Courtesy of wikipedia |
Dan dari ketiga putri saudagar kain itu ada seorang putri bungsu yang sangat terkenal dengan kebaikan budi pekerti dan kemurahan hatinya. Dialah Bella gadis yang cantik dan berhati sangat mulia. (Bella berati cantik dalam bahasa Perancis.)
Sang saudagar setiap sebulan sekali pasti pergi ke kota untuk menjual barang dagangan kainnya. Seperti biasanya sebelum pergi berdagang ke kota beliau selalu bertanya kepada ketiga anak gadisnya tersebut. "Oleh-oleh apa yang kalian minta? Nanti akan aku belikan?" Bertanya sang ayah kepada ketiga putri-putrinya itu.
Kedua kakak-kakak itupun meminta sang ayah untuk membelikan baju yang indah-indah model terbaru di masa itu. Namun tidak disangka-sangka si putri bungsu itu hanya meminta dibelikan setangkai mawar untuk ditanam di halaman rumahnya.
Maka berangkatlah sang saudagar kain itu ke kota untuk berjualan. Tetapi apa yang terjadi? Tidak seperti biasanya kain dagangannya tidak laku satu lembarpun. Berarti tidak sesenpun uang didapatkan hari itu walaupun sudah seharian beliau berdagang.
Karena itu, apa yang menjadi pesanan ketiga putrinya tidak dapat dia belikan, apalagi untuk membeli dua pasang baju yang indah-indah untuk membeli setangkai mawarpun tidak ada uang. "Oh betapa kecewanya nanti ketiga putrinya itu." Mengerutu ucapaan keluar dari mulutnya ketika beliau pulang dari kota.
Betapa capainya si saudagar kain tersebut ketika hendak pulang, namun apa yang disebut cobaan hidup masih menerpanya.
Mungkin karena beliau tidak fokus ketika berjalan dihutan, akhirnya sang saudagar pedagang kain tersebut tersesat didalam hutan. Tidak tahu arah timur, arah barat, berjalan tak tentu arah.
Terus menerus mencari jalan keluar dari hutan itu tetapi tidak menemukannya, tiba-tiba dia melihat ada sebuah rumah besar mirip seperti sebuah kastil yang berada di tengah hutan belantara seperti ini.
Tanpa permisi lagi sang pedagang kain itu memasuki pintu kastil dan terus masuk kedalam ruangan kastil itu. Satu demi satu ruangan tersebut dia masuki dan sampailah dia di suatu ruangan. Ruangan yang lengkap dengan meja makannya serta makanannya yang tersaji, karena memang lapar tanpa pikir panjang dilahapnya makanan itu sampai kenyang.
Setelah rasa lapar terpuaskan, dia pun berjalan lagi mengelilingi kastil yang luas tersebut, maka sampailah di halaman belakang kastil, yang ditumbuhi berbagi macam bunga mawar. "Wah kebetulan anakku yang bungsu si Bella minta dibelikan setangkai bunga mawar," lalu dia pun mengambil setangkai mawar yang berbunga indah sekali.
Dan akhirnya sang saudagar pedagang kain tersebut berniat untuk mencari kembali jalan pulang keluar kerumahnya. Namun secara mendadak muncullah seorang manusia yang buruk sekali rupanya berdiri menghalangi jalan keluar.
Kemudian orang tersebut membentaknya dengan sangat galak sekali, "Ternyata selama ini yang selalu mencuri mawar-mawarku adalah kamu! Hai orang tua!" Bentakan yang garang sekali keluar dari mulut orang itu.
Saudagar pedagang kain tentu saja ketakutan dengan amat sangat, "Bukan-bukan aku, baru kali ini aku mengambil mawar ini."
"Jangan banyak bicara! Kamu akan aku penjarakan selamanya di bawah kastilku ini," dengan bengis orang buruk rupa menghardik.
Sekali lagi saudagar pedagang kain itu menjelaskan, mengapa dia sampai disitu dan mengapa dia terpaksa mencuri mawar itu untuk anak bungsu yang memesan dibawakan dari kota.
Lama sekali si buruk rupa itu berpikir mencerna apa yang tadi di jelaskan sang saudagar pedagang kain tersebut. Akhirnya si buruk rupa memberikan syarat kepada saudagar itu. "Aku setuju melepas kamu, tetapi putrimu harus kamu bawa kemari dan menjadi pelayanku," dengan bentakkan yang begitu nyaring siburuk rupa berkata.
Rasanya tidak ada jalan keluar lain selain setuju dengan syarat tersebut, "Aku pasti akan mengatarkan putri bungsuku kemari tunggu saja aku tidak akan berbohong kapadamu tuan."
Sampailah sang saudagar itu dirumah disambut ketiga putrinya dengan gembira karena ayah meraka telah pulang kembali dari kota.
Kemudian orang tua itu bercerita tentang pengalaman yang menimpanya dalam perjalanan dagangnya kali ini. Juga pesyaratan yang harus dipenuhi dengan seseorang yang telah menangkapnya dalam sebuah taman karena mengambil setangkai mawar.
Tetapi diluar dugaan sang ayah, putri bungsunya ini bersedia menolong ayahnya dengan iklas untuk menjadi pelayan seorang yang berwajah buruk rupa tersebut. Akhirnya, sang pedagang itu kembali dengan membawa anak bungsu ke kastil sang buruk rupa.
Tidak disangka dan tidak diduga betapa cantiknya anak sang saudagar kain ini, pikir si buruk rupa ketika bertemu untuk pertama kalinya dengan Bella.
Tetapi Sang putri bungsu yang baik ini diperlakukan dengan sopan dan baik sekali, bukannya dijadikan pelayan oleh sang buruk rupa. Bella selalu dibelikan makanan yang enak-enak dan selalu dibelikan baju yang sangat indah-indah. Bak seorang putri raja saja dengan baju yang dipakai sang putri bungsu yang memang sudah cantik ini.
Karena kebaikan dan perhatian yang diberikan sang buruk rupa begitu tulus kepada sang putri bungsu Bella, akhirnya mereka berdua saling jatuh cinta. Dan yang menjadi hobi mereka adalah sama-sama merawat bunga mawar, bunga kesukaan mereka berdua. Mereka berdua banyak menghabiskan waktunya ditaman bunga mawar sambil memupuk cinta mereka yang mulai tumbuh bersemi.
Tidak terasa waktu berjalan terus, sudah berbulan-bulan Bella jauh dari keluarganya. Sang putri bungsu pun merasa kangen dan ingin bertemu mereka semua disana, maka Bella memohon izin untuk bertemu dengan keluarganya di rumah.
Sang buruk rupa memberikan izin itu dengan syarat, "Kamu boleh bertemu keluaragamu hanya dalam waktu satu minggu." Sebab kalau sang Bella tidak kembali lagi dalam satu minggu sang buruk rupa akan mati karena rindu.
Sang putri bungsupun menyanggupi syarat yang berikan sang buruk rupa bahwa dia akan kembali lagi satu minggu ke depan.
Sampai dirumah yang selama ini membesarkannya, Bella terlihat lebih menarik lagi dari yang dulu ketika masih ada dirumah.
Dia bercerita panjang lebar tentang kebaikan yang diterimanya selama tinggal ditempat itu, semua kebutuhan hidupnya selalu diperhatikan sang buruk rupa. Ketika mendengar cerita adiknya itu kedua kakaknya ini menjadi iri. Dibuatlah rencana agar sang adik tidak kembali lagi ke kastil pada waktu yang telah dijanjikan adiknya itu.
Tepat tujuh hari sang Bella telah berada dirumah bersama keluarganya tercinta. Bella telah bersiap-siap akan berangkat lagi pulang ke kastil sang buruk rupa. Tetapi kedua kakaknya memeluk sang adiknya agar sehari lagi tinggal berama mereka dengan alasan mereka masih sangat rindu dengan pertemuan ini. Yang pada akhirnya sang putri bungsupun setuju dengan usul kakak-kakak tersebut tanpa ada rasa curiga degan niat jahat kedua kakaknya itu.
Barulah besok paginya sang putri bungsu berangkat kembali kerumah sang buruk rupa. Sesampainya dirumah sang buruk rupa Bella mencari tuannya di dalam rumah tidak ada, mungkin di taman pikirnya. Betapa kagetnya melihat tuannya tergeletak diatas rumput taman mawar dengan kondisi yang sangat lemas sekali. "Aku sangat kecewa dengan janjimu yang tidak tepat," dengan suara yang sangat lemas sang buruk rupa berujar.
"Maafkan hamba, bukan bermaksud tidak menepati janji syarat yang tuan ajukan, tetapi kedua kakak-kakak hamba meminta waktu satu hari lagi, mereka sangat rindu kepada hamba."
"Hamba sangat mencintaimu dengan segenap jiwa raga hamba tuan," tuan harus kuat hamba akan memanggil tabib atau orang pintar untuk mengobati tuan.
Sambil meneteskan air matanya Bella memeluk tuannya yang sangat dia sayangi itu, dan air mata itu menetes di pipi sang buruk rupa yang berada dalam pelukan eratnya.
Satu tetesan air mata cinta sang putri bungsu telah merubah sang buruk rupa menjadi sang pengeran yang tampan, yang selama ini terkena kutukan sang peri yang sangat jahat sekali.
Kutukan telah sirna hilang tak berbekas dan sang pengeran tampan itupun meminang langsung sang putri bungsu untuk dijadikan istrinya.
Akhir cerita dongeng ini sang putri bungsu yang baik hati Bella menjadi istri seorang Pangeran tampan serta hidup bahagia.
Salam,
oleh: mamang
edit: n3m0
0 comments:
Post a Comment