Courtesy of kidtozz.blogspot.com |
Walaupun mereka telah hidup bersama sekian lama namun keduanya belum mempunyai anak keturunan, mereka hanya tinggal berdua saja dalam rumahnya yang sangat sederhana.
Namun sang kakek dan nenek tidak merasa menyesal dalam keadaan demikian mereka menerima apa adanya yang telah di karuniakan Tuhan kepada mereka berdua saat ini, terkadang kerinduan akan seorang anak tentu saja sangat mereka harapkan siang dan malam.
Sang kakek sedang mencari kayu bakar yang biasa dia lakukan setiap hari di hutan sementara yang nenek tengah mencuci pakaian di sungai tidak jauh dari rumah mereka yang ada di pinggiran hutan desa.
Sedang asyik-asyik dalam pekerjaan sang nenek mencuci pakaian, terlihat buah yang berukuran sangat besar terhanyut di bawa air sungai yang cukup deras dan melewati tempat si nenek yang sedang berada di pinggiran sungai.
Tentu saja secepat kilat tangan sang nenek mengapai buah besar yang sudah matang itu, buah tersebut adalah buah peach atau kalau dalam bahasa Jepang orang menyebutnya dengan sebutan buah Momo.
Setelah selesai dengan cuciannya sang nenek pun berlalu dari tempat tersebut sambil membawa keranjang cucian yang penuh dengan pakaian yang sudah di cuci dan sekarang ada lain yang ikut bareng dalam keranjang tersebut adalah buah Momo.
Tidak terasa hari pun telah berganti malam telah datang sang kakek dan nenek sedang duduk bersama di dalam rumah sambil bersantai bercakap-cakap dengan asyiknya.
"Kek!" sang nenek berkata kepada suaminya.
"Tadi ketika aku mencuci pakaian di sungai tadi siang ada buah Momo yang sudah matang hanyut di pinggiran sungai dang aku mengambilnya," katanya.
"Mana buahnya nek?" Sang kakek bertanya, "sini aku belah mungkin saja buahnya manis kalau sudah besar ukurannya?
Sang nenek berlalu ke dapur untuk mengambil buah Momo yang tersimpan dalam lemari tempat makanan dan sekaligus mengambil pisau untuk membelah buah Momo.
Diserahkan pisau dapur dan buah tersebut untuk di belah sang kakek, namun ada yang terjadi sebelum sang kakek menyentuhnya buah tersebut telah terbelah dengan sendirinya.
Dan di tengah-tengahnya nampak seorang bayi lelaki yang langsung menangis dengan sangat kerasnya dan membuat kedua orang kakek dan nenek menjadi bingung apa yang harus mereka perbuat untuk saat ini.
Kejadian yang membuat mereka menjadi serba salah di buatnya, girang namun sangat heran sekali dalam pikiran mereka berdua.
Disatu sisi mereka girang mendapatkan anak yang tidak disangka-sangka yang berada dalam buah Momo yang nenek temukan di sisi lain mereka menjadi serba salah harus bagaimana cara merawat bayi lucu itu.
Sang bayi yang berada di dalam buah Momo itu pun akhirnya reda tangisannya dan sang nenek langsung mengendong dan berkata kepada sang kakek.
"Kakek kita harus cepat memberi nama sang bayi ini!" serunya.
Sang kakek sebentar berpikir nama apa yang baik untuk sang bayi lucu yang mereka temukan ini, nama yang cocok yang mempunyai arti yang bagus bagi sang anak tersebut, setelah lama baru sang kakek berkata kembali.
"Baiklah nenek kita beri nama! Momotaro!" serunya, sesuai dengan nama buah yang membungkus sang bayi saat sebelum lahir kedunia ini.
"Ya baiklah saya setuju saja!" seru sang nenek, menyetujui usul sang kakek suaminya.
Sejak saat itulah mereka berdua mendapat momongan yang mereka harapkan sudah sekian lama dan mereka menjadi sangat bahagia dengar kehadiran sang Momotaro yang lucu.
Saat sang anak di beri makan, maka sang bayi itu pun akan memakan makanan yang berikan mereka dan melahapnya habis, begitu pun kalau di beri makan satu piring sang bayi akan menghabiskan satu piring nasi tersebut.
Dan apa bila di berikan dua piring maka sang bayi pun akan menghabiskan dua piring nasi tersebut dengan lahapnya mereka pun menjadi senang dengan bayi tersebut yang tidak pernah rewel dang sakit selama mereka rawat.
Waktu berlalu dengan cepat sekali tidak terasa sang bayi telah tumbuh menjadi seorang anak yang kuat dan cerdas sekali cara berpikirnya.
Dia mampu mengungguli kemampuan semua anak-anak tetangganya yang lain yang hidup berdampingan di desa tersebut dengan demikian dia menjadi anak yang sangat terkenal di kampung desa sebagai anak yang cerdas dan baik hati.
Dan yang paling terkenal dengan sang anak adalah dia memiliki tenaga yang kuat sekali dan tiada rasa takut oleh siapa pun namun selalu membela yang benar, hasil dari didikkan yang telah di tanamkan sang kakek dan nenek yang telah merawat.
Budi perkerti yang baik dan selalu bertanggung jawab adalah modal untuk hidup di dunia yang penuh kepalsuan ini, maka berbuat jujurlah dalam hidupmu sebagai modal kepercayaan orang kata sang kakek dan nenek ketika memberi didikkan kepada sang anak Momotaro.
Bangga rasanya sang kakek dan nenek tersebut dengan tingkah laku anak mereka yang baik hati yang selalu membela yang benar dan selalu menurut ajaran yang mereka berikan berdua.
Sebab anak yang mereka rawat adalah anak yang membawa bakat bawaan semenjak dia hadir di dunia ini mereka menjadi sangat bahagia.
Pada suatu hari, lain dari biasanya sang anak tersayang datang menghadap dia mohon izin akan pergi kesuatu tempat yang cukup jauh.
"Dengarlah nak! sebaiknya kamu yang masih kecil ini jangan terlalu berani apa lagi akan pergi jauh!" sang kakek berkata.
"Namun aku akan pergi menangkap para hantu yang selalu membikin resah setiap orang yang ada di daerah sekitarnya," sang anak tetap dalam pendiriannya akan pergi ke tempat yang menjadi tujuannya yaitu Pulau Hantu yang meresahkan.
"Janganlah takut! kakek dan nenek yang selama ini merawatku. Aku tidak akan mundur menghadapi ratusan Hantu dan akan membunuh semuanya yang telah membikin ulah jahat terhadap bangsa manusia."
"Namun sebelum berangkat aku ada permintaan dibuatkan kibi dango kepada nenek," sang anak Momotaro berkata dengan permintaannya.
"Baiklah nak, namun harus hati-hati dalam bertindak," kakek dan nenek akhirnya setuju dengan maksud sang anaknya Momotaro.
Besok pagi-pagi sekali dengan sang nenek membuatkan kibi dango yang paling enak di daerah Jepang untuk bekal sang anak tercinta yang akan pergi ke Pulau Hantu membasmi kejahatan yang kini sedang marak terjadi di Jepang.
Setelah pahit kepada sang kakek dan nenek tercinta sang anak Momotaro berangkat meninggalakan rumah tercintanya diiringi tatapan dan doa yang di ucapkan kedua orang yang sangat menyayanginya.
Baju pemberian sang kakek dan ikat kepala yang serta celana yang di kenakan memakai pakaian ala pendekar muad muda Jepang serta senjata samurai pendek atau Katana melengakapi penampilan sang pendekar muda yang gagah berani ini dalam menempuh perjalan ke Pulau Hantu.
Baru beberapa pergi meninggalkan kampung desanya ada seekor anjing yang menyalak-nyalak dari belakangnya mengikuti sang Momotaro yang sedang asyik berjalan kala itu.
"Hai sang anak muda mau pergi kamana?" bertanya sang anjing yang manyalak tadi.
"Mau pergi ke Pulau Hantu menumpas hantu jahat yang merajalela," katanya menjawab pertanyaan sang anjing tadi.
"Baiklah aku ikut denganmu dan menemanimu ke pulau tersebut, namun kamu hrus memberiku sebuah kibi dango yanglezat itu."
"Tentu saja kalau begitu aku kan memberimu Kibi dango ini dan mulai saat sekarang kamu menjadi anah buahku." "Makanlan kibi dango ini dan percayalah bahwa kekuatanmu akan bertambah seribu kali lipat dari sekarang," katanya sambil mengulukan sebuah kibi dango kepada sang anjing yang akan ikut dengannya.
Sang anak pemberani melanjutkan perjalanan yang tertunda karena berjumpa sang anjing yang mengikutinya menjadi anak buah pertamanya.
Di jalan yang lain sang Monotaro bertemu sang gagak yang teurs mengikuti lanhkagnya dari atas kepala meyalang tiada ada rasa takut yang menyertai sang gagah.
Kembali dari kantong yang di bawanya sang Momotaro mengeluarkan sebuah kibi dango dan memberi satui buat sang gagak dan talah satu lagi bertambah anak buah yang ikut bersama sang pendekar muda yang pemberani.
Perjanan selanjutkan sang Momotaro di halangp-halangi sang monyet yang berteriak-teriak ingin ikut berjauang membela kebenaran yang akan di tegakkan sang pendekar muda, kembali satu kibi dango di keluarkan Momotaro untuk sang monyet jadilah kini dia manjadi anah buah yang ketiga yang akan membela kebenaran di atas kejahatan sang Hantu.
Lengkaplah sang pendekar muda yang pemberani ini menjadi sang jenderal yang memimpin perang pasukan perang, sang anjing adalah lambang pembawa panji bendera.
Sang moyet adalah pasukan penyerang yang membawa pedang yang terhunus siap membasmi musuh yang ada di hadapan sang jenderal yang perkasa.
Dan sang gagak adalah semacam mata-mata yang akan menyelidiki keadaan yang sedang bergejolak di tempat atau negeri yang akan di serang dan di tundukkan saat ini.
Sampailah dimana tujuan Pulau Hatun telah ada di depan matanya kini, di gedor saja pintu gerbang kerajaan tersebut oleh sang monyet kala itu.
Dari balik pintu gerbang keluarlah sang setan merah yang berwajah seram dan menakutkan kala itu, "Hai siapa yang telah berani mengedor pintu gerbang ini?" tanyanya marah.
"Perkenalkan aku Momotaro yang paling kuat yang ada di negeri Jepang dan perkasa akan menghancurkan istana hantu yang telah membikin resah orang-orang!" seruntya mengelegar sekali kala itu.
Dan setelah berkata demikian yang Momotaro mengunus pedang dan langsung menusuk siapa pun musuh yang mendepat dengannya dan membunuh semua yang melawan, semua di buat kalang kabut olah ulah yang dilakukan yang Momotaro yang perkasa.
Sang monyet berjuang dengan tombak yang di bawanya dan dia pun membatai puluhan musuh yang mendekat dengannya tanpa ampun lagi.
Sementara sang gagak yang gesit tidak kalah garangnya dengan pedang yang dibawanya di tangannya yang terhunus tajam telah banyak musuh yang mati di tangan dengan tusukkan yang buatnya.
Semua tenaga mereka akan terus bertambah seribu kali lipat tak kala mereka terus memakan kibi dango yang akan melipat gandankan tenaga dan kekuatan mereka.
Ratusan Hantu berlari-lari kacau di buatnya dan sang Momotaro dan tiga anak buah tersu masuk kedalam istana hantu mendesak musuh yang berlari kedalam.
Dalam satu bangunan yang sangat besar terdapat ratusan hantu yang sedang pesta minuman yang memabukan tentu saja menjadi kaget karena banyak hantu yangterluka lari ketempat tersebut.
"Siapa Momotaro yang membuat kekacauan ini?" bentak hantu-hantu yang sedang pesta sake mimumna khas Jepang yang bisa membuat orang mabuk kalau di minum dalam dosis banyak.
Namun tanpa memberi kesempatan yang berati semua hantu yang mencoba melawannya tidak di beri ampun lagi meraka semua dapat di kalahkan dan lempar-lempar dengan mudah sekali oleh sang Momotaro yang terkuat di Jepang kala itu.
Dan tanpa ragu serta malu lagi sang jederal hantu hitam yang terkenal perkasa kala itu memohon ampun kepada sang Momotaro dan berjanji tidak akan berbuat lagi jahat terhadap manusia yang ada di sekitar temapt istana hantu yang di milikinya.
Hati yang bersih dan selalu berbaik hati itulah Momotaro yang sebenarnya memberikan ampun kepda jederal hantu dengan perjajian seperti diatas tadi.
Lalu tanpa ragu dia pun mengambil kembali barang-barang yang sang hantu-hantu jahat curi dari manusia yang telah di bunuhnya oleh bala pasukan Hantu yang kejam.
Tiga ekor kuda yang tenaganya kuat mengangkut emas intan berlian yang ada dalam gudang penyimpanan mereka sebagai hadiah untuk orang tercinta di rumah, sang kakek dan sang nenek.
Dan satu ekor kuda yang alin telah siap untuk sang Momotaro serta tiga binatang tentaranya telah siap menjadi penarik untuk ketiga ekor kuda yang membawa emas intan dan permata tersebut.
Dan berita yang sangat menghebohkan ini telah di dengar sang Bidadari dari kerajaan atas angin untuk itu sang Momotaro pun di berikan kembali hadiah yang sangat banyak dan kini mereka dan kedua kakek neneknya hidup bahgia untuk selamanya.
Sehebat apa pun kejahatan yang ada di kolong langit ini pasti pada waktunya akan di kalahkan oleh kebenaran yang akan di lindungi sang pencipta alam semesta Tuhan. Sekian.
oleh : mamang
edit : galih
Advertising - Baca Juga :
- Konsultasi: Kesenjangan Generasi?
- Pasukan Rusia Mundur Dari Suriah, Siap Berkerja Sama Dengan AS Rebut Raqqa dari ISIS
Saya Izin Reupload Cerita Ini
ReplyDeleteBoleh, asalkan ditulis link sumber aslinya
ReplyDelete