Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Wednesday, May 25, 2016

Sang Kancil, Sang Buaya Dan Sang Tupai - Dongeng Inggris

Courtesy of kumbercer.blogspot.com
dongeng anak dunia - Dua sahabat itu sedang asyik berjalan-jalan dipagi hari yang cerah, siapakah mereka? tidak lain dan tidak salah mereka adalah sang kancil serta sang tupai, mereka begitu ceria menyambut sinar mentari pagi hari itu.

Namun ditengah asyiknya mereka berdua berjalan, mereka melihat sang induk sapi yang sedang menangis, ada apakah gerangan yang membuat sang induk sapi itu bersedih, mari kita temui dan tanya beliau.

"Ada apakah sehingga kelihatan begitu sedih, hai! Ibu sapi?" tanya sang kancil sambil mendekati tempat sang induk sapi itu berada.

"Oh kancil! begini cil, anakku sedang sakit keras dan seekor tabib yang mengobati anakku bilang obatnya adalah,,,,,,,,," sang induk sapi tidak bisa meneruskan kata-katanya.

"Ada apa dengan obatnya, Bu?" kali ini yang bertanya adalah sang tupai.

"Sangatlah berat, kalian berdua juga mungkin tidak akan bisa menolongnya!" serunya lagi sambil menagis kembali.

"Katakanlah Ibu sapi, siapa tahu kita berdua bisa memberikan saran walaupun tidak bisa membantu mencarikan obatnya?" tanya sang kacil.

"Tabib yang berusaha ngobatin anakklu bilang, hanya hati buayalah yang bisa membuatnya sembuh!" kata sang Ibu sapi.

Air matanya keluar menetes membasahi pipinya rasa sedih hatinya kini bertambah dengan membayangkan betapa sulitnya obat yang harus dicarikan untuk sang anak tercinta.

Bagaimana mungkin dia akan mendapatkan hati buaya binatang pemangsa yang begitu ganas, sedangkan dia sendiri tidak berani berhadapan dengan sang buaya.

Sang kancil sejenak berpikir mencari ide dalam masalah pelik yang sedang dihadapi sang induk sapi untuk masalah anaknya yang memang sedikit beresiko cara mengambil hati dari sekor buaya.

Namun bukanlah kancil yang cerdik, dia kini telah mendapatkan satu ide cemerlang, tinggal pelaksanaan saja berjalan mulus atau tidak.

"Baiklah, aku sudah dapat satu ide cemerlang!" kata sang kancil berseru.

"aku akan membantu sekuat tenaga dengan ide cemerlangmu, sahabatku Kancil," kata sang tupai.

"Kalau begitu kita berangkat sekarang saja, jangan sampai terlambat untuk mendapatkan obat buat anakmu, Bu!" seru kancil dan tupai hampir serentak mereka berdua berkata.

Tupai perlu membalas budi kepada sang induk sapi yang dahulu pernah berjasa menolongnya ketika dia sedang dalam kesusahan mau ditelan ular piton.

Akhirnya sang kancil dan sang tupai berangkat dari tempat itu menuju danau, namun sang induk sapi pun memutuskan untuk ikut serta juga.

"Tidak apa-apa kalau memang Ibu mau ikut bersama kami, namun Ibu jangan terlalu dekat dengan jarak kami berdua takutnya sang buaya menjadi curiga kalau kita datang bertiga secara bersamaan," sang kancil berkata memberikan pendapatnya.

"Baiklah aku akan mengawasi kalian dari kejauhan saja," jawab sang induk sapi.

Meraka bertiga berjalan kearah danau tempat tinggal sang buaya dan setelah sampai ditempat tersebut sang kancil berkata kepada sang tupai sahabatnya.

"Apakah engkau bisa menyelam sahabatku, tupai?" tanya kancil kepada tupai.

"Tentu saja bisa, karena aku sering latihan," Tupai berkata dengan tenang.

"Begini sahabatku, engkau sekarang harus mencari kelapa tua yang ukurannya kecil namun bisa masuk badanmu, lalu engkau pun harus melubanginya," kata kancil.

Tanpa menunggu perintah untuk yang kedua kali, tupai langsung naik pohon kelapa yang banyak terdapat di tempat tersebut dang mengambil satu buah kelapa tua kecil yang diperintahkan sang kancil.

Setelah semua siap lalu sang tupai masuk kedalam kelapa tua yang sudah dilubangi tidak lupa sang kancil memberikan kantong yang berisi daun kecubung, "ingat jangan lupa sahabatku setelah sampai di air danau keluarkan ekormu dari lubang kelapa dan engkau goyang-goyangkan!" seru kancil kepada sang tupai.

"Baiklah doakan aku dalam keadaan selamat," kata sang tupai.

Kelapa yang berisi tupai pun dengan cepat digelindingkan sang kancil masuk kedalam air danau, dan tidak lama setelah ada di air danau, tupai pun mengoyang-goyangkan ekornya.

Tidak selang beberapa lama seekor buaya besar datang dan langsung saja menyambar serta menelan kelapa tua yang berisi sang tupai didalamnya.

Setelah berada dalam perut buaya, tupai pun dengan cepat mengeluarkan isi kantong yang berisi daun kecubung yang mengandung racun, memabukkan, lalu mengerat sedikit hati dari sang buaya tersebut.

Tentu saja sang buaya merasa mual dan kesakitan perutnya karena tidak tahan akan rasa perih dan mual dalam perutnya seketika itu pula sang buaya naik kepermukaan danau dan memuntahkan kelapa tersebut, matanya berkunang-kunang dan kemudian pingsan di pinggir danau.

Setelah keluar dari perut buaya, sang tupai berlari menuju sang kancil lalu sang induk sapi pun yang melihat kejadian tersebut dari tempat yang lain menghampiri tempat tersebut dan bertanya.

"Bagaimana tupai berhasil tidak?" tanya sang induk sapi waswas dalam hatinya.

"Saya sudah mendapatkannya sambil membuka kantong tempat menyimpan hati buaya," jawab sang tupai.

Meraka bertiga pun akhirnya cepat-cepat meninggalkan tempat tersebut menuju tempat tinggal sang tabib untuk memberikan secuil hati buaya.

"Untung saja kalian tepat waktu, terlambat sedikit saja, anak sapi ini tidak akan tertolong lagi," kata sang tabib.

Dan betul saja setelah memakan hati buaya sang anak sapi berangsur-angsur membaik dan sekarang sudah bisa tersenyum kembali.

Sang induk sapi sangat berterima kasih kepada kedua sahabatnya yang telah bersusah payah menolongnya.

Kebaikkan dan keburukkan dua-duanya akan selalu diingat oleh oarang yang menerimanya, maka berbuat baiklah biar selalu diingat baik oleh setiap orang yang mengenal kita.

Budi baik yang ditanam seseorang akan tumbuh menjadi sesuatu kebaikkan pula pada akhirnya. Sekian.

Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...