Courtesy of www.produknaturalnusantara.com |
Tuhan yang maha pemurah mencoba umatnya dengan rejeki yang besar kepada seluruh rakyat kerajaan besar tersebut dengan anugerah begitu banyak. Namun apakah mampu Raja dan rakyat negeri tersebut telah bersyukur atas anugerah yang Tuhan berikan?.
Tetapi ada apa dibalik semua kesuksesan yang mereka telah raih selama ini, sungguh diluar dari apa yang diharapkan ternyata mereka telah semena-mena merusak alam yang dianugerahkan sang pencipta yang selayaknya dijaga dan dipelihara kelestariannya.
Tuhan pun mengutuk negeri Kerajaan besar itu dengan wabah penyakit kepada seluruh penduduknya sampai seluruh isi istana pun kena dampak dari wabah penyakit yang merajalera.
Dengan demikian seluruh orang yang tinggal diseluruh negeri menjadi malu untuk saling bertutur kata, mereka kini tidak lagi saling bicara karena bau napas yang ditimbulkan begitu bau menyengat sekali.
Hiruk pikuk kota senda gurau yang biasa mereka lakukan saat berkumpul dengan anak istri, tidak lagi mereka lakukan. Negeri kini begitu sepi dengan semua rakyatnya yang tidak lagi saling bertegur sapa.
Keramaian yang senantiasa mengisi seluruh Kerajaan negeri yang kaya raya ini menjadi tidak lagi terdengar, seluruh negeri seperti dihuni orang-orang bisu yang tidak bisa berbicara satu sama yang lainnya.
Dengan serentak sang Raja pun memanggil seluruh orang pintar yang terdapat diseluruh pelosok Kerajaan untuk mencari jalan keluar atau solusi yang melanda negerinya.
Namun tetap masalah tidak dapat diselesaikan dengan mudah sebab semua yang hadir itu pun tidak ada yang berani angkat bicara karena bau mulut mereka yang mengganggu.
Sang Raja kini menyadari bahwa wabah bencana penyakit yang melanda negeri tercintanya disebabkan ulah dari semua penduduk negeri beserta seluruh abdi Kerajaan yang tidak pernah menghargai anugerah pemberian Tuhan yang seharusnya mereka jaga dan pelihara kelestarian alamnya, malah sebaliknya mereka dengan semena-mena telah bertindak merusaknya.
Itulah murka Tuhan terhadap umat manusia yang tidak bersyukur telah diberi anugerahnya.
Maka pada suatu malam sang Raja membuat surat undangan kepada seluruh tokoh-tokoh masyarakat dan sesepuh-sesepuh negeri untuk mengadakan doa bersama memohon ampunan Tuhan supaya negeri tercinta dibebaskan dari wabah penyakit yang melanda seluruh Kerajaan.
Selang beberapa hari setelah seluruh rakyat seantero negeri Kerajaan berdoa, Tuhan yang maha pengasih serta pemurah berkenan atas doa tulus yang dipanjatkan seluruh rakyat.
Berawal dari sutau pagi sang Putri Raja yang sedang berjalan-jalan di taman istana menikmati indahnya bunga-bunga yang bermekaran dihanyatkan sang mentari pagi yang menyapa ramah.
Sang putri sangatlah senang berada di taman istana yang begitu indah, hingga pandangan matanya tertuju pada seekor burung yang hinggap di dahan sebuah pohon yang ada di taman.
Sang burung berkicau dengan suara merdunya menambah indahnya suasana pagi nan cerah, sang putri mendengarkan dengan hati yang begitu senang terhibur, begitu pun juga para dayang-dayang yang mengawalnya.
Lama juga sang putri dan para dayang-dayang yang menemaninya mendengarkan sang burung tersebut berkicau hingga akhirnya sang burung itu pun terbang pergi meninggalkan taman, dia terbang keangkasa dengan begitu bebasnya kemana pun dia suka.
Namun sebelum terbang jauh sang burung menjatuhan sesuatu yang membuat hati sang putri penasaran untuk mengambilnya, "Tolong ambilkan apa yang barusan dijatuhkan sang burung!" seru sang putri kepada dayang pengawalnya.
Sang putri berbicara dengan mulutnya ditutup kain dari sutra, dia sengaja membawanya untuk menutup bau yang keluar dari napas mulutnya.
Begitu sang bunga mungil ada ditangannya sang putri memperhatikannya, "Bunga ini begitu harum aromanya, serta begitu segar kelihatannya," gumamnya dalam hati.
Sambil terus mencium aroma dari bunga mungil tersebut sekian lama dan akhirnya sang putri tertarik juga untuk memakannya, ada rasa hangat yang dirasa ditenggorokkanya tatkala menelannya.
Dan suatu mujizat terjadi, selang beberapa hari setelah memakan bunga mungil tersebut, bau napasnya tidak lagi berbau busuk yang menusuk hidung melainkan napas segar dan harum.
Lalu sang putri pun menemui sang Ayahanda Raja, dia pun bercerita tentang apa yang telah dialaminya tatkala sedang berjalan-jalan di taman istana dan sampai napasnya kini telah kembali tidak berbau.
Raja sangat bahagia mendengar cerita sang putri, lalu sang Raja memberikan perintah kepada seluruh pengawal negeri untuk mencari bunga tersebut dengan ciri-ciri yang sama seperti keterangan dari sang putri.
Dari seluruh pelosok-pelosok negeri Kerajaan bunga-bunga tersebut dicari dan dikumpulkan para pengawal Kerajaan. Lalu dibagikan kembali kepada seluruh rakyat negeri untuk dimakannya.
Benar saja seluruh penduduk rakyat Kerajaan telah kembali sembuh dari penyakit yang selama ini menderanya, negeri telah terbebas kembali dari wabah penyakit.
Seluruh Kerajaan kini telah bebas dari wabah penyakit yang melanda, Raja pun sangatlah bersyukur. Lalu memerintahkan seluruh penduduk untuk menanam bunga tersebut.
Tidak lain dan tidak bukan bunga tersebut adalah bunga CENGKEH yang memiliki nilai jual yang cukup bagus serta dapat dijual keluar dari negeri Kerajaan tersebut, seluruh penduduk sangatlah gembira dan hidup kembali dengan tenang, aman, serta makmur sejahtera.
Janganlah engkau bertindak serakah, sebab keserakahan hanya akan membuat Tuhan murka, tetapi bertindaklah bijak agar semua dapat terjaga dengan aman dan bertanggung jawab. Sekian.
Wasalam,
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment