Courtesy of christopher-peter.blogspot.com |
Dari cerobong asap sebuah rumah besar, keluar asap naik membumbung tinggi ke udara. Bangunan rumah besar yang berdiri megah itu mampu mengalahkan sang pohon pinus yang tinggi-tinggi mengelilingi tempat itu. Inilah saat waktu yang tepat untuk bersantap makan malam yang nikmat.
Masih disekitar rumah besar itu, dibawah jendelanya sang serigala yang sedang menantikan makan malam sedang asyik meringkuk berbaring. Dekat sekali jendela rumah besar dengan dapur, yang kala itu semua anggota keluarganya sedang asyik bersantap malam sambil bercakap-cakap. Semua jelas terdengar percakapan orang didalam rumah besar itu.
"Hampir seharian ini, aku ada disini!" bisik sang serigala kepada sang temannya seekor bajing yang sedang asyik berkejar-kerjaran diatas dahan pohon dekat jendela rumah besar itu.
"Sudah pegal rasanya aku ada disini, kalau saja aku tidak menanti sesuatu, sudah dari tadi siang aku beranjak dari sini!"
"Dan mungkin saja sekarang aku kini sudah tidur dengan perut terisi penuh makanan, serta akan tertidur dengan nyaman!"
"Atau tadi siang aku berburu biri-biri diladang-ladang gembala serta menikmati hasil buruan bersama keluargaku dirumah!"
"Ah, akhirnya aku akan tidur dengan perut kosong, hanya karena menunggu janji!"
"Lantas apa yang menyebabkan kamu berdiam diri disini seharian ini?" akhirnya sang bajing bertanya juga, ada rasa penasaran juga tentang apa yang sedang terjadi dengan sang serigala ini.
"Begini kawan, aku tadi pagi diberi janji oleh seorang ibu muda yang sedang menyusui anak bayinya!" "Sang ibu itu berkata begini!" "kalau tidak berhenti menangis sang anak bayinya akan dilemparkan kepada serigala!" "Dan memang sang anak tidak berhenti menangisnya, tetapi yang terjadi sang ibu muda itu tidak melemparkan sang anak bayinya kepadaku, sampai detik ini!" dasar ibu muda pembohong, bisiknya lagi kepada sang bajing.
"Oh, betapa kecewanya aku, saat ini!" sang serigala terdiam.
Dengan rasa kesal, kecewa, juga marah, bercampur aduk, yang membuatnya jadi termenung berdiam diri dimalam sunyi yang sepi itu.
Sang bajing berserta kawan-kawan bajing lainnya yang mendengar cerita itu pada berlalu dari tempat itu hanya untuk menahan tawa gelinya. Mereka tidak mau menyingung perasaan sang serigala yang sedang kacau malam itu.
Dan setelah sedikit jauh dari tempat tadi sekumpulan bajing, meletuslah gelak tawa sampai terbahak-bahak dimalam sepi itu pecah menjadi malam yang menyenang untuk bahan tertawaan mereka.
Janganlah pernah percaya kepada kabar yang belum jelas adanya. Sebab berita yang belum jelas itu belum tentu benar adanya. Sekian.
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment