Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Tuesday, January 5, 2016

Sang Semut Yang Congkak - Dongeng Spanyol

wartaperang - Nun jauh disana disebuah hutan yang rindang dan gelap, hiduplah berbagai macam binatang. Beberapa diantaranya ada semut, ada burung, ada kelinci, ada burung, ada kupu-kupu, ada jangkrik, ada capung, ada kucing hutan, ada kuda, ada buaya, ada beruang dan masih banyak binatang lainnya yang hidup dihutan negara Spanyol ini, di luar dari kota Madrid.

"Kraak, bleetak, beletuk, duuaar," terdengar suara pohon-pohon yang tumbang dan dahan-dahan pepohonan yang pada patah disana-sini. Tunggang-langgang semua makhluk hidup yang ada di hutan tersebut menyelamatkan diri masing-masing.

Rupanya badai telah terjadi dan dari kejadian ini banyak sekali binatang yang tidak bisa meloloskan diri.

Akhirnya mereka pada mati secara mengenaskan sekali, itulah musibah bencana badai yang menimpa hutan itu semalam.

Setelah berhenti, sang badai itu menyisakan puing-puing kehancuran yang tiada taranya. Kehidupan di hutan itu seakan lenyap begitu saja. Tidak nampak satupun binatang yang kelihatan atau muncul keluar dari tempat perlidungannya.

Hening sepi dari suara sang burung yang selalu ribut berceloteh, ayam hutan yang selalu berkokok dan jangkrik yang selalu berkerik mencari lawan jenisnya atau sang kera yang selalu berteriak-teriak memanggil kawan-kawannya.

Tiba-tiba dari lubang kecil di dalam tanah muncul secara tiba-tiba seekor semut. Setelah keluar dari lubang itu sang semut memandang kekanan dan kekiri dari temapat dia berdiri. Betapa dahsyat bencana badai yang ditimbulkan semalaman itu, pikirnya dalam hati sang semut itu. Dan  untung saja aku dan bangsaku yang lincah-lincah ini dapat dengan gesit masuk kelubang rumahku yang jauh dari bencana ini.

Sambil terus melangkah melihat-lihat keadaan yang lainnya, dia melihat sebuah kepompong yang tidak bisa bergerak karena masih didalam kepompongnya. "Untunglah semua bangsaku selalu hidup bebas tidak pernah ada yang mengurungnya", dengan sombong sambil berteriak kepada sang kepompong yang tidak bisa kemana-mana waktu badai itu datang melanda hutan tersebut.
Hanya ada kepasrahan yang terlihat dari sorot mata sang kepompong itu, dia hanya bisa diam membisu seribu bahasa.

Selang beberapa hari dari kejadian tersebut diatas, ketika berjalan melewati sebuah jalan, jalanan yang sedang dilewati sang semut yang sombong begitu becek dan sangat berlumpur. Dan lumpur itu bukan sembarang lumpur biasa melainkan jenis lumpur penghisap. Lumpur pengisap adalah jenis lumpur yang bisa menarik apa saja benda yang ada diatasnya.

"Waduh betapa lengket serta sulit sekali berjalan ditempat ini," keluh kesah sang semut yang sombong semakin jelas terdengar.

"Celakalah aku sekarang, tamatlah hidupku kini," pikirnya dalam hati sang semut itu, semakin tersedot tubuhnya kedalam lumpur tersebut sampai sebatas lehernya.

Dan akhirnya sang semut yang sombong itu berteriak-teriak minta tolong. "Waduh tolong....tolonglah aku, kepada siapa saja yang mendengar teriakan ini, tolonglah aku yang malang ini!" Sang semut meminta pertolongan dengan teriakan yang begitu menyayat hati.

Dilihatlah ada seekor kupu-kupu melintas diatas kepala sang semut yang lagi berjuang ingin terbebas dari cengkraman lumpur hisap itu. Dan berkatalah sang kupup-kupu tersebut, "Waduh dalam kesulitan ya? dan mungkin lagi memerlukan pertolongan ya?"

"Oh kamu kupu-kupu, tolonglah aku ini." meminta tolong sang semut ini kepada sang kupu-kupu itu.

"Kamu tahu siapakah aku ini, aku adalah seekor binatang yang tidak bisa kemana-mana, seekor hewan yang hanya bisa pasrah saja. Dan waktu itu kamu bilang mengapa jadi kepompong yang diam saja. Kamu lihat kini aku bisa terbang kemana aku suka dengan sayap-sayapku yang indah-indah ini," begitulah kata-kata yang keluar dari mulut sang kupu-kupu itu.

Dilihatnya air mata keluar dan membasahi pipi sang semut itu yang menangis menyesal telah meledek sang kupu-kupu ketika masih menjadi kepompong. "Maafkan aku yang tidak tahu diri ini dan telah meledekmu kala itu dan tolong aku yang sangat membutuhkan pertolonganmu ini." Dengan sangat memelas dan begitu menggugah hati.

Setelah lama berpikir-pikir sambil terus mengitari tempat tersebut akhirnya sang kupu-kupu itu memutuskan untuk menolong sang semut itu. "Baiklah kamu akan kutolong, tetapi kamu jangan berlaku sombong lagi ya," dan akhirnya diulurkan tangan sang kupu-kupu itu untuk menolong sang semut itu.

Selamatlah sang semut sombong itu ditarik dari lumpur pengisap oleh sang kupu-kupu yang pernah diledeknya itu.

Sang semut yang sombong itu sangat berterima kasih atas segala pertolongan sang kupu-kupu dan berjanji akan membalas kebaikanya tersebut, namun sang kupu-kupu hanya berkata...

"Setiap makhluk hidup yang ada di dunia ini harus saling tolong menolong, itulah kewajiban sesama kita makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa. Setiap makhluk terlahir dan mati, dari sebuah kelebihan dan kekurangannya harus saling  terpelihara mengisi satu dengan yang lainnya, saling melengkapi."

Sang Semut yang sombong itupun mengerti apa yang selama ini diperbuatnya, dengan sikap yang congkak itu tidak mengutungkan sekali. Malah akan menambah musuh dalam kehidupannya. Maka semenjak saat itulah mereka berdua menjadi sahabat yang saling melengkapi.

Salam,
oleh: mamang
edit: n3m0
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...