Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Wednesday, June 1, 2016

Sang Semut Dan Sang Belalang Pemalas - Dongeng Inggris

Courtesy of plus.google.com
dongeng anak dunia - Tersebutlah belantara hutan yang sangat lebat, tempat tinggalnya satu koloni besar semut sang pekerja ulet yang selalu bekerja siang malam untuk kesejahteraan kelompoknya.

Bahu membahu dalam bekerja sudah menjadi ciri khas dari kebiasaan sang semut yang telah mereka lakukan sejak dari zaman dahulu kala yang telah menjadi satu adat kebiasaan yang tidak pernah mereka tinggalkan sampai zaman sekarang.

Namun di hutan itu masih banyak binatang jenis serangga lainnya yang tinggal berdekatan dengan koloni semut tersebut yang selalu bekerja dengan rajin dan sangat giat.

Ring-ring adalah nama seekor serangga laba-laba yang ahli dalam menenun kain sutra dengan jaringnya tanpa mengenal waktu, untuk menghasilkan berbagai macam kain untuk dijual.

kain-kain tersebut nantinya akan dijahit lalu dijadikan bahan membuat mantel atau gaun pesta bagi para serangga-serangga yang memesannya.

Serta Mada, nama serangga dari jenis kaki seribu yang bekerja sebagai pengantar para serangga-serangga lainnya ketempat-tempat bekerja atau tempat-tempat lain yang mereka tuju dengan cepat, aman, serta bayaran yang cukup terjangkau atau murah.

Juga ada Lala dan Lola, sang lalat pembersih yang bertugas membersihkan sampah-sampah diseluruh tempat area pemukiman serangga yang terdapat dibelantara lebat tersebut dengan sangat rajin dan giat pula.

Namun dari semua serangga yang tinggal di hutan belantara lebat tersebut, ada satu serangga yang sangat malas sekali dalam bekerja, dialah sang belalang yang bernama si Kiko.

Kerjanya hanyalah menghayal dengan cita-citanya yang sangat tinggi tanpa sedikit pun mau berusaha keras dengan semua yang diingikannya.

Dia pemain biola yang handal yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya, ketika sang Kiko telah hanyut dalam permainan biola mautnya yang akan memukau para pendengar yang mendengarkannya menurut khayalan pada dirinya.

Banyak sudah lirik-lirik syair lagu yang sudah ditulis sang seniman belalang Kiko, dia sudah yakin benar suatu saat seluruh hutan akan mengenal dirinya sebagai musisi besar yang sangat populer bahkan terkenal keseluruh dunia, itulah cita-cita tinggi sang pemalas si belalang Kiko.

Namun ada hal lain yang sangat disesali semua sahabat-sahabatnya yang mengenalnya, si Kiko tidak pernah mau mendengarkan nasihat orang lain atau sahabat dan kawannya, dia selalu egois merasa dirinya yang paling hebat serta paling pintar.

Dalam hatinya, dia selalu berpikir hanya dialah yang paling tahu mengenai musik yang digeluti serta masa depan tentang karir yang sedang dirintisnya, tidak satu pun masukkan atau nasihat semua sahabatnya yang didengarkan olehnya.

Semua yang mengenal si Kiko memang sangat salut dengan kerasnya keinginannya, namun sayang kemampuannya tidak sekeras cita-citanya, dia hanya sebatas mengetahui atau mengenal saja yang namanya seni musik.

Waktu terus berlalu tidak mengenal lelah untuk berjalan, sang waktu berjalan begitu cepat melindas semua penghuni alam dunia ini, tidak terasa musim gugur hampir mau meninggalkan penghuni hutan belantar dan beralih ke musim dingin.

Seluruh penghuni hutan telah jauh-jauh hari dari awal bekerja dengan sangat giatnya mempersiapkan perbekalan untuk menyambut musim dingin yang panjang.

Begitu pun keluarga semut sudah sejak dari musim gugur koloni ini mempersiapkan segala keperluan menjelang musim dingin, apa lagi keluarga semut memang sudah sejak dulu paling terkenal dengan sebutan pekerja tangguh yang sangat rajin dan giat dalam berusaha.

namun apa yang sedang dilakukan sang belalang Kiko, dengan asyiknya dia masih bergulat bersama biola kesayangannya tetapi satu lagu pun yang diciptakannya tak kunjung selesai-selesai.

Suatu hari seekor semut lewat di depan rumahnya, "Hai sahabatku! mengapa engkau hanya diam saja tidak bekerja untuk persiapan musim dingin?" bertanya sang semut tersebut.

Si Kiko menjawab, "Kau tahu apa mengenai aku yang sudah digariskan akan menjadi seorang musisi besar yang dikenal seluruh dunia, bukan seperti engkau yang hanya seekor kuli angkut....hahhahaha," sang Kiko menjawab dengan congkaknya.

"Baiklah aku hanya mengingatkan saja sebab aku sebagai kawanmu dan kebetulan aku lewat rumahmu, tapi ingat tanpa persiapan untuk musim dingin akan membuat hidupmu susah, bisa saja engkau akan mati kelaparan," kata semut itu dengan sabar memberi nasihat kepada si Kiko.

"Apa, kawanmu?. Aku rasa selama tinggal disini aku tidak pernah punya kawan sepertimu dan aku sendiri tidak akan pernah mau berkawan denganmu, kamu juga tahukan aku calon orang besar yang tidak sepantasnya berkawan dengan hewan sepertimu, pergilah dari hadapanku jangan buat seluruh imajinasiku untuk menciptakan sebuah lirik lagu hilang gara-gara kehadiranmu." Dengan perlakuan kasarnya, dia pun menghardik sang semut yang berbaik hati kepadanya.

Sang semut yang baik hati itu pun berlalu dari depan rumah belalang sombong si Kiko dengan perasaan sakit hati, maksud baiknya untuk menasihati sang tetangga yang tinggal berdekatan malah mendapatkan cacian dan makian serta hinaan yang keterlaluan kepadanya, kecewalah sekarang sang semut terhadap sang belalang.

Semua hewan serangga telah masuk rumahnya dengan perasaan yang begitu nyaman sebab perbekalan yang cukup telah tersedia, libur panjang istirahat dari semua pekerjaan yang setiap hari selalu ditekuninya.

Dengan rajin mereka semua menikmati hari-hari dengan bersantai bersama istri dan anak-anaknya selama musim dingin yang panjang. Wow!!! indah sekali.

Namun hal sebaliknya terjadi kepada sang belalang pemalas, dia tidak punya sedikit pun perbekalan makanan. Akhirnya dia pun hidup menjadi peminta-minta dari satu rumah kerumah yang lainnya umtuk tetap bertahan hidup.

Dan yang lebih membuat nasibnya begitu malang, sang belalang pemalas si Kiko harus tidur disembarang tempat karena sekarang dia tidak mempunyai rumah lagi, sehingga dengan terpaksa dia pun tidur dimana saja sambil melawan hawa dingin yang begitu mencekam.

Dan pada akhirnya sampailah si Kiko disebuah rumah semut yang cukup besar dan kelihatan sedikit mewah, "Tuan semut sahabatku yang baik hati!! tolonglah aku yang kelaparan ini, berilah sedikit makanan," kata si Kiko memelas sekali.

"Sahabat, dalam hidupku aku tidak pernah mempunyai sahabat pengemis dan harus engkau tahu makananku tidak akan aku berikan kepada siapa pun kecuali untuk keluargaku sendiri," kata sang semut menjawab.

Sang belalang Kiko hanya terdiam mendengar jawaban sang tuan rumah yang tidak akan memberikan dia sedikit pun makanannya.

Tetapi kemudian sang Tuan rumah semut berkata kembali, "Kenapa dengan bekal makananmu sampai-sampai engkau mengemis?" Tanya sang semut kemudian.

Ternyata semut tersebut telah mengenali belalang, dia yang dahulu mampir didepan rumahnya yang dimaki-maki serta dihardik sang belalang sombong tatkala memberikan nasihat, namun sang semut pura-pura tidak mengenalinya untuk membalas sakit hatinya.

"Oh mengenai itu....selama musim gugur aku tidak ada waktu untuk mencari bekal persiapan musim dingin sebab sebagai seniman aku terus sibuk menulis syair dan lirik lagu," jawab sang belalang Kiko dengan mantap.

"Berarti engkau telah hebat membuat dan menulis lagu dong?" Bertanya sang semut dengan mimik muka mengejeknya.

"Tentu saja satu buah lagu telah aku selesaikan dengan liriknya yang begitu bagus dan indah," si kiko bangga ketika sedang berbicara sambil tersenyuman.

"Tepat sekali!!" seru sang semut. "Sekarang waktunya engkau memainkan lagu ciptaanmu dengan riang gembira, semoga saja lagu tersebut akan membuat dirimu tidak kelaparan dan juga bisa membuatkan rumah untuk kamu tempati dengan nyaman," kata sang semut sambil tersenyum pahit penuh ledekkan lalu menutup pintu rumahnya serta menguncinya rapat-rapat.

Kesombongan yang dulu dia perbuat kepada orang lain telah menjadikan dirinya sengsara dengan segala sifat buruk masa lalu yang begitu angkuh tidak pernah mau menurut nasihat sahabat-sahabatnya yang telah datang dengan maksud baik.

Sekarang dirinya sendiri yang merasa sangat hina serta rendah dihadapan mereka, sekarang telah menjadi pengemis yang hanya mengharapkan belas kasihan dari mereka yang mau menolongnya.

Dalam renungannya, dia akan berusaha untuk merubah serta memperbaiki seluruh sifat buruknya yang hanya mencelakakan dirinya saja, dimulai waktu itu sang belalang Kiko akan bersikap rendah diri dan baik hati.

Selalu giat dan rajin dalam segala hal adalah usaha yang mengarah kepada kesejahteraan hidup. Janganlah sombong dalam segala hal bentuk kehidupan, sebab kesombongan tidak akan bisa menolongmu bilamana engkau dalam kesusahan hidup. Sekian.

Wasalam,
oleh : mamang
edit  : galih
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...