Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Monday, February 15, 2016

Sang Ayam Dan Permata - Dongeng Yunani

Courtesy of dody94.wordpress.com
dongeng anak dunia - Sang mentari masih enggan menampak dirinya, diufuk timur masih jauh diperaduannya. Kala masih pagi-pagi sekali waktu itu namun bagi yang biasa bangun pagi seperti seekor ayam jantan. Setelah merenggangkan badan sebentar sang ayam jantan itupun berteriak membangunkan seluruh penduduk desa. Kokoknya yang menandakan bahwa malam telah menjelang siang, itulah tugas yang biasa dia lakukan sudah sejak dahulu kala. Seluruh penduduk desa pertanian telah dibangunkan sang ayam jantan.

Sang tuan terbangun dipagi buta yang dingin mencekam. Masih diliputi rasa kantuk, sang bapak tani bangun dia berjalan menuju sumur, dibasuh mukanya dan kantuknya pun hilang. Bergegas sang bapak tani menuju kandang ayam dibukalah palang pintu kandang ayam.

Sang ayam pun tahu tuannya telah membuka pintu itu, pintu terbuka pertanda dimulainya hari untuk mencari makan. Yang pertama keluar adalah induk ayam yang diikuti anak-anaknya yang ribut berbunyi. Meraka pergi berangkat mengais makan didalam tanah yang terhampar didepan rumah pertanian tersebut.

Kok kok sang induk memanggil anak-anak mereka yang ribut dengan suara, "ciap! Ciap! Ciap" mereka berlari diatas tanah dan tumpukan jerami yang masih tersisa dari sisa bulir padi atau cacing tanah yang hidup dibawah tumpukkan jerami basah.

Sang ayam jantan yang keluar belakangan memilih tempat mengais makanan ditempat yang rimbun tempat dimana banyak ayam betina yang tidak mengasuh anak. Sang jantan yang berjalan dengan tegak gagahnya membusungkan dadanya, dialah satu-satunya ayam jantan dewasa yang paling ganteng.

Kokok pejantan yang selalu berwibawa dengan jengernya merah melepat dikepalanya seperti sebuah mahkota, dia berjalan dengan gagah berani.

Ditempat rimbun dibawah pohon pojokkan rumah pertanian itu sang jantan memulai mengais jerami yang menumpuk, terdapat jerami basah dan kering. Sengaja sang jantan memilih tumpukkan jerami yang basah yang sudah berhari-hari ada tempat pojokkan rumah itu. Cacing tanah adalah protein yang bermanfaat untuk gizi sang sang pejantan yang perkasa ini, dia pun telah mendapatkannya. Maka seterusnya sang jantan berpindah tempat diatas tumpukkan jerami yang kering untuk memuaskan perut dengan bulir padi yang nikmat.

Kaki mulai mengais lagi ditempat itu namun alangkah terkejutnya sang ayam ketika ada sebulir padi yang besar berwarna berkilauan. "Wah wah! bulir padi besar dan berkilau itulah yang aku dapat." Dengan hati yang berbunga dan penuh rasa genbira sang jantan mematuk benda berkilau itu. Ditelan sang bulir padi berkilau itu masuk ketenggorokkan namun selang beberapa detik kemudian sang jantan memuntahkan bulir padi permata itu dan berkata, "berkilau indah nian, tetapi tidak ada rasa enak sedikit pun, buat apa!" gumannya. Walau tidak berkilau namun sebulir padi aku akan cukup puas untuk memakannya."

Sang ayam hanya memerlukan sebutir padi dari pada permata yang mahal nilainya, sebab sang ayam jantan tidak tahu untuk apa permata mahal tersebut.
Sekian.
   
Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih
Advertising - Baca juga:
- Rusa Jantan dan Pemburu Berkuda - Dongeng Yunani
Eugenics, Hitler's dream in Creating the Perfect Race
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...