Courtesy of shujinkouron.blogspot.com |
Tersebutlah pada pagi yang cerah itu seekor katak yang suka iseng sedang berjalan-jalan sendiri saja, hati menjadi tidak senang saat itu karena tidak ada teman yang dapat dia kerjain.
"Ah! mungkin akau terlalu pagi bangun hari ini, sehingga tidak ada seekor pun yang ku temui," pikirnya dalam hati mendumel.
Namun tiba-tiba dari yang berlawanan terlihat sang kawan yang menurut dia sangat bodoh sedang berjalan kearahnya.
"Hai kawan, selamat pagi! betapa cerahnya pagi yang indah ini, tuan Tikus yang baik hati," katak menyapa dengan basa-basi usangnya.
"Pagi, Tuan Katak," jawabnya singkat.
"Apakah Tuan Tikus baik-baik saja pagi ini?" tanya kembali. Namun hatinya berkata lain, "akan aku kerjain dia.Hi hi hi hi,..."
"Tentu saja aku baik-baik, pagi ini," jawabnya pula kemudian.
"Kalau memang demikian syukurlah, dan seandainya hari kita bisa santai dan bermain bersama alangkah serunya dipagi yang cerah ini," katak berbicara sambil tersenyum-senyum kepada sang Tikus kawannya.
"Dengan senang hati, kebetulan pagi ini aku pun tidak sibuk sama sekali," sang tikus bersedia bermain dengan sang kawan Katak yang ceria.
Meraka berdua pun pergi meninggalkan tempat tersebut. Tikus berjalan dibelakang sang Katak yang berjalan dengan melompat-melompat cepat, sering sekali sang Tikus ketinggalan.
Gerakkan demikian sebenarnya disengaja oleh sang Katak yang suka iseng terhadap siapapun yang dijumpainya.
"Hai kawan tuan Katak yang baik hati, jangan cepat-cepat engkau berjalan dengan lompatanmu!" serunya sang Tikus.
"Ya, ya, maafkan saya! namun seandainya kaki depanmu aku ikat dan tatkala aku melompat, tentu saja engkau akan selalu bersama-samaku terus, dengan demikian angkau tidak akan terlalu capai saat berjalan cepat denganku," katanya membujuk.
"Baiklah kalau tidak akan merepotkanmu," sahut Tikus.
Dicarinya akar pohon yang lembut dan kuat untuk mengikat kaki depan Tikus dan kaki belakang Katak dari akar-akar pohon yang terdapat di hutan tersebut.
Dan tentu saja ketika Katak melompat sang tikus ikut terbawa, tarikkan awalnya sih sang Tikus sangat terkaget-kaget juga, namun tatkala dengan candanya sang Katak yang tertawa-tawa dengan girangnya, sang Tikus pun jadi ikut senang dan ikut tertawa-tawa dengan senangnya pula.
Dan sampainya mereka di tempat yang banyak makanan untuk disantap oleh mereka berdua yang memang sudah lapar kala itu.
Begitu banyak serangga yang terdapat di ladang gandum yang luas milik bapak petani itu juga gandum yang lezat dan gurih pun menjadi makanan kesukaan sang Tikus.
Perut mereka dimanjakan makanan yang sangat berlimpah, membuat hati mereka berdua sangat senang sekali dihari yang sangat cerah itu.
Sang Katak iseng mengusap perut buncit sambil matanya merem melek bersandar pada pohon gandum di bawah tanah yang terlidung dari sengatan matahari siang yang sangat panas.
Sementara sang Tikus yang sudah kenyang juga memanjakan perutnya hanya terdiam sambil menikmati pemandangan alam disekitar ladang gandum yang sangat luas tersebut.
"Baiklah kita sudah makan banyak dan kenyang, kita tinggalkan tempat ini," ajak sang Katak kepada kawannya.
"Ya, Baiklah kita pulang," Tikus menjawab dengan malas-malas saja, perutnya masih kenyang jadi dia inginnya sih istirahat dulu saja sebentar lagi.
Maka pergilah mereka berdua meninggalkan ladang bapak petani dan sampailah perjalanan mereka di tepi kolam yang airnya sangat jernih sekali.
Tentu saja ini membuat sang Katak menjadi sangat senang hatinya saat itu, tanpa pikir panjang dia pun akan melompat kedalam kolam air tersebut sambil mengerjai sang Tikus bodoh.
Melihat kawan akan masuk kedalam kolam tentu saja sang Tikus sangat kaget sekali, sebab dia paling takut akan air dan dia tidak pernah mandi selama ini.
"Aku mohon dengan sangat, tuan Katak yang baik hati janganlah engkau melompat kedalam kolam," katanya dengan mimik muka yang sangat takut.
Disamping sang Tikus takut akan air, dia pun tidak bisa berenang seperti tuan Katak yang sangat jago dan pandai dalam berenang.
"Pantas engkau sangat bau tengik jarang mandi sih," tertawalah sang Katak senang sekali.
"Untuk itu mandilah sekarang, ha ha ha ha," Sang Katak girang sekali tawanya.
Tikus berusaha melepaskan ikatan kakinya namun terlambat, sang Katak telah melompat dengan mengeluarkan tenaga yang sekuat-kuatnya, lompatan pun begitu tinggi.
Namun disaat yang sama seekor Elang pun telah melayang dengan gerakkan yang sangat cepat menyambar Tikus makanan kesukaannya.
Melesat terbang tinggi ke angkasa membawa sang Katak dicengkramannya dan sang Katak yang terikat tali ikut serta menjadi bonus mangsa tambahan sang Elang Raja angkasa yang gagah perkasa.
Katak telah manjadi mangsa yang seharusnya tidak terjadi namun itulah hukuman bagi siapa saja yang selalu jahil dan iseng terhadap kawan, teman, atau sahabatnya.
Jadilah anak yang baik, jangan suka jahil dan iseng apalagi nakal, sebab itu tidak akan baik malah akan banyak kawan yang menjadi tidak suka atas keisengan dan kejahilan kita. Sekian.
Wasalam
oleh : mamang
edit : galih
Advertising - Baca Juga :
- Bertahan Dengan Tanpa Gelar Sarjana
- Cerita Misteri - Pembunuhan Hinterkaifeck
0 comments:
Post a Comment