Courtesy of novikemon.blogspot.com |
Dalam perjalanan itu seekor lalat mendekatinya dan hinggap melekat diatas punggung sang unta yang sedang berjalan itu.
Sang unta tidak tahu ada seekor lalat yang ikut serta diatas punggungnya, unta yang tinggi sementara sang lalat melihat jalan yang begitu jauh dari atas punggu sang unta.
Sang lalatpun berkhayal seakan dia bagaikan seorang sang Ratu agung yang sedang menempuh perjalanan menuju kemewahan.
Setelah seharian menempuh perjalanan yang sangat melelahkan, berhentilah sang unta dan majikannya di sebuah penginapan.
Dibawalah sang unta iu kesebuah kandang penitipan unta, lalu sang majikan itupun menurunkan muatan dari punggung sang unta tersebut. Ketika baru menurunkan itulah sang lalatpun terbang berputar mengelilingi dari wajah sang unta.
Sang unta hanya berpikir bahwa sang lalat itu adalah seekor lalat tuan rumah yang berasal dari kandang tersebut.
"Dasar sang lalat yang tidak punya sopan santun!, tapi aku harus tetap bersikap ramah kepadanya karena aku seorang tamu." Itulah yang terlintas dalam pikiran sang unta.
"Hai," sang lalat menyapanya dengan sangat sopan sekali.
"Saya hanya mau bilang terima kasih sekali atas tumpangannya selama dalam perjalanan menuju tempat ini."
Sang unta pun sangat terkejut mendengar apa yang barusan diucapkan sang lalat tersebut, tetapi untuk menutupi rasa keterkejutannya, sang unta akhirnya meraih beberapa jerami untuk dimakannya.
Sang lalat merasa tidak enak akan sikap sang unta yang hanya diam saja, mungkin sang unta sangat marah padanya.
"Aku melihat kamu sangat lelah sekali membawaku ikut dipunggumu. Aku minta maaf ya telah merepotkanmu selama dalam perjalanan tadi"
"ya sudahlah akupun tidak merasakan apa-apa ketika kamu berada diatas pungguku tadi." sambil acuh-acuh saja sang unta asyik memakan jerami didepannya.
Dengan tidak mengeluarkan sepatah katapun sang lalat berlalu dari situ," sepertinya aku merasa sangat diacuhkan dan tidak diperlukan sekali kehadirannya"
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment