Courtesy of www.wowkeren.com |
http://robust-chemical.com/lemari-asam-lokal-kualitas-internasional/ .adv - Rasa dendam yang ada dilubuk hati sang Harimau yang berkuasa atas rimba belantara telah menimbulkan pemikiran serta pertanyaan dalam benaknya, "bagaimanakah caranya agar dapat membalas sakit hati kepada sang Kancil.?
Tingkah laku yang selalu marah-marah dari Raja hutan tersebut telah menjadi pengamatan dari seekor ajudan setia sang Serigala sehingga dalam satu kesempatan diapun bertanya kepada tuan Raja.
"Apakah gerangan yang membuat hati tuan Raja gelisah seperti sekarang?" tanya sang Serigala kala itu.
"Aku masih menaruh dendam terhadap si Kancil yang telah menipuku tempo dulu!" berkata sang Raja dengan sangat geramnya.
"Kita semua tahu dimana tempat tinggal sang Kancil, kita datangi saja tempatnya tuan Raja," berkata sang Serigala, memberikan saran.
"Alas Purwa, akupun tahu tempatnya Serigala!" seru Raja kembali, "namun,,,,,," sang Raja tidak bisa meneruskan kata-katanya.
"Namun apa Tuanku Raja?" sang Serigala semakin penasaran dari kata namun yang tidak diteruskan sang Raja hutan Harimau.
"Aku telah terikat perjanjian nenek moyangku dulu yang tidak bisa aku langggar, sebagai rasa hormatku kepada leluhurku," ucap Raja kepada sang Serigala.
"Hamba semakin tidak mengerti saja apa yang tuan Raja katakan?" kata sang Serigala.
"Zaman dahulu kala hutan ini diperintah leluhurku yang sangat sakti dan gagah perkasa sehingga dia menjadi Raja yang sombong atas kesaktiannya." kata sang Raja.
"Leluhurku manjadi Raja yang selalu bertindak semena-mena terhadap rakyatnya karena kesombongan yang telah menguasi dirinya." katanya kembali.
"Suatu ketika nasib sial telah datang kepada sang Raja sakti yang menjadi leluhurku, dia terjebak dalam sebuah lumpur isap yang bisa menghisap apapun yang masuk kedalamnya," kata sang Raja.
"Dan akhirnya walaupun dia begitu hebat juga sakti tetapi tidak bisa berbuat apa-apa melawan sang lumpur, selain minta pertolongan kala itu," kata sang Raja.
"Namun siapa yang perduli dengan nasib Raja sakti nan jahat tersebut, tidak ada seekor binatang pun yang mau menolongnya yang pada akhirnya datangnya seekor Kera yang sangat pintar dan bijak mendekat tempat tersebut," kata sang Raja.
"Sang Kera mau menolongnya tetapi dengan perjanjian yang harus ditaati selamanya, karena sudah tidak ada lagi jalan keluar untuk menyelamatkan diri, akhirnya leluhurku Raja hutan menerima perjanjian sepihak dari sang Kera," berkata sang Raja hutan Harimau.
"Dalam perjanjian tersebut sang Kera meminta menjadi Raja dari Alas Purwa sepenuhnya dan tidak boleh diganggu untuk selamanya dan yang kedua adalah bangsaku Harimau sampai sekarang generasiku tidak boleh memangsa bangsa Kera, itulah isi dalam perjanjian tersebut," sang Raja hutan mengakhiri riwayat ceritanya.
"Oh, begitu Tuanku Raja, hamba baru mengerti kalau begitu," kata sang Serigala.
"Ya begitulah Serigala aku tidak bisa melanggar perjanjian tersebut," kata sang Raja hutan Harimau.
"Tapi apakah tuan Raja tidak bisa minta izin sang Raja Kera untuk menangkap sang Kancil di wilayah kekuasaannya?" kata sang Serigala menghasutnya.
"Bisa saja tetapi apakah Sang Raja Kera akan memberikan izin rakyatnya untuk dibunuh di Kerajaannya?, itu tidak mungkin dan tidak masuk akal, mereka pasti akan melindungi rakyatnya dari tindak kekerasan yang dilakukan dari luar negerinya," sang raja Hutan Harimau menjawab tegas.
"Akupun akan bertindak sama bila mana ada penyusup dari luar yang akan bertindak keras terhadap rakyatku," tegasnya lagi.
"Tapi menurut hamba, sang Raja Kera akan takut terhadap Tuan Raja loreng yang sudah terkenal akan kehebatannya," kata-kata teror untuk menghasut telah ditebar kembali sang Serigala yang berhati selalu iri dan benci kapada sang Kancil.
"Maaf bukan masalah takut atau tidaknya sang Raja Kera terhadapku namun aku tidak ingin mengecewakan leluhurku, aku akan menunggu saja saat dimana aku bertemu dengan si Kancil yang bukan diwilayah hutan Alas Purwa tetapi dimana saja," tegas sang Raja hutan Harimau tidak terpancing kata-kata menghasut dari Serigala.
Serigala pun yakin tuan Raja Harimau tidak akan terhasut ucapannya, untuk itu dia pun lalu undur diri dari hadapan Raja dengan alasan masih banyak pekerjaan yang menyangkut hal lainnya dari urusan kerajaan yang diembannya.
Pikirkanlah seluruh ucapan-ucapan dari siapa pun, jangan sampai kita langsung percaya, jadikanlah semua tindakkan dengan pikiran yang tenang juga bijak serta selalu memilih jalan yang lurus. Sekian.
Wasalam,
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment