Courtesy of fpks.teropongsenayan.com |
Pada sutau sore yang cerah, terlihat bapak laba-laba yang sedang duduk bersantai di depan beranda rumahnya dengan perutnya yang telah terisi penuh sejumlah makanan lezat.
Sehingga dia pun memutuskan untuk tidur dengan damai sore hari itu, dan benar saja tidak lama kemudian suara dengkuran terdengar begitu nyaring sekali:
Nrrrrrrrrrrrrroooooorrrrrrooogh! Nrrrrrooooorrrrrrrooogh! nrrrrrrrooooorrrrrroooogh!
Namun acara tidur yang sangat damai itu pun terganggu, dengan suara orang yang datang mengetuk pintu rumahnya, bapak laba-laba segera terbangun.
Dengan sedikit malas-malas bapak laba-laba itu pun membukan pintu untuk sang tamu, dan terlihatlah sang audara ipar nana petra sedang berdiri di depan pintu.
"Eeh, Nana petra ayo silahkan masuk," kata bapak laba-laba dengan ramah mempersilahkan sang tamu untuk segera masuk ke rumahnya dan mempersilahkan duduk di kursi tamu yang tersedia.
Dengan cepat beberapa makanan yang lezat-lezat kesukaan para laba-laba telah tersaji di meja tamu untuk disantap sang tamu yang sudah lama tidak berkunjung ke rumahnya.
"Apakah engkau datang ke rumahku ada yang sangat penting yang akan engkau sampaikan! nana petra?" tanya sang bapak laba-laba kemudian setelah sang tamu mencicipi hidangan yang tersedia.
Nana petra menatap wajah sang kakak iparnya ananse lalu kemudian berbicara, "Sebenarnya ini bukan kabar gembira yang akan aku sampaikan, namun tetap aku harus memberitahu kabar ini kepadamu," ujar nana petra.
Selanjutnya sang nana petra kembali berkata dengan nada sedih suaranya, "Ananse yang tercinta dengan berat hati saya mengabarkan tentang berita kematian ayahku Eja mimou beberapa hari yang lalu," kata nana petra sedih.
Namun karena melihat Ananse yang setengah tidak percaya dengan kabar tersebut, maka nana petra pun menyakinkan kebenaran berita tersebut dengan sangat tegas kepadanya.
Ananse pun sangatlah sedih mendengar berita duka cita itu, kini ayah mertua yang sangat dia cintai telah lebih dahulu meninggal dunia.
Setelah cukup lama bertamu, nana petra akhirnya pamitan minta izin pulang, dan sebelum berangkat pulang dia juga memberitahukan bahwa acara pemakaman akan berlangsung tiga hari lagi.
Setelah nana petra pergi akhirnya Ananse memutuskan untuk pergi berkunjung ke rumah sahabat setianya yang bernama bapak dog.
Setelah sampai di rumah sahabatnya bapak dog, ananse menyatakan maksudnya untuk minta di temani dalam acara melepaskan kepergian mertua tercintanya eja mimou di pemakamannya yang akan berlangsung tiga hari lagi.
"Baiklah aku siap menemanimu pergi ke pemakaman mertua tercintamu," menjawab bapak dog dengan wajah muram ikut berduka cita atas meninggalnya mertua sahabatnya tersebut.
Tepat pada waktu pemakaman telah tiba, bapak ananse menjemput bapak dog ke rumahnya untuk jalan bareng ke pemakaman, sebuah gitar telah ditenteng dengan sarungnya sehingga dia berdua bisa menyanyikan beberapa lagu sedih sebagai rasa hormat yang mendalam kepada sang mertua tercinta.
Dengan setelan baju berwarna gelap dari kain pilihan yang harganya sangat mahal dan topi gelap lebar menambah rasa hormat yang lebih mendalam dan bersahaja untuk almarhum.
Sampailah mereka di rumah duka mertuanya, seluruh hadirin yang hadir menjadi lebih bersemangat karena mereka tahu siapa yang hadir saat itu.
Kursi tebaik telah dipersilahkan oleh pembawa acara pemakaman untuk dua tamu tersebut, bapak ananse meminta hadirin yang hadir di situ untuk memaafkan segala kesalahan yang pernah di perbuat almarhum semasa hidupnya, dan setelah berpidato sebentar bapak ananse pergi kedapur.
Dan setelah sampai di dapur dia pun menemukan satu panci besar berisikan kacang di atas perapian, dengan cepat bapak ananse menaruh sebagian besar kacang yang masih panans itu ke dalam topi besarnya dan langsung memakai kembali topi tersebut di atas kepalanya.
Seluruh kepalanya terasa sangatlah panas serta terbakar, matanya seperti juling menahan rasa panas yang tidak kepalang, namun dia tetap menahan rasa panas itu karena malu kalau sampai ketahuan orang lain.
Setelah itu dia duduk kembali di kursi kehormatan bapak ananse. Bapak dog menawarkan beberapa jenis makanan tetapi dengan halus bapak ananse menolaknya seraya berkata, "aku masih berduka jadi sudah sejak beberapa hari ini selera makanku berkurang," katanya berbohong.
Bukan bapak dog saja yang mencoba menawarkan makanan kapada bapak ananse tetapi teman-temannya yang lain juga termasuk tuan rumah pembawa acara pemakaman dari anggota keluarga almarhum, namun dengan halus bapak ananse tetap menolak tawaran-tawaran tersebut dengan alasan yang sama.
Setelah beberapa beberapa jam, bapak laba-laba ananse mengatakan kepada orang-orang bahwa ia harus pergi meninggalkan tempat tersebut, karena ada upacara lain yang terjadi di rumah ayahnya sendiri di mana dia juga sudah ditunggu kehadirannya. Orang-orang sekali lagi mencoba membujuknya untuk makan sesuatu sebelum pergi berangkat kepemakaman untuk mengusung jenazah, namun sekali lagi dia tetap menolak dengan halus.
Sementara bapak laba-laba ananse berbicara dengan orang-orang mengatur keberangkataan jenazah, ia telah menganggukkan kepalanya telalu banyak.
Meski pun dia tidak berbicara dengan seseorang namun dia ingin mengangguk terus sambil menahan rasa panas, gerakannya dipaksa oleh rasa panas dari biji kacang dalam topinya.
Beberapa orang menyadari bahwa ia mengangguk kepalanya agak banyak, dan salah satu dari mereka bertanya: "Bapak laba-laba ananse, mengapa Anda menganggukkan kepala Anda berulang-ulang?" Dia menjawab dengan suara nyaring: "Ketika terasa panas seperti saat ini, saya selalu mengangguk-anggukkan kepala saya".
Setelah itu bapak laba-laba ananse dan temannya bapak dog berangkat pulang dari tanah pemakaman, dalam perjalanan pulang bapak laba-laba Ananse tidak bisa mempertahankan kacang panas yang menyebabkan kepala seperti terbakar hangus.
Panas yang ditimbulkan dari kacang tersebut tidak dapat ditahan lagi! Dia akhirnya tidak punya pilihan dengan jeritan keras dia melepaskan topi hitam besar dan kacang panas itu pun tumpah keluar di seluruh jalan berceceran.
Beberapa orang yang telah berjalan di sepanjang jalan berhenti dan menatap dia, dan yang dirumah keluar melihat apa yang terjadi dengan jeritan keras tersebut, keributan tersebut membuat banyak orangtertarik untuk menyaksikannya.
"Dasar orang yang bodoh! menyimpan kacang panas dalam topi apakah dia orang gila? membawa kacang dalam topi lalu menutup kepalanya dengan topi tersebut," kata orang-orang yang melihat kajdian tersebut.
Kemudian bapak dog berkata kepada temannya "ananse sayangku, apa yang terjadi dengan rambut indahmu?"
Bapak laba-laba ananse menyentuh bagian kepalanya, dan mendapati semua rambutnya telah menghilang tidak ada dalam sentuhan tangannya.
Kacang yang begitu panas telah membakar seluruh rambutnya dan kulit kepalanya, dan sejak saat itu sampai sekarang ini sang laba-laba dan semua keturunannya dari ananse tidak berambut atau botak.
Banyak akal dan selalu pintar dalam bertindak belum tentu tidak melakukan sebuah tindakkan yang bodoh, maka selalu berhati-hati dalam bertindak dan pikirkan akibat dari tindakkan tersebut jangan sampai menyesal dibelakangnya.
Sekian.
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment