Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Wednesday, February 10, 2016

Sang Rubah Dan Sang Ayam Jantan - Dongeng Inggris

Courtesy of yang-kung.blogspot.com
dongeng anak dunia - Suasana desa pagi hari itu sangat cerah sekali. Seekor rubah sedang berjalan, sekali-kali berjalan menyelinap dipinggir kampung itu untuk menghindari penglihatan penduduk desa.

Seketika jalannya berhenti tatkala ada suara seekor ayam jantan berkokok, segera dia pastikan datangnya suara itu dari mana. Sumber suara tadi ternyata ada berasal dari depan tempat dia sekarang berdiri.

"Pagi yang beruntung!" pikirnya dalam hati, "Akan kucari dimana dia berada kini!" tentu saja dia sudah membayangkan makan pagi yang lezat dan nikmat.

Ternyata daerah pertanian ini adalah jalan perlintasan yang biasa, dia berjalan berburu mangsa makanan.

Sang ayam tinggal disebuah kandang milik bapak tani yang seluruhnya telah dipasang pagar bambu yang sangat kokoh, rapat tidak ada celah untuk bisa masuk ke dalam tempat itu.

Dengan rasa penasaran sang rubah berkiling mengitari pagar bambu peternakkan ayam yang rapat.

Berkelilinglah sang rubah sampai pada bagaian belakang peternakkan, jalanan itu menurun melalui sebuah anak sungai kecil.
Terus naik lagi melalui gundukkan tanah yang menonjol dan apa yang kemudian terlihat, seekor ayam jantan sedang bertengger disebuah pohon.

Seekor ayam jantan itu tidak berada didalam pagar peternakkan melainkan berada tepat diatas keplanya, disebuah cabang dahan pohon sedang bertengger.

"Walaupun tidak terjangkau olehnya, karena terlalu jauh tinggi diatas cabang pohon namun jelas sang ayam jantan akan dapat aku rayu." pikirnya percaya diri. Rubah selalu berhasil dengan rayuan dan tipu muslihat cara licik yang salama ini selalu dijalankannya. "Baiklah waktu untuk makan pagi telah siap!"

"Hai, ternyata engkau ada disini kawan! sudah lama aku ingin berjumpai denganmu." panggilan sok akbraknya yang akan menjebak mangsanya. "Lama nian aku mencarimu kesana dan kemari, turunlah dan jabatlah tanganku ini sebagai tanda persahabatan setia kita!" serunya sambil tersenyum manis yang dibuat-buat untuk memikat sang korban.

"Dengan senang hati aku akan turun, dan berjabat tangan denganmu!" namun ada satu kabar yang menyatakan bahwa setiap binatang yang berkaki empat dan mempunyai taring selalu memakan bangsa kami, untuk itu aku harus berhati-hati."

"Oh, kalau begitu kamu ketinggalan berita kawan! sudah sejak lama kami dan semua binatang dimuka bumi ini bersahabat serta hidup rukun, makanya saya mengajak kamu untuk berjabatan tangan." celoteh sang rubah masih memasang senyum manisnya dengan ramah sekali.

Sang ayam jantan menjadi semakin bingung saja menghadapi semua ini, ingin pulang kepeternakkan tetap saja aku harus turun dan otomatis aku lewat dibawah sana.

Sementara sang rubah posisinya tepat dibawah pohon tempat dia bertengger, apa yang harus aku lakukan sekarang.

Otak berputar-putar mencari akal, dan dia akhirnya menemukan jalan keluar dari persoalan ini. Sebelum menjawab dia pun meregangkan tubuhnya sambil berdiri diatas jari kaki-kakinya, sepertinya sang ayam jantan ini sedang memandang sesuatu nan jauh disana.

"Hai kawan kamu sedang melihat apa, dari tadi aku perhatikan kamu selalu berjingjit terus meninggikan badan!"

"Buat apa kamu ingin tahu, sebab sudah jelas kamu tidak mungkin tertarik dengan semua itu!" menjawab sang ayam jantan.

"Katakan saja kawan mungkin aku akan tertarik kali ini!" pinta sang rubah itu.

"Begini aku dari tadi melihat beberapa orang, mereka berjalan cepat sekali dan didepan orang tersebut ada beberapa ekor anjing sedang berlari menuju kemari, mereka kini sudah dekat dengan tempat kita, itu dibawah sana!" serunya sibuk sekali ketika menerangkannya.

"Hah!" sang rubah berteriak. "Itu pasti sang pemburu, maaf lain kali saja kita bercakap-cakap lagi sebab aku masih harus berburu seekor kelinci ....., eh bukan, bukan berburu tetapi bertemu sepupuku sang kelinci."

Tidak menunggu waktu lebih lama lagi sang rubah cepat berlari dari tempat itu, karena ketakutan oleh ucapan sang ayam jantan tentang sang pemburu binatang yang sudah dekat dengan tempat itu.

"Hai tunggu dulu kawan jangan pergi dulu aku mau bertanya. Apakah kamu sudah tidak takut dengan anjing-anjing pemburu? bukankah katamu semua binatang itu sahabat?"

"Ya tentulah aku tidak takut sama sekali, namun aku takut mereka belum tahu tentang berita itu," sang rubah penipu ulung lari terbirit-birit dari tempat itu.

Sang rubah yang selalu memandang sebelah mata kepada siapa saja termasuk kepada seekor ayam jantan yang cerdas ini. Belajar menjadi pintarlah kita. namun kepintaran kita bukan untuk membodohi sesama kita. Sekian.

Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...