan apa yang hendak engkau berikan kepadaku, lucu sekali kamu ini!" sambil melepaskan cengkeraman ekor sang Tikus.

Setelah ekornya lepas dari cengkeraman sang Singa segera sang Tikus itu berlari menjauh dari tempat itu.

Waktu pun berjalan terus tidak ada yang dapat menahan waktu siapapun didunia ini, tidak terasa sudah seminggu berlalu sejak kejadian yang menimpa sang Tikus dan sang raja hutan Singa. Tikus periang itupun masih asyik saja dengan tingkahnya yang selalu ceria, kala itu sang Tikus sedang berjalan-jalan dihutan.

Tiba-tiba ada suara auman yang begitu keras terdengar dari kejauhan, sang tikus penasaran dan mencari asal suara itu terdengar. Lama sang Tikus menemukan asal sumber suara itu, namun akhirnya dapat ditemukan juga. Sang raja hutan sedang terperangkap jaring pemburu binatang, semakin Singa memaksa keluar semakin kuat jaring itu mengikatnya.

Melihat hal demikian, sang Tikus cepat-cepat memberikan pertolongan kepada sang raja hutan Singa, digigit dan putuslah satu persatu jaring jebakkan itu. Akhirnya sang raja hutan Singa pun dapat terbebas dari jaring jebakkan binatang tersebut.

"Sang raja telah berbuat kebaikan dan tentu saja sang raja akan menerima kebaikkan pula," itulah kata-kata yang keluar dari mulut sang Tikus periang itu, dan dia pun terus pergi berlari meninggalkan tempat itu.

Jangan pernah takut untuk berbuat baik sebab setiap kebaikkan pasti akan berbuah kebaikkan pula. Sekian.

Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...