Courtesy of vikanagita.blogspot.com |
Namun sayang pemandangan alam nan indah disore itu diselimuti dengan mendung yang menghitam tebal yang diiringi sang gerimis rintik-rintik membasahi daun-daun hijau dan menimbulkan suara alam yang bergemericik dengan suara tetesan-tetesan air.
Angin yang bertiup kencang sebagai tanda akan datangnya hujan lebat yang akan turun ditempat itu, namun didalam sebuah goa kecil yang cukup panjang terdapat seekor ayam betina sedang mengerami telurnya dengan wajahnya yang kelihatan sumingrah.
Betapa tidak bahagia sang betina akan menjadi induk dari anak-anaknya yang sebentar lagi menetas dari telur-telur tersebut, karena sang induk ini begitu menyayangi anaknya yang sekarang masih berupa telur-telur.
Menurut perkiraan yang telah diperkirakan sang dukun bangsa ayam, telur tersebut tidak akan lama lagi bakal menetas. Tentu saja itu merupakan hari-hari yang sibuk dengan menghangatkan telur-telur dengan mengeraminya setiap hari.
Tetapi tidak jauh dari rumah sang ayam betina, seekor musang yang sedang kelaparan mendekati tempat tersebut dengan langkah kakinya berjalan dengan sangat hati-hati sekali.
Rupanya sang musang telah tahu betul seluk beluk tempat yang akan didatanginya dengan pengetahuannya itu dia hanya berharap satu yaitu sang ayam jantan sedang pergi mencari makanan.
Sebab selama dia pelajari tentang kebiasaan keluarga bangsa ayam kalau sang induk sedang mengeram maka sang ayam jantanlah yang bertugas mencari makan.
Dengan mengendap-endap sang musang telah sampai dibawah lubang goa, matanya memandang keatas melihat lubang mulut goa sambil memperhatikan dengan seksama sebab goa begitu gelap sedangkan jalanannya begitu licin, jadi bukan hal mudah untuk sampai di ujung sana.
Ditambah lagi dengan datangnya gerimis membuat tempat tersebut menjadi semakin licin saja, salah melangkah maka nyawalah sebagai taruhannya sebab dibawah jurang sana batu-batu dengan ujungnya yang tajam-tajam telah menantinya.
"Tinggal satu tahap lagi aku sampai dimulut goa dan setelah itu aku akan meyantap sang induk ayam beserta telur-telur dengan nikmat sekali, huh pesta besar hari ini!" sang musang sedang membayangkan dalam hatinya.
Namun apa boleh buat sang musang hanya bisa mengkhayal saja sebab batu besar untuk mencapai mulut goa tidak bisa dia lalui, dia tidak bisa memanjat apa lagi sekarang dalam keadaan basah pastilah jalan di atas batu sangatlah licin.
Sang ayam pun untuk keluar masuk goa selalu menggunakan sebuah tangga tali yang sengaja dia simpan ditempat tersembunyi, supaya yang lain tidak ada yang mengetahuinya.
Lama sekali sang musang terdiam ditempat tersebut sambil berpikir bagaimana caranya agar dapat naik ke atas dan bisa masuk kedalam goa, tiba-tiba dia berkata sendiri "Ahhha, aku dapat akal,,,,,,,aku dapat akal," katanya lirih.
Akhirnya sang musang yang terkenal sangat licik menggunakan tipu muslihat untuk mendapatkan apa yang diharapkannya lalu berkata, "Ayam, ayam, Sahabatku! aku membawa sebuah pesan yang datangnya dari Sang Raja hutan Singa, cepatlah turunkan tangga," sang musang meminta tangga.
Sang ayam betina yang sedang mengeram menjadi kaget mendengar ada yang memanggilnya, lantas saja dia bertanya, "hai siapakah yang meminta tangga untuk diturunkan?" tanya sang ayam betina.
"Aku sahabat setiamu Musang, aku hanya membawa berita dari sang Raja hutan untukmu!" seru musang dengan gembira mendengar sang ayam betina menjawab pertanyaanya.
"Oh engkau sang musang, tunggulah aku akan menurunkan tangganya kalau begitu," jawab sang ayam betina.
Mendengar jawaban yang kedua ini, sang musang telah yakin sekali sang ayam akan menurunkan tangga dan dia akan naik serta selanjutnya akan pesta makan besar, pikirnya dalam hatinya begitu senang.
"Tetapi aku pun mempunyai pesan buatmu dari serigala yang tadi mampir kemari kerumahku, sebentar ya, aku panggilkan ya....serigala......dimana engkau......serigala kemarilah!! ini simusang yang engkau cari-cari dari tadi sudah ada dirumahku, serigala cepatlah kemari," panggil sang ayam betina kepada sang serigala.
Ketika dilihat dari lubang goa atas sang ayam betina telah tahu bahwa sang musang bermaksud kurang baik terhadap dirinya untuk itu dengan sangat cerdik pula dia membalasnya, dengan pura-pura memanggil serigala.
Sang musang menjadi sangat takut sekali hatinya ketika sang ayam betina berteriak-teriak terus memanggil serigala lawan yang sangat tangguh baginya, dari pengalaman hidupnya selama ini dia selalu kalah kalau ribut melawan serigala.
"Sial, sang ayam ini bersahabat dengan serigala segala," gumam sang musang lalu pergi berlalu meninnggalakn tempat tersebut dengan terburu-buru.
Melihat sang musang berlalu pergi, sang ayam betina malah semakin keras berteriak memanggil serigala dengan teriakkannya menambah rasa takut sang musang siraja penipu yang tersohor.
Akhirnya sang ayam betina dan cikal bakal anak ayamnya atau telur-telurnya dapat selamat dari tipu daya sang musang dengan cara menipu lagi sang musang dengan manakuti-nakuti akan datang serigala.
"Dasar penakut, aku pun pasti lari terbirit-birit ketika bertenu sang serigala besar" lalu sang ayam kembali mengerami telurnya yang sebentar lagi akan lahir kedunia ini sebagai anak-anak ayamnya.
Telur-telur pun akhirnya satu persatu menetas dan sang suami tercinta telah ada disampingnya menemani dirinya ketika anak-anaknya lahir kedunia ramai ini.
Suasana goa sekarang telah ramai dengan hadirnya anak-anak ayam yang lucu-lucu menggemaskan, keluarga ayam akhirnya hidup bahagia selamanya.
Saling sayang sesama makhluk ciptaan Tuhan adalah perbuatan yang sangat terpuji maka sayangilah semua makhluk ciptaannya dengan cinta dan kasih sayang yang tulus. Sekian.
oleh : mamang
edit : galih
Advertising - Baca Juga : 10 Fantastic Truths About Our Skin
0 comments:
Post a Comment