Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Wednesday, April 13, 2016

Hikayat Putri Bunga Kemuning - Dongeng Inggris

Courtesy of www.orbitdigital.net
dongeng anak dunia - Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah Kerajaan yang subur makmur dengan seorang Raja yang Arip Bijaksana dalam menjalankan roda kepemimpinan negeri.

Sanga Raja sangat sibuk dalam mengurus negeri sehingga dia sukses menjadi Raja yang berhasil dan bagus dalam mengurus negerinya, namun dia tidak ada waktu untuk mengurus dan mendidik putri-putri tercintanya.

Sang Raja yang Bijak ini mempunyai sepuluh anak putri yang cantik-cantik jelita, namun seperti yang disebutkan tadi dia hanya sibuk mengurus kepentingan negara, sementara kesepuluh putrinya kurang didikkan dari sang orang tua.

Sementara sang istri tercinta yang seharusnya membantu mendidik putri-putrinya tersebut telah lebih dahulu meninggalkan dunia ini.

Kesepuluh anak-anak putrinya hanya dapat didikkan dari pengasuh Kerajaan dan inang-inang kepercayaan istana sehingga cara mendidiknya kurang terlalu baik.

Putri-putri cantik sang Raja tumbuh menjadi anak yang manja tidak mau belajar serta membantu sang Raja sebagai orang tua mereka, kerjanya hanya bersolek dan main-main sesuka hati mereka tidak mengenal yang namanya disiplin hidup.

Putri Jambon adalah putri pertama atau sulung, yang kedua bernama putri Jingga, yang ketiga bernama Putri Hijau, yang keempat bernama Putri Kelabu, yang lima bernama putri Oranye, yang enam bernama putri merah, yang ke tujuh putri Putih, yang ke delapan putri Biru, yang kesembilan putri Merah Merona, dan Yang terakhir bungsu bernama putri Kuning, semua nama Putri tersebut diambil dari nama warna-warna.

Sang Raja yang sudah berumur tua sengaja memilih nama-nama tersebut untuk dapat mengenali sang putri dengan cepat dari warna baju yang mereka kenakkan sesuai dengan namanya masing-masing.

Namun ada satu sifat yang lain yang dimiliki sang putri bungsu dari sepuluh bersaudara ini, dia berhati sangat lembut juga sangat penyayang kepada siapa pun serta tidak perah sombong terhadap siapa pun yang di jumpainya.

Setiap kali dia bertemu dengan siapa pun, senyum selalu terurai dari bibirnya yang murah senyum juga berbudi sangat mulia, dialah putri penyayang yang tahu etika cara memberi hormat kepada siapa pun, sangat jauh berbeda sikapnya dari kesembilan kakaknya yang sombong-sombong.  

Dalam satu kesempatan sang Raja bertanya kepada sepuluh putri tercintanya, "besok aku akan berangkat," katanya. "Ada urusan Kerajaan yang sangat penting dan mungkin aku akan pergi cukup lama, apakah yang akan kalian minta untuk oleh-olehnya?" bertanya sang Raja kepada seluruh putrinya.

"Tentu saja aku ingin perhiasan yang sangat indah-indah, Ayahanda!" seru sang putri sulung Jambon.

"Dan jangan lupa Ayahanda untuk membelikan kami semua kain sutra yang indah-indah dan berkilau-kilau," putri yang lainnya berbicara dengan serentak.

Namun ada satu putri Raja yang hanya diam saja tidak berbicara hanya tersenyum saja, melihat itu sang Raja lalu bertanya, "Mengapa engkau anakku putri bungsu hanya diam saja, apakah yang engkau pinta dariku?" sang Raja bertanya kepada putri Kuning sang bungsu.

"Ananda hanya meminta Ayahanda selalu sehat dan kembali dengan selamat dari perjalanan nantinya," katanya dengan nada bicara sedemikian halus dan lembut.

Namun kata-kata tersebut malah menjadi olok-olokkan dari kesembilan kakaknya yang berada ditempat tersebut, mereka tertawa-tawa atas permintaan sang adik bungsunya yang menurut mereka sangatlah aneh.

Tetapi sang Raja sangat terharu dengan permintaan putri bungsunya yang sungguh mulia,

"Ananda, Ayah sangat yakin dengan permintaan baikmu yang sungguh mulia," sang Raja sangat terharu dengan kata-kata sang putri Bungsu.

"Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan sehat selalu, mudah-mudahan Anakku," katanya kembali.

Dan akhirnya sang Raja pun berangkat setelah segala persiapan dengan perbekalan yang dibawa semua pengawal setianya yang turut dalam perjalanan tersebut.

Kini Raja dalam perjalanan kenegaraan tugas yang harus dijalanani demi perdamaian yang tercipta dan kerja sama antara negeri yang harus terjaga juga demi kemajuan negeri tercinta ini.

Semua putri sang Raja kecuali sang putri bungsu, sangat bebas dengan kenakalannya mereka semakin malas saja dan dengan sesuka hati membentak, memerintah inang-inang pengasuh yang mereka anggap sangatlah rendah dimata mereka.

Kesibukkan ini membuat taman istana yang beberapa lalu terlihat indah kini tidak terurus, semak belukar pun tumbuh dengan cepatnya membuat taman tidak indah lagi.

Hati sang putri bungsu tentu saja sangat sedih melihat taman tersebut, taman istana adalah tempat kesayangan sang Ayahanda tercinta dikala sedang merenung mencari inspirasi hidup.

Diambilnya sapu lalu dengan segara membersihkan daun-daun kering yang rontok dan mencabuti rumput liar yang tumbuh tidak beraturan juga memangkas dahan pohon yang tak sedap dipandang mata, semua dia kerjakan sendiri.

Walaupun pekerjaan membenahi taman istana itu pun sebenarnya dilarang para inang pengasuh istana sang putri Kuning tetap saja mengerjakannya dengan tekun.

Beberapa kakaknya melihat apa yang sedang dilakukan sang adik malah mengolok-oloknya bukan membantunya.

Juga dengan senangnya meledeknya dan berkata, "lihatlah pelayan baru kita yang sangat rajin bekerja," ledek sang kakak-kakaknya sambil tertawa-tawa keras melihat adik bungsunya yang berlepotan keringat.

Malah ada yang sengaja melempar-lemapr sampah, ledekkannya sunguh keterlaluan bukan membantu sang adik yang sedang bekerja membersihkan taman tempat kesayangan Ayahanda mereka.

Hati sang putri Kuning si Bungsu pun berpikir, "betapa seluruh pengasuh inang-inang yang selama ini melayani kebutuhan sembilan kakaknya dibuat capai dan lelahnya, mengabdi dan menurut kemauan mereka semua yang semena-mena dengan kesetiaan yang mereka miliki."

Sang putri bungsu pun akhirnya marah juga diganggu kakak-kakaknya yang sangat nakal, "kalian bisanya hanya meledek saja dengan keisengan kalian yang tidak pantas, biarlah nanti Ayahanda pulang tidak membawa oleh-oleh buat kalian," katanya.

Karena mereka pun telah lelah dan bosan dengan olok-olokkannya, mereka pun pergi dari tempat itu hendak mandi di danau yang tidak jauh dari lingkungan istana Kerajaan.

"Baiklah, kita sudah bosan disini, bagaimana kalau kita mandi saja di danau!" ajak salah seorang kakaknya putri Bungsu.

Kesembilan putri itu pun pergi meninggalkan putri Bungsu yang sedang bekerja membersihkan taman, mereka menuju danau untuk mandi.

Akhirnya di suatu hari sang Ayahanda pulang dari perjalanan kenegaraan dilihatnya sang putri Bungsu sedang merangkai bunga di teras istana Kerjaan seorang diri sementara sang kakak-kakaknya masih berada di danau sedang mandi.

"Putri Kuning anakku yang rajin maafkan Ayahandamu ini, tidak dapat memberikan hadiah yang sesuai dengan namamu," katanya sambil menyerahkan kalung yang berwarna hijau.

"Ayah telah mencari kesemua penjuru kota di negeri sana dan mencarikan kalung berwarna kuning namun tidak Ayah dapatkan," katanya lagi.

"Tidak mengapa Ayahanda dengan kalung hijau tentu saja baju kuning yang saya kenakan akan sangat serasi sekali!" serunya dengan kata-kata yang sangat lemah lembut sekali membuat sang Ayahanda bangga terhadap putri Kuning yang sangat rajin.

Raja pun hatinya sangat sedih sekali mendapatkan kesembilan putrinya yang lain tidak pernah ada di istana, mereka kerjanya hanya main-main tidak mau bekerja atau belajar.

"Dan yang lebih penting lagi bagi Ananda, Ayahanda telah pulang dengan selamat dari perjalanan," katanya tersenyum bahagia sekali sambil memeluk sang Ayahnada tercinta.

Hati sang Raja pun sedikit terobati juga dengan kata-kata dari sang putri Kuning yang sangat baik hati dan berbudi sangat luhur.

Selang beberapa saat, putri-putri yang lainnya pada berdatangan, mereka sangat senang sekali mendapatkan hadiah yang sangat istimewa dari sang Ayahanda mereka.

Meraka saling pamer oleh-oleh tersebut dengan bahagia dan bangganya, mereka sama sekali tidak ingat kepada adik bungsunya yang seharusnya mereka bimbing dan menjaganya.

Barulah keesokkan harinya sang putri Hijau mendapati sang putri Kuning yang memakai kalung berwarna hijau, dia memakainya dengan sangat cantik sekali serasi dengan warna kuning pakaiannya.

"Ayahanda mungkin telah salah memberikan kalung hijau itu kepadamu, sebab hanya akulah yang berhak atas kalung yang berwarna hijau!" katanya setengah membentak.

"Maaf kakak putri Hijau, Ayahanda telah memberikan kalung ini terlebih dahulu kepadaku, silahkan saja tanya kepada beliau," jawab sang putri Bungsu dengan tenang.

Maka datanglah pikiran jahat yang timbul saat itu, lalu ditemuilah seluruh saudarinya lantas saja dia pun mengarang cerita bohong.

"Biarlah kalian semua tahu bahwa kalung hijau yang dipakai putri Kuning adalah kalung hijau kepunyaanku yang dicuri dari kantong baju Ayahanda untukku, untuk itu kita semua harus memberi pelajar yang baik buatnya untuk selalu berbuat baik terhadap kita," katanya.

Dan ketika sang putri Kuning menghampiri mereka dengan serentak mereka menangkapnya serta menghajarnya, namun celaka mereka memukul kepalanya dengan benda keras dan mengakibatkan sang putri Kuning langsung merengang nyawa atau meninggal dunia.

"Celaka! kita harus cepat menggali lubang untuk mengubur putri Kuning!" seru sang Jambon putri sulung memerintah adik-adiknya.

Maka digalilah lubang beramai-ramai di taman istana untuk mengubur sang putri Kuning, kalung batu hijau pun ikut terbukur dengan mayat sang putri Kuning.

Kalung batu hijau yang menjadi penyebab malapetaka ini terjadi sudah tidak diharaukan lagi oleh putri Hijau yang berpikiran jahat terhadap adik kandungnya sendiri.

Sang Raja merasa kesepian setelah beberapa hari ini sang putri kesayangan tidak dijumpainya maka dia pun mencarinya.

Namun sang Raja tidak dapat menemuinya, lalu dengan serta merta dia pun mengerahkan seluruh abdi kepercayaan untuk melacak keberdaan putri Kuning, namun sampai beberapa minggu kemudian sang putri tidak dapat ditemukan seperti hilang ditelan bumi saja.

Raja sering sekali merenung dalam taman seorang diri, dia merindukkan sang putri Kuning yang sangat dia sayangi.

Disamping itu, dia pun telah berencana untuk mengirim anak-anaknya belajar ke luar negeri untuk belajar budi pekerti yang baik dan belajar ilmu yang kelak akan berguna bagi kehidupan mereka semuanya.

"Aku seorang ayah yang sudah gagal mendidik anak-anakku tapi masih belum terlambat untuk mereka belajar ilmu yang baik dan berguna," dalam khayalnya dia berbisik.

Di atas kuburan sang putri Kuning yang tidak terungkap telah meninggal, kini muncullah sebuah pohon tumbuhan.

Dengan batangnya yang kokoh dengan daun-daun bulat hijau bagaikan kalung hijau yang pernah diberikan sang Raja terhadap putri Kuning dan terakhir bunga putihnya yang kekuning-kuningan serta bau harum wanginya.

Tentu saja sang Raja ketika melihat pohon tanaman tersebut sangat terharu terbayang olehnya sang putri Kuning yang entah dimana kini dia berada.

"Mulai saat ini bunga yang bau harum serta wangi ini yang selalu mengingatkanku kepada putriku, aku beri nama yang sesuai dengan indah rupamu, Kemuning!" serunya.

Maka pohon itu kini telah punya nama yaitu Kemuning sampai saat ini sebutan untuk pohon tersebut tidak berubah yaitu Kemuning.

Pohon Kemuning adalah pohon yang sangat banyak sekali gunanya, batangnya bisa dipakai untuk kotak-kotak yang sangat bagus dan juga kulitnya bisa dibikin bedak kosmetik dan juga bunga-bunga indahnya untuk mengharumkan rambut, inilah kebaikkan yang terus diberikan sang putri Kuning walaupun dia kini telah meninggal dunia.

Jadilah yang baik dari yang terbaik serta selalu belajar untuk tidak berbuat salah atau kesalahan, sebab kebaikkan tidak akan mati walaupun yang berbuat kebaikkannya telah mati, dia akan terus memotifasi orang yang masih hidup di dunia ini. Sekian.

Wasalam
oleh : mamang
edit  : galih
Advertising - Baca Juga :
Memaksakan Cara Anda Kepada Bos
Mobil Hantu - Hilangnya Sang Sopir
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...