Courtesy of budugutoday.blogspot.com |
Dan dia selalu senang menggembala domba-dombanya di dekat lahan pertanian atau sawah. Kebetulan saat itu padi sedang ranum-ranumnya untuk dipanen para petani.
Dengan seriusnya seluruh petani itu memanen padinya disawah, sehingga tidak sempat untuk bertegur sapa dengan sang penggembala domba tersebut.
"Semua orang sibuk dengan pekerjaannya sehingga mereka seperti sombong-sombong tidak menegur dan mengombrol denganku!" Hatinya menbatin bosan dengan keadaan situasi begini.
Timbullah niat jahil dan isengnya.
"Tolong-tolonglah saya!" Sang gembala berteriak minta tolong dengan suaranya yang sangat keras, "Ada serigala memakan dombaku!".
Dengan cepat para petani itu meninggalkan pekerjaannya untuk menolong penggembala domba itu.
"Dimanakah serigalanya, biar kita usir sama-sama?" bertanya seorang petani yang membawa pentungan ditangannya untuk mengusir kawanan serigala.
"Aku hanya iseng saja tadi, aku hanya melihat kalian sangat serius dalam bekerja, sampai lupa tersenyum", menjawab sang gembala domba itu dengan tertawanya yang dibuat-buat.
Semua petani yang berniat menolong tadipun berlalu meninggalkan tempat tersebut, dengan hati dongkol kepada pemuda tersebut dan meneruskan pekerjaannya kembali.
Berselang beberapa hari kemudian sang gembala itupun bertingkah iseng kembali dengan kelakuannya yang mengejutkan tersebut.
Teriakan tolong menggema ditempat itu, "Tolanglah saya! Tolonglah! Tolonglah!, gerombolan serigala datang memakan domba-dombaku!"
Serentak para petani itupun datang utnutk menolong sang gembala tadi sambil berlari-lari. Seperti beberapa hari yang lalu mereka melihat kesemua domba-domba itu lagi tenang di padang rumput.
Namun sekarang semua petani marah dan memaki-maki sang penggembala itu, tetapi sang gembala malah menanggapinya dengan tertawa-tawa yang puas.
"Gembala gila yang tidak ada kerjaan, orang lagi serius kerja malah dikerjain yang tidak karuan!" Begitulah makian para petani itu dengan kesalnya. Dan mereka semua berlalu dari hadapan pemuda iseng itu dengan marahnya.
Selesailah musim panen dan musimpun berganti dengan kesibukan musim tanam bibit yang baru. Inilah waktunya para petani sibuk menanam padi disawah.
Seketika itu terdengar suara jeritan yang datang dari areal tempat sang penggebala sedang berada.
"Tolong! Tolonglah aku, ini benar aku membutuhkan pertolongan! Segerombolan serigala datang membawa dombaku!"
Para petani itupun hanya bertukar pandang, dan berbicara dengan rekannya, "Wah gembala itu telah bertingkah kembali."
"Biasa, kita akan dikerjain kembali!" Tutur mereka.
"Tapi bagaimana kalau itu benar dan dia memerlukan pertolongan kita semua?!"
"Bagaimana kita percaya sama dia, dia selalu berbohong kepada kita," akhirnya mereka hanya diam tidak ada yang percaya dengan teriakan tersebut.
"Walaupun dia sekarang tidak berbohong, itu salah dia sendiri, mengapa kemarin-kemarin dia ngerjain kita-kita semua."
Berkata seorang petani yang memang dia pernah marah dengan kelakuan sang gembala domba itu yang telah mengbohongi dia.
Haripun telah berganti sore, saatnya semua petani itu pulang ke rumahnya masing-masing. Dilihatnya sang gembala pembohong itu sedang menangis tersedu-sedu. Beberapa ekor domba gembalanya telah raib dibawa sang serigala yang datang berkelompok.
Tetapi tidak satu orangpun dari seluruh petani itu menolong. Itulah akibat dari tingkah laku yang suka bohong kepada orang lain, sehingga tidak ada orang yang percaya lagi kepadanya.
Salam,
oleh: mamang
edit: n3m0
0 comments:
Post a Comment