Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Tuesday, April 12, 2016

Sang Pangeran Amat Mude - Dongeng Indonesia

Courtesy of agussiswoyo.com
dongeng anak dunia - Tersebut zaman dahulu kala satu kerajaan yang bernama negeri Alas yang mempunyai Raja dan Ratu yang sedang menunggu hari, dimana sang Ratu yang sudah lama dinikahinya belum ada tanda-tanda untuk segara hamil dan melahirkan keturunan anak sebagai pewaris tahta Kerajaan.

Keturanan sangat penting bagi mereka berdua Raja dan Ratu, namun mereka selalu sabar dalam masalah ini sang Raja tidak ingin menyakiti hati sang Ratu untuk mengambil dan menikah kembali bersama gadis lain yang cantik-cantik yang banyak terdapat di Kerajaannya, sungguh rasa cinta sejatinya hanya terhadap sang Ratu seorang diri tiada yang lain dihatinya.

"Kanda Banginda! hamba telah berusaha sedemikian rupa untuk mendapatkan keturunan," kata sang Ratu.

"Benar sekali Dinda! namun kita hanya bisa berusaha dan berdoa, Tuhan belum mengabulkan semuanya," kata sang Raja. "Sabarlah dan tetap percaya kepadanya." Hibur sang Raja penuh kasih sayang terhadap sang Ratu istri tercintanya.

"Semoga usaha, doa dan cita-cita kita terkabul dan terlaksana menjadi kenyataan Kanda Raja!" serunya lirih dalam berkata sang Ratu.

Suatu ketika dipagi hari, sang Ratu merasa tidak enak badan, sekujur tubuhnya sangat lemas sekali tentu saja sang Raja yang sangat sayang menjadi panik sekali.

Cepat-cepat sang Raja memberikan titah kepada seluruh pelayan istana untuk segera memanggil tabib dan orang pintar yang terdapat di istana Kerajaan Alas untuk segera mengobati sang Ratu tercinta.

Dan tatkala diperiksa sang tabib yang menjadi kepercayaan Kerajaan istana, sang tabib ahli ini memberi kabar gembira bahwa Ratu telah hamil dan lagi mengandung seorang bayi dalam rahimnya.

Tuhan telah berkenan untuk kedua pasangan ini seorang keturunan yang akan menjadi penerus sang Raja memimpin Kerajaan Alas yang subur dan makmur.

Kerajaan dilanda kabar yang sangat gembira sampai seluruh rakyat dan khalayak ramai ikut senang dengan kabar gembiara tersebut.

Hari kelahiran pun telah datang untuk sang anak yang telah dinantinya sekian lama, Ratu melahirkan seorang anak lelaki yang begitu tampan dan mulus sekali, jabang bayi terlahir dengan selamat di dunia ini.

Dengan perasaan yang sangat senang dan bahagia ini, sang Raja akhirnya mengelar pesta meriah yang sangat ramai dan mewah sekali untuk saat itu.

Semua tamu yang hadir dalam undangan tersebut adalah seluruh rakyat negeri tercinta, semua binatang yang ada di negeri tercinta dan semua makhluk halus yang terdapat di kerajaan jin sekitar negeri mereka turut hadir memeriahkan pesta akbar yang digelar Kerajaan Alas dan pada acara puncak Raja Mengumumkan nama dari sang putra mahkota dengan nama Amat Mude yang terlahir dengan ketampanan yang sempurna.

Hari-hari yang dilalui Raja dan Ratu kini sungguh bahagia sekali lengkaplah kebahagia mereka dengan hadirnya sang buah hati yang lucu, tampan dan sangat pintar sekali.

Tidak terasa waktu pun berjalan begitu cepat sekali sudah sepuluh tahun kini usia sang anak, namun disamping itu kondisi sang Raja kini badannya mulai tidak setabil dan menderita sakit parah.

Seluruh Negeri Kerajaan Alas dirundung duka nestapa sang Raja yang bijaksana kini telah tiada, meninggalkan kita semua.

Raja telah tiada sementara sang putra Mahkota masih kecil usianya baru sepuluh tahun namun pemerintahan harus tetap berjalan, akhirnya sang adik Raja yang kini memimpin menunggu sang putra mahkota cukup umur dan pantas menjadi Raja.

Tetapi setelah lama menjabat menjadi Raja sementara, sang adik Raja menjadi terlena dan lupa diri dia ingin menjadi penguasa Kerajaan yang syah.

Itulah dunia yang penuh tipu daya muslihat yang terkadang manusia lupa dan khilaf akan amanah yang sedang dipikul dipundaknya.

Dicarinya akal bulus untuk menyingkirkan sang putra Mahkota dari istana, tindakkan pertama yang dilakukan sang paman adalah dengan memindahkan dulu kamar atau tempat tinggal Ratu dan Pangeran yang dulunya didalam istana menjadi dibelakang istana dengan berbagai alasan.

Namun Ratu yang baik hati tetap saja menurut dengan tindakkan yang tidak seharusnya dilakukan adik iparnya itu, sang Ratu yang baik hati tidak mempunyai prasangka yang buruk terhadap adik sang suami tercinta yang kini telah tiada.

Dan sang Raja sementara telah mendapatkan rencana yang lebih jelek lagi, maka suatu hari dia pun mengajak seluruh prajurit untuk berburu dan tidak lupa dia pun memerintah sang Ratu dan putra mahkota untuk ikut berburu seperti kebiasaan yang sering dilakukan sang Raja terdahulu.

Secara diam-diam Raja sementara pun memerintahkan untuk meninggalkan Ratu dan Putra Mahkota didalam rimba belantara hutan lebat.  

Akhirnya resmilah kini kedua orang itu ibu dan anak ditinggal didalam hutan dan mereka memutuskan untuk mencari tempat tinggal untuk menetap, hati sang Ratu sangat sedih menerima kenyataan pahit ini dia tidak tega terhadap anaknya yang masih kecil sang Putra mahkota Amat Mude harus menderita karena ketamakkan sang paman Raja sementara Kerajaan Negeri Alas.

Namun hatinya yang sangat sabar dan selalu tegar dalam menghadapi segala persoalan hidup, dia tidak diam saja menyesali apa yang kini sedang terjadi, dia pun segera bangkit dari keterpurukan ini.

Berbekal sebuah tekad untuk tetap hidup bersama anak tercintanya dengan hanya mengandalkan sebuah pisang kecil yang sengaja dibawanya ketika mau pergi berburu.

Dia memotong beberapa pepohonan untuk dibuat tempat tinggal sementara didalam hutan dan dibantu sang anak yang memang bukan anak manja tetapi anak yang selalu siap membantu sang Ibunda yang sangat disayanginya.

Tatkala siang hari, mereka pun mencari buah-buahan untuk dimakan sekedar mempertahankan hidup dan sang anak selalu membantu sang Ibunda dan tidak pernah bertanya mengapa kini dia hidup di hutan dan dibuang oleh sang paman yang telah tega terhadap mereka berdua.

Dengan sendiri sang anak yang beranjak dewasa menjadi tahu sendiri penderitan hidup yang mereka alami bersama sang Ibunda tercinta sungguh anak yang sangat berbakti.

Dan karena letak hutan yang mereka tempati tidak jauh dari sebuah sungai yang berair sangat jernih dan terdapat banyak ikan, sang anak yang sudah beranjak dewasa tahu cara menangkap ikan.

Dibuatlah tombak yang menggunakan ranting dari kayu yang ujungnya dibuat runcing tajam sekali, dan ikan-ikan pun dengan mudah dapat ditangkapnya.

Tentu saja sang Ibunda sangat senang melihat sang anak telah datang dengan membawa banyak ikan yang telah diikatnya mengunakan tali dari kulit pepohonan.

Saat membersihkan ikan-ikan tersebut Ratu menemukan banyak telur-telur ikan namun aneh telur tersebut sangat keras dan setelah diamati dengan seksama ternyata itu bukan telur melainkan butiran-butiran emas yang ada dalam perut ikan.

"Pangeran anakku!" serunya kaget bercampur gembira hatinya, "coba kamu perhatikan butiran tersebut, apakah itu butiran emas?" tanyanya kepada sang anak Amat Mude.

Dan mereka berdua pun mengumpulkan butiran emas itu dari setiap perut ikan tersebut, dan sang ibu pun sangat gembira sekali.

Besok harinya pagi-pagi sekali mereka berdua telah jalan pergi meninggalkan hutan dengan membawa butiran emas yang terdapat di dalam perut ikan untuk dijual di pasar atau kota terdekat dari daerah tersebut.

Singkat cerita mereka pun telah berhasil menjual emas-emas tersebut dan uangnya mereka belikan rumah yang cukup bagus dan perlengkapan hidup lainnya.

Kini mereka telah punya rumah dan hidup cukup layak didesa tidak terlalu jauh dari hutan yang terdapat sungai yang banyak ikan serta didalam perut ikan terdapat butiran emas.

Untuk pergi ke hutan yang cukup jauh untuk menangkap ikan, sang pemuda tampan itu telah membeli seekor kuda yang gagah sebagai tunggangannya, setiap hari dia menangkap ikan dan kini dia telah menggunakan kail sehingga sang ikan dengan mudah didapat.

Harta mereka pun kini semakin banyak saja dari hasil penjualan butiran emas, kini mereka hidup menjadi kaya raya namun sudah banyak sekali tetangga, teman dan siapa saja yang telah ditolongnya dengan kekayaan yang mereka miliki.

Penduduk desa pun mengenal anak dan ibu ini orang yang sangat dermawan bagi lingkungan tempat tinggalnya mereka dianggap sebagai layaknya pahlawan saja karena hampir setiap orang yang tinggal di desa tersebut akan menerima pertolongan yang datangnya dari mereka berdua untuk semua orang.

Mereka kini mempunyai rumah yang dibangun sangat bagus juga mereka mempunyai peternakan dan banyak orang desa yang bekerja untuk peternakannya serta membuat mereka yang bekerja menjadi bahagia.

Selain itu mereka membeli lahan buat ladang yang luas yang dikerjakan oleh masyarakat setempat sebagai pekerja yang mengolah ladang tersebut dan masyarakat yang bekerja di ladang pun menjadi senang serta bahagia.

Maka tidak lama kemudian kedua orang ini ibu dan anak menjadi sangat terkenal dan sampailah ke Kerajaan kabar kedua dermawan ini dan Raja sementara pun mengutus kepercayaan untuk menyelidik siapakah mereka berdua ini.

Sang Raja sementara tidak mengira dia akan melihat kembali kedua orang ini, sebab dia beranggapan bahwa mereka telah mati dimakan binatang buas di hutan belantara ketika mereka dibuang.

Akhirnya mereka berdua dipanggil kembali ke Kerajaan Negeri Alas dengan dijemput puluhan prajurit Kerajaan.

Sampailah mereka berdua kini di istana Kerajaan, "Aku tidak mengira sama sekali kini engkau anakku telah besar dan dewasa, mungkin sekarang saatnya engkau menjadi Raja Negeri Alas," sang paman Raja sementara berkata.

"Namun ada syarat yang harus kamu penuhi sebelum engkau menjadi Raja, engkau harus memetikkan aku kelapa gading yang terdapat di suatu pulau ditengah laut sana dan membawanya pulang ke istana," katanya.

"Dan apabila tidak dapat terpenuhi syarat tersebut engkau tidak boleh pulang selamanya ke istana ini dan tentu saja tahta Kerajaan aku tetap yang memegangnya," sang paman Raja sementara bertitah.

Pulau yang ada ditengah laut tersebut dijaga hewan buas yang telah menjadi momok menakutkan bagi siapa saja yang pernah datang atau melewati tempat tersebut, "untuk selamat dari tempat itu tidaklah mungkin bagi sang putra mahkota", pikir Raja sementara yang sangat jahat.

Amat Mude dengan keyakinan yang ada dalam hatinya dan untuk menyenangkan hati sang Ibunda yang selama ini hidup sengsara, maka berangkatlah mengemban titah sang Paman yang dia tahu sangat jahat kepadanya.

Dan hatinya sangat tergugah untuk merebut kembali tahta yang telah diambil sang paman dengan picik, dia kini telah berada di atas perahu layarnya menuju pulau tersebut.

Namun baru saja perahu layarnya mau menepi di pantai pulau tersebut air ditempat itu bergejolak dengan sangat dahsyatnya perahu layarnya hampir-hampir terbalik oleng kekanan dan kekiri seraya diguncang-guncang, saat itu pula telah muncul kepermukaan laut dihadapannya.

Tiga sosok jejadian yang berupa seekor ikan yang sangat seram bentuknya serta buaya yang sangat besar juga seekor naga yang sangat besar pula.

"Apakah kamu sudah bosan hidup anak muda! mengapa engkau mau masuk ke pulau yang menjadi kekuasaan kami bertiga? Dan hendak apakah engkau kesini?"

"Namaku Amat Mude, aku hanya mau minta kelapa gading yang ada di pulau ini saja, tidak ada maksud lainnya lagi," menjawab sang putra mahkota.

"Amat Mude? apakah Amat Mude anak seorang Raja Negeri Alas?" bertanya sang Naga dan Sang Buaya serentak.

"Kamu sekarang sudah besar," berkata sang Naga dan Sang Buaya, "jangan takut kami adalah teman dari Ayahandamu anak muda," kedua binatang raksasa itu berkata.

"Dan ketika engkau lahir dan sang Raja mengadakkan pesta kelahiranmu aku menjadi tamu kehormatan di pesta itu, dan namamu tadi mengingatkan aku kembali."

"Baiklah aku akan membantumu anak muda," katanya dan sang Naga malah mendekat seraya berkata sambil memberikan satu buah cincin kepadanya dan berkata, "Pintalah segala permintaan yang perlu engkau minta, pastilah cincin ini akan mengabulkan permintaanmu," katanya.

Setelah mendapatkan kelapa gading atas bantuan ketika sahabat Ayahanda masih hidup, dia pun cepat pulang lagi ke istana Kerajaan untuk menagih janji yang telah diucapkan sang paman kepadanya.

Sampailah sang pemuda ini di pintu gerbang istana dengan langkahnya dia begitu yakin bahwa semua akan berjalan sesuai dengan yang diharapakan.

Lalu kelapa gading tersebut diserahkan kepada sang paman sambil berkata dengan suara yang sedikit menyindir pamannya.

"Baiklah paman saya telah pulang membawa apa yang telah menjadi permintaan paman dan sebaiknya paman cepat menyerahkan tahta yang sekarang paman pegang sebab saya sudah cukup dewasa kini!" serunya.

Sang paman hanya terdiam dengan semua kenyataan yang terjadi, sekarang dia pun sadar sudah saatnya baginya untuk pergi meninggalkan istana yang memang bukan menjadi haknya.

"Amat Mude memang sudah saatnya kini engkau menjadi Raja di Kerajaan negeri Alas ini, maafkan paman selama ini telah berbuat salah terhadapmu," katanya.

Dan semenjak itulah Kerajaan negeri Alas telah dipimpin kembali Raja yang memang berhak atas negeri tersebut.

Raja muda yang bernama Raja Amat Mude, namun Raja adalah pemimpin yang sangat arif bijaksana seluruh rakyat negeri sangat mencintai Raja Muda yang baik hati ini.

Sementara sang paman kini hidup menjadi rakyat biasa yang hidup di luar istana Kerajaan, dia kini telah sadar dengan prilakunya yang kurang bijaksana terhadap sang Raja muda yang menjadi keponakkannya.

Karena kesabaran yang akhirnya akan mendapatan kebahagiaan hidup, selalu berusaha keras dan berdoa adalah hal terbaik yang harus dilakukan oleh kita semua walaupun hal terakhir yang menentukan semua ini adalah hak pencipta alam semesta ini adalah Tuhan. Sekian.

Wasalam
oleh : mamang
edit  : galih
Advertising - Baca Juga :
- Sebuah Surat Kepada Saudaraku - Hari Buruk Di Kantor Mu?
Cerita Misteri - Hilangnya 5 Anak Keluarga Sodder
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...