Courtesy of www.inspirato.com |
Namun hidupnya sangat menikmati ramainya kota, suara mobil, truk-truk besar yang membawa barang hilir mudik serta angkutan bus jalanan raya kota tidak pernah lelah melayani penumpang yang selalu sibuk.
Suara orang-orang ramai di pertokoan-pertokoan besar dan yang berjalan di trotoar jalanan kota yang tidak pernah sepi dari pejalan kaki yang hilir mudik mencari segala kebutuhan hidup, apalagi masyarakat di kota besar seperti Inggris.
Sang perempuan sangat menikmati keramaian dan suara ramai serta banyak orang dengan celotehan yang berisik tersebut dengan senang hati, setiap siang harinya juga setiap malam harinya.
Namun kebahagian yang sedang dinikmati tersebut, kini harus terusik oleh sepucuk surat yang datang dari sang saudara sepupunya di luar kota atau desa.
"Saya sekarang ada di Australia, bantulah saya merawat pertanian di desa dan tinggallah di rumah saya," itulah isi surat tersebut.
Perempuan kota yang biasa tinggal di kota, harus berpikir dulu untuk tinggal di desa. Namun keputusan telah bulat akhirnya dia pun pindah kerumah sepupunya di desa pertanian.
Alangkah indahnya rumah baru yang terdapat di desa, dengan udara sejuk yang sangat bersih menyambut kedatangannya.
Dengan halaman rumah yang sangat luas di tumbuhi dua pohon apel, di samping rumah sebelah kirinya terdapat sebuah gudang besar yang bercat warna merah.
Senang rasa hati ini tinggal di desa yang damai dan indah ini, namun masalah kini datang tatkala malam hari tiba, dia kini kelihangan suara ramai yang sangat gaduh yang senantiasa menyertai tidur malamnya.
Hirup-pikuk kota dengan segala keramaian dan aktifitas yang tidak pernah berhenti kini tidak lagi terdengar, sunyi dan sepi tidak bisa menolongnya untuk tidur lelap di tengah malam, suara ramai itu telah hilang di telinganya, hal ini tidak bisa membuatnya tertidur.
Besok paginya dia pun berkunjung ke rumah tetangga yang paling dekat dengan rumahnya serta bertanya, "Kira-kira apa yang bisa saya lakukan biar desa ini tidak sepi?, ketika malam menjelang saya tidak dapat tidur karena desa terlalu sepi," katanya.
Sang tetangga pun menjawab, "cobalah anda membeli beberapa hewan untuk di pelihara di dalam halaman rumah anda," katanya.
Lalu di belinya satu ekor sapi dan membawa ke rumah tersebut lalu di tempatkan dalam gudang di samping rumah yang bercat merah, benar saja sang sapi bersuara namun belum cukup membuat suasana ramai yang di harapkan.
Besoknya dia pun membeli seekor anjing, sang anjing lalu di tempatkan di halaman belakang rumah, merawat serta memberikan makan yang baik. Anjing pun bersuara dan bersahutan dengan sapi, namun suara itu belum cukup ramai yang diharapkan.
Beberapa hari kemudian lagi dia pun membeli kucing yang di tempatkan dalam rumah, sang kucing bersuara ramai meong-meong namun tidak cukup ramai baginya.
Karena belum merasa puas dengan suara ramai dia pun membeli bebek. Bebek-bebek ditempatkan disamping rumah yang terdapat kolam-kolam kecil yang selalu penuh dengan air.
Suara bebek-bebek sangatlah ramai, namun ini pun belum dapat membuat puas hati sang perempuan kota tersebut.
"Baiklah aku beli lagi ayam-ayam biar suasana lebih ramai lagi," maka dia pun membeli ayam jantan, ayam betina berserta anak-anaknya.
Di buatkanlah kandang ayam di samping gudang yang bercat merah di samping rumah sebelah kiri, ayam pun membuat suara ribut-ribut yang sangat berisik sekali.
Namun malam yang berisik dengan suara anjing, sapi, bebek, dan juga ayam berserta kucing semua peliharaannya masih terasa belum ramai, malam tetap di rasakan masih sunyi dan sepi baginya.
Akhirnya dia pun membeli sebuah mobil tua dengan klakson antiknya yang bersuara sangat keras sekali, dia pun mengendarai mobil tersebut mengelilingi desa dengan membunyikan klaksonnya terus-menerus sehingga menimbulkan suara bising-bising yang menyenangkan hatinya.
Yang kini dimilikinya semua menimbulkan suara ribut-rubut dan juga bising-bising namun baginya itu semua belum bisa membuat suasana yang betul-betul ramai.
Malam hari adalah dimana dia selalu mengingat suasana ramai yang menjadi masalah hidup dialam desa ini.
Dia pun berbicara sendiri dalam hatinya, "suara apakah yang belum aku miliki sekarang kini."
"Oh, ya!....teriaknya!" aku belum punya suara anak-anak yang berisik dan ramai.
Maka besok paginya dia pun pergi ke kota untuk mencari anak-anak yang mau tinggal di desa bersamanya.
Lumayan ada beberapa anak-anak yang sudi juga datang berkunjung ke rumahnya di desa, suara anak-anak ini menimbulkan suara yang sangat ribut dan ramai sekali.
Hewan peliharaan yang kini dia punya telah sibuk dari pagi sampai malam, menimbulkan suara berisik ribut sekali dan ramai, suara klakson mobilnya menambah suasana ramai yang tiada tara bersambut suara sang anak-anak kota yang tidak mau diam berisik ribut sekali.
Lengkaplah sudah suara yang diimpikan sang perempuan kota yang selalu ingin ramai, dia pun kini dapat tidur malam harinya karena suara ramai.
Hidupnya kini sangat bahagia dengan suasana desa yang damai dan suara-suara ramai yang ditimbulkan hewan peliharaannya, klakson mobil tuanya dan anak-anak yang selalu berkunjung setiap hari.
Hidup sendirian sangatlah sepi, kadang kala kesepian itu menyiksanya. Namun berkumpul bersama keluarga besarmu, hidup seakan berwarna dan ramai, tinggal kita ciptakan kedamaian bersama-sama. Sekian.
Wasalam
oleh : mamang
edit : galih
Advertising - Baca Juga :
- Katanya Varises Termasuk "Silent Killer" ?
- Cerita Urban Legend - Lelaki Berkait Besi
0 comments:
Post a Comment